Chapter 30 : Strategi

14 1 1
                                    

Di hari yang sama dengan terbangunnya Alice, mereka bertiga sibuk menyiapkan strategi.

"Awan bintang itu hanya bertahan selama dua hari, yaitu besok dan lusa. Tapi, mengingat keadaanmu yang belum sepenuhnya pulih, aku dan Alex memutuskan untuk memilih lusa," Ucap Aletha menjelaskan rencananya sambil menggelar peta yang telah ia bawa dari rumah.

Mereka bertiga sibuk dengan penyusunan rencana ini. Terkadang mereka berdebat, tapi, berkat debat itulah mereka berhasil mendapatkan cara dan strategi teraman untuk pergi ke tebing Claymore tanpa diketahui siapapun.

Awalnya seperti itu, sampai Alex merasakan ada sesuatu yang tidak beres di lingkungan sekitarnya, tepatnya ketika ia berada di kerajaan. Seolah seluruh mata disana memperhatikan setiap gerak-geriknya. Namun, ia tak begitu memperdulikannya.

***

Seperti biasa, Alex terbangun sangat pagi sekali. Matahari belum sepenuhnya terbit. Sunyi, sama sekali tidak terdengar kokokan ayam. Biasanya, di keadaan seperti ini, ia akan berjalan-jalan di taman atau semacamnya untuk mengusir rasa bosannya.

Ia mengedarkan padangannya ke arah langit dari luar jendela. Karena ini hari pertama munculnya kunci portal antar dunia yang tak lain adalah awan bintang.

Namun, ketika ia melewati kamar milik ayahnya, ia tak sengaja mendengar percakapan ayahnya dengan seseorang. Sebenarnya ia tidak bermaksud mencuri dengar. Tetapi, ia menjadi makin penasaran ketika mendengar kata 'masyarakat penghuni dunia kedua'.

Dia mendengarkannya dengan seksama. Dia juga berpikiran kalau ini sedikit aneh. Kenapa ayahnya berbicara dengan seseorang di saat keadaan seperti ini? Tampak sekali mereka tidak ingin pertemuan mereka di ketahui oleh orang lain.

Yap. Kecurigaan Alex terhadap ayahnya tidak salah. Mereka sedang membicarakan temannya, Alice Ercilia. Walaupun Alex tidak mendengar mereka berdua mengucapkan nama lengkap temannya itu, Alex sudah tahu siapa yang mereka maksud.

Dari pembicaraan yang Alex dengar. Dia dapat menyimpulkan bahwa mereka sudah mengetahui semua rencana Alex beserta Aletha untuk membawa pulang Alice. Yang lebih membuat Alex terkejut adalah pihak kerajaan akan menggagalkan rencana mereka dan menangkap Alice.

Tanpa perlu mendengarkan sepenuhnya percakapan itu, Alex sudah tahu kemana akan mengarah pembicaraan ini. Ya, perang. Ia tak mau mendengarkan lebih lama lagi. Alex sama sekali tidak mengerti apapun tentang perang dan ia tidak akan pernah mau mengerti. Karena peranglah yang telah merebut kakaknya.

Alex berlari secepat mungkin kembali ke ruangannya tanpa diketahui siapapun. Ia harus memikirkan strateginya dari awal. Aletha maupun Alice sama sekali tidak tahu tentang perubahan ini. Ia menduga pasti keduanya akan terkejut.

' Tidak ada pilihan lain selain pergi hari ini! '

Itulah yang dipikirkan Alex akhirnya setelah berkali-kali mencari jalan keluar. Ia mendekati sebuah sangkar burung yang baru-baru ini dipasang di dalam kamarnya. Alex lalu membuka pintu sangkar itu dan mempersilahkan si penghuni sangkar untuk hinggap di tangan kanannya.

Alex memasang sebuah gulungan kertas di salah satu kaki burung itu lalu membisikkan sesuatu pada burung itu.

"Tolong antarkan ini kepada Aletha Iliana Lycoris."

Lalu Alex melepaskan burung itu lewat jendela. Gulungan kertas itu adalah sebuah surat yang ditulis Alex kepada Aletha mengenai informasi yang ia dengar dan pengubahan strategi. Ia yakin kepada peliharaannya akan mengantarkannya tepat kepada Aletha.

Sekarang tinggal menunggu pagi datang. Ia harus bersikap senormal mungkin agar tidak mencurigakan dan pergi di jam normal dan segera menjalankan misi. Tidak perlu menunggu lama hingga pagi datang, karena waktunya ia isi dengan menyusun rencana baru.

The Wolf & Prince - Tale of Two World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang