Sebelas pria terlihat berdiri di hadapannya sambil memamerkan senyuman yang kelewat manis yang mampu membuat siapa saja terlena akan ketampanan dan visual.
"Eunbi-ya, ini untukmu." Pria dengan eye-cat memberikan buket bunga untuknya.
Satu pria yang sangat jangkung datang berlutut lantas mengulurkan tangannya dengan sebuah benda di tangan. "Ini cokelat untukmu."
Baru saja Eunbi akan mengambilnya, pria berwajah kelewat kecil malah merebutnya dan berucap. "Kau tidak boleh memakannya. Aku tidak ingin kau sampai gendut."
Guanlin yang memberi coklat tadi lantas mencibir. "Kau ada masalah denganku? Kenapa kau malah merebutnya? Aku memberi coklat itu agar Eunbi lebih manis, tahu."
"Sudah, jangan bertengkar. Apa kalian tidak tahu? Tanpa coklat itu pun Eunbi sudah sangat manis." Pria lainnya mengintrupsi. Dia adalah Minhyun, pria yang katanya sangat mirip dengan Park Seojoon
"Berhenti berdebat hanya karena masalah sepele." Sang Leader bersuara. "Eunbi-ya, aku mewakili mereka untuk meminta maaf. Kau tahu kan, hanya aku yang mengerti perasaanmu."
Dikelilingi pria tampan selalu berhasil membuat hati berdebar. Terlebih jika pandangan mereka hanya tertuju padamu. Eunbi benar-benar tidak bisa menyembunyikan senyumnya.
Eunbi merasa seseorang meraih pergelangan tangannya, menariknya menjauh dari kerumunan dan berhenti tepat di depan dada pria yang menariknya. Ia dapat melihat pria itu mengerucutkan bibirnya. "Aku tidak suka kau dekat dengan mereka. Membuatku cemburu saja."
Dia adalah Jihoon. Pria yang merupakan tipe ideal Eunbi. Ia dapat melihat Jihoon perlahan mendekatkan wajahnya, memiringkan saat jarak mereka sudah terpaut oleh beberapa senti hingga Eunbi merasakan permukaan bibirnya tersentuh. Memberikan rasa yang dingin dan juga sedikit pedas? Tunggu sebentar mengapa rasanya seperti ini? Apakah sebuah ciuman memang harus sepedas ini.
Eunbi lantas membuka matanya. Melihat bibirnya yang tertutup oleh kimchi pedas buatan ibunya. Dengan segera ia menyingkirkan kimchi itu dan melihat ibunya yang sedang memegang setoples kimchi yang masih segar.
"Mama." Eunbi merengek. Mamanya baru saja membangunkannya dari mimpi yang kelewat indah.
"Kau pikir ini sudah jam berapa? Cepat bersiap agar kau tidak terlambat." Mama menarik selimut yang membalut tubuh putrinya lalu melipat dengan rapi.
Tanpa mengatakan sepatah kata pun, gadis itu beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap.
Meski hanya sebuah mimpi, rasanya masih tetap menyenangkan dan mendebarkan.
***
"Hei perempuan cupu."
Gadis dengan rambut panjang gelombang dengan warna blonde menghampiri, diikuti dengan seorang gadis yang sekarang berada disebelahnya. Tepat saat ia sudah berada di depan, buku yang dipegang ia lemparkan ke meja Eunbi.
"Maaf tapi aku masih punya banyak tugas." Eunbi kembali mengerjakan tugas yg di berikan Miss. Jum.
"Kami akan membayarmu berapa pun yang kau inginkan." Hyeri mengeluarkan dompet dari tasnya namun hal itu tidak dapat menggerakan Eunbi untuk menuruti permintaan dua gadis itu hingga membuat keduanya murka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Lucky Fan? || WannaOne (END)
Fanfiction-WANNA ONE- Start : 2018 End : 2019