12

481 72 2
                                    

Akhirnya pengumuman hasil lomba tari dan seperti dugaan, kelas XI IPA 1 mendapat juara 1

Semua pria tak henti-hentinya mendekati eun bi yang membuat jihoon cemburu. Namun jihoon tak berani mendekati eun bi.

Ingin rasanya jihoon mengusir semua pria itu dan permohonannya akhirnya terkabul namun bukan ia yang mengusirnya melainkan ong.

"Terima kasih"kata eun bi

"Sama-sama tuan putri"kata ong

Perkataan ong kini membuat jihoon memanas. Seandainya ong bukan temannya...sudah pasti ia akan memukulnya habis-habisan.

"Kamu sangat cantik dengan pakaian itu"kata jihoon yang sengaja membuang muka karena pipinya yang kini merona

"Terima kasih atas pujiannya"kata eun bi

Kang Daniel pun datang....

"Basket akan segera di mulai"kata kang daniel

"Kalau begitu kami pergi dulu"kata jihoon

"Iya"

Saat mereka sudah pergi. Jihoon kembali menemui eun bi.

"Eunbi!!!!"

Eun bi pun berbalik"kenapa kamu kembali?"

"Jangan lupa melihat pertandingan kami"kata jihoon yang mengatur nafasnya.

"Pasti"Kata eun bi di sertai dengan senyumannya

Melihat senyuman eun bi....jantung jihoon rasanya ingin copot. Untuk menghindari tatapan dari eun bi, ia segera pergi. Namun saat ia berlari mengejar teman-temannya ia tak bisa berhenti tersenyum memikirkan senyuman itu. Ia bahkan melompat-lompat kegirangan.

****

Eun bi POV

Pertandingan pun dimulai...

Wahhhh...aku sangat senang melihatnya yang kini sedang bermain basket melawan tim lain. Semua wanita ini sedang menyoraki tim kami walaupun kami sedang melawan kelas mereka.

Aku melihat somi memandangku sinis dan setiap kali aku melihatnya, ia membuang muka kepadaku. Aku tidak tau kenapa ia berperilaku begitu hanya kepadaku.

Saat ku lihat tim kami memenangkan perlombaan ini, aku langsung pergi menghampiri mereka berniat untuk memberikan minuman dingin yang sekarang ku pegang ini untuk menyegarkan diri.

"Ini untukmu"

"Wahhh...terima kasih"kata jihoon sambil tersenyum namun aku tak tau kenapa senyumnya kini pudar bahkan ia membuang muka padaku

"Kalian sudah bekerja keras"kataku yang membagikan semua minuman ini.

Setelah ku bagikan, somi langsung menarikku pergi. Aku ingin menanyakan hal ini kepadanya tapi melihat somi yang menurutku sedang emosi, aku membatalkan niatku.

Ia langsung melemparku ke dinding.

"Ada apa denganmu?"tanyaku kepada somi yang melemparku ke dinding tanpa sebab.

"Kamu bertanya kenapa? Apa kamu tidak sadar,hah?"kata somi

"Apa maksudmu?"tanyaku yang masih binggung dengan pertanyaannya.

"Kau sangat pintar bersandiwara yah. Hebat....sangat hebat"kata somi sambil bertepuk tangan. Lalu melanjutkan"gara-gara kamu hana dan hani, sahabatku sendiri mulai menjauh dariku. Dan satu hal lagi. Aku selalu berusaha dekat dengan jihoon tapi setiap kali aku mencoba....ia tidak pernah sadar akan perasaanku. Dia juga tidak pernah membelaku setiap kali aku dan kau punya masalah malahan kamu yang selalu dibela olehnya"

"Aku tidak...."

"Tidak apa, hah? kamu tidak pernah tau bagaimana perasaanku. Aku bahkan membuat jihoon putus dengan hani hanya karena apa?........hanya karena ingin menjadi miliknya" kata somi yang menodorkan pisau ke arahku.

"Apa....yang kau lakukan?"tanyaku yang mulai gemetaran

"Aku akan menyingkirkanmu dari jihoon bahkan dari dunia ini" kata somi.

Ia pun mendekat ke arahku. Saat itu juga aku hanya merasa ketakutan dan tak tau harus berbuat apa. Ia langsung melontarkan pisau itu. Dan saat itu pula Aku mendengar suara tusukan namun bukan kepadaku melainkan....

"Jihoon!!!!"

"Aku akan......selalu.....melindungi kemana pun...kau pergi"setelah jihoon mengatakan hal itu. Ia langsung pingsang dan tak sadarkan diri.

Aku melihat ada darah di perutnya bahkan pisau itu masih tertancap di perutnya.

"Apa yang kau lakukan? Cepat panggil ambulans"teriakku

Somi pun berlari dan langsung pergi.

"Bertahanlah....kumohon bertahanlah"kataku
Sambil mencoba menghentikan pendarahannya.

Aku ingin mencabut pisau itu walaupun sebenarnya takut tapi aku memberanikan diri untuk mencabut pisau itu.

Setelah berpikir panjang aku pun memegang pisau itu dan langsung mencabutnya dari perut jihoon

****

Saat ini aku dan member wanna one yang lain sedang menunggu hasil dari dokter.

Setelah beberapa jam akhirnya dokter pun keluar dari ruangan UGD

"Bagaimana dengan kondisinya?"tanyaku.

"Lukanya tidak terlalu dalam. Untung pisau itu cepat dicabut jika tidak....ini akan berakibat fatal karena akan terinfeksi"

"Syukurlah"kata Kang Daniel.

"Apa kami bisa melihatnya?"

"Dia masih perlu istirahat" kata dokter yang langsung meninggalkan kami.

"Bagaimana ini bisa terjadi?"tanya sung woon kepadaku

Aku berpikir harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apa aku harus katakan kejadian yang sebenarnya? Tapi aku tidak tega melihat somi.

"Kenapa kau hanya melamun"tanya ong

"Heh....Ceritanya panjang"kataku.

Tak lama kemudian....aku melihat polisi yang berjalan ke arah kami.

Polisi ini langsung memborgolku.

"Ada apa ini?"tanya minhyun

"Dia di tahan atas kasus pencobaan  pembunuhan jihoon"kata polisi itu

Semua member wanna one terkejut mendengar pernyataan polisi itu.

"Tidak aku tidak pernah melakukan hal itu...tidak pernah"kataku yang membela diri.

"Ini tidak benar"kata jisung

"Pasti ada kekeliruan"kata jinyoung

"Bagaimana bapak menahan saya tanpa adanya bukti?"kataku

"Kami menemukan sidik jari anda di pisau ini"kata polisi itu.

Aku melihat member wanna one mulai terdiam dan tak  lagi membelaku saat polisi ini menyeretku pergi.

Aku tau memang aku pernah memegang pisau itu tapi....aku hanya ingin menyelamatkan jihoon. Aku heran,  kenapa aku yang di tangkap? Apakah mereka tidak menemukan sidik jari somi?

~~~

Pendek dulu guys...

Maaf kalau ada kata yang salah..

Jangan lupa di vote yah..

Oh iya, follow ig ku @putrirdha

Tunggu chapter selanjutnya...

Am I a Lucky Fan? || WannaOne (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang