Chapter 22 : Alice dan Alexander ( Bagian 1 )

64 7 9
                                    

"Huaahm!"

Aku menguap dengan mulut yang terbuka lebar layaknya kuda nil. Lalu aku menatap sekeliling.

Di dalam tempat tinggalku tidak ada yang berubah. Tapi, entah kenapa aku merasa ada yang kurang dari pagi hari yang cerah ini. Tampak lebih sepi dari biasanya.

Aku bangkit menuju sungai untuk membersihkan diri. Lalu berkemas mempersiapkan diri seperti biasa. Kurang ramai. Canda tawa saat dua tahun yang lalu sudah tiada. Tidak ada lagi yang memanggil namaku didepan hutan. Aku merasa kesepian.

"Alice!"

Aku sangat terkejut dengan apa yang kudengar barusan. Aku menganggap suara yang kudengar barusan hanya ilusinasi.

"Alice!"

Suara itu muncul lagi. Asalnya dari depan hutan. Entah kenapa, aku sangat bersemangat ketika suara itu terdengar. Setelah memakai tudungku, aku segera berlari ke arah sumber suara. Aku tidak mendengar namaku dipanggil selama dua tahun. Tetapi, kini ada yang memanggilnya.

"Alice!"

Sumber suara semakin dekat. Aju juga semakin dekat dengan luar hutan. Dan aku menemukan mereka disana.

"Alex? Aletha?" Tanyaku bingung.

Tepat dihadapanku tengah berdiri Alex dan Aletha. Walau mereka berpakaian cukup aneh. Mereka berdua menggunakan tudung sama sepertiku. Seakan tidak ingin ada orang yang mengetahui identitas mereka.

Alex tersenyum begitu melihat kedatanganku. Sedangkan Aletha, dia tengah bersandar di salah satu batang pohon sambil membaca buku kecil di tangan kanannya.

"Kami ingin mengajakmu pergi ke tebing yang kau ceritakan kemarin," Ucap Alex penuh semangat.

Padahal baru kemarin mereka bertemu denganku. Tapi, mereka sudah sampai seperti ini. Apa mereka sama sekali tidak mencurigaiku?
Aku lalu mengalihkan pandanganku ke arah Aletha yang masih sibuk dengan bukunya. Aletha yang menyadari tatapanku, menutup bukunya.

"Tentu saja aku ikut. Sudah tugasku untuk melindungimu. Cepat pakai tudungmu. Kami juga akan memakai tudung," Ucap Aletha sambil menutupi kepalanya dengan tudung yang sedari tadi dipakainya.

Aku baru sadar kalau Aletha dan Alex memakai tudung sedari tadi. Aku lalu tersenyum melihat mereka berdua. Entah kenapa, aku merasa kalau situasi ini tampak aneh bagiku. Belum pernah ada orang yang mempercayaiku semudah ini selain Rizkiya dan ibuku. 

"Hei, kenapa kalian dengan mudahnya mempercayaiku?"
Aku sangat penasaran hingga tanpa sadar aku mengucapkan kalimat itu.

"Apa maksudmu?" Tanya Alex bingung.

"Bisa saja aku hanya memanfaatkan kalian kan?"

Alex hanya diam. Dari raut wajahnya ia tampak kebingungan. Tapi, Aletha mulai bergerak. Ia berdiri dan menatapku.

"Tidak ada yang bisa kupercaya selain ibuku dan Rizkiya' - Apa kau sedang memikirkan itu?"

Aku terkejut dengan kata-kata yang dilontarkan Aletha. Kenapa dia bisa tahu hal itu?

"Berhentilah menganggap kalau kau sendirian. Kami disini untuk membantumu. Jadi, jangan sia-siakan bantuan yang kami berikan," Ucap Aletha seraya memutar tubuhnya ke arah luar hutan dan mulai berjalan. "Ayo kita pergi."

Aku hanya tersenyum menanggapi jawaban yang diberikan Aletha. Ekspresinya, ia mengatakannya dengan tegas. Aku merasa apa yang dikatakannya berasal dari pengalaman yang ia lalui.

"Alice! Ayo," Panggil Alex yang mulai menyusul Aletha.

Aku hanya bisa kembali tersenyum dan menyusul mereka berdua. Dunia itu dipenuhi dengan kejutan yang tak terduga ya.

The Wolf & Prince - Tale of Two World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang