Flashback
"Hahahaha.....kau akan mati"
Dia berjalan dengan menggunakan pakaian serba hitam dan berniat pergi dari sana secepatnya agar tak ada seorang pun yang melihatnya bahkan mencurigainya.
"...Somi!"
Dia seketika berbalik ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Saat telah berhadapan langsung, dia berusaha menutupi wajahnya.
"A-aku tau itu K-kau"
****
"Kenapa kau melakukan hal ini kepadaku? Apa begitu bencinya kau kepadaku?"Eun bi menyentuh lengannya yang berdarah akibat serpihan kaca yang mengenainya saat dia berusaha untuk keluar.
"IYA. AKU SANGAT MEMBENCIMU..." terdapat jeda di perkataannya"kau lihat apa yang bisa ku lakukan? Aku bisa membunuh seseorang yang menghalangiku"
"Somi..."
"Sebaiknya kau tidak mendekatinya jika aku tak bisa menjadi miliknya maka....."Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Eun bi dan berbisik"Aku bisa saja membunuhnya"
Eun bi seketika terdiam mendengar perkataan yang begitu menyakitkan hingga membuat dadanya makin sesak terlebih lagi saat ancaman yang ditujukannya berkaitan dengan orang yang dicintainya.
Dia tidak akan membiarkan seseorang yang berniat jahat menyakiti bahkan menyentuhnya sekalipun. Walaupun cinta harus dipertaruhkan.
"Baiklah. Aku akan menjauhinya tapi jika terjadi sesuatu padanya, aku tidak akan tinggal diam"Ucap Eun bi
Mendengar hal itu membuat Somi tersenyum lebar bahkan tertawa sekencang-kencangnya. Dia telah berhasil membuat Eun bi jatuh ke dalam perangkapnya. Tidak sia-sia dia melakukan semua ini bahkan membayar banyak hanya untuk terbebas dari sel.
"Ok. Kalau begitu, Aku akan membuat pemakaman palsu untukmu agar semua orang tidak mencarimu dan menganggapmu telah meninggal"Ucap Somi dengan Senyuman lebarnya.
****
"TIDAK!!!!!!!! Kenapa kau meninggalkanku? bukankah kau berjanji akan datang?"
"Jihoon"
"JANGAN MENYENTUHKU"teriak jihoon ke jisung...
Dikejauhan, Eun bi bisa melihat kesedihan yang mendalam di raut wajah jihoon. Seandainya bisa...seandainya bisa ia menghampirinya dan berkata"itu bukan aku" mungkin ini tidak akan terjadi. Namun semua ini dilakukannya hanya untuk membuat jihoon merasa aman.
Dengan menjauhnya dirinya, jihoon bisa hidup dengan nyaman tanpa terjerat masalah karenanya. Jika dia tetap berada di sisi nya, dia malah akan membahayakan nyawa jihoon.
"Mianhae jihoon-ah..."
****
Eun bi berjalan dengan tatapan kosong tanpa memiliki tujuan. Tak ada teman maupun kerabat yang dipunyainya kecuali member wanna one. Dia tak bisa kembali ke rumahnya walaupun dia ingin karena takut jihoon akan menemukannya.
Dia hanya wanita sebatang kara hingga saat Dia bertemu dengan seorang wanita. Wanita itu tak punya suami dan anak. Suaminya telah meninggal karena kecelakan 2 tahun yang lalu. Wanita itu tak sengaja ditolongnya ketika seseorang mencoba membunuhnya. Karena merasa bersyukur dia mengadopsinya. Wanita itu memanjakannya, merawatnya dengan baik bahkan membelikan banyak pakaian untuknya dan saat itulah Eun bi kembali mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu.
"Ada yang ingin Ibu bicarakan"Ibu membahas suatu hal yang penting
"Teman ibu mencari jodoh untuk anaknya dan ibu memberitahu bahwa kau cocok untuknya"
"Terserah Ibu. Kalau itu yang terbaik untukku, akan ku lakukan"Eun bi hanya mengiyakan. Dia akan menuruti semua perkataan ibu yang telah menganggapnya sebaik anaknya
"Pria itu cocok denganmu"Ibu menjelaskan ciri-ciri bahkan hal-hal mengenai pria itu dan Eun bi hanya menyimak
****
Eun bi pov
Aku telah bersiap untuk pergi. Kami akan pergi ke rumah teman Ibu untuk mempertemukanku dengan pria yang selalu diceritakannya.
Aku membuka kacamata dan membiarkan rambutku terurai. Aku bahkan mengubah penampilanku dari kepala hingga ke ujung kaki agar tak ada seorang pun yang dapat mengenalku.
Sekarang, kami berada di dalam mobil dan diantar oleh supir pribadi mama. Aku masih penasaran dengan pria yang selalu dibicarakan ibu bahkan dibanggakannya.
Kami telah tiba. Rumahnya sangat besar. Cat putih yang mendominasi menambah keindahan rumah ini. Ibu memang termasuk orang yang kaya bahkan memiliki banyak saham. Tak heran jika teman-teman ibujuga termasuk orang-orang yang terhormat.
Saat berada di depan pintu, aku agak gugup menantikan pintu ini terbuka.
"Daniel cepat turun"
Daniel? Mungkin telingaku dalam keadaan tidak baik hingga mendengar nama yang tak asing. Tunggu dulu, nama Daniel bukan hanya satu didunia ini kenapa aku malah memikirkan daniel itu dia?
"Ma, aku lupa mengambil sesuatu di mobil"aku segera kembali ke mobil dan mengambilnya. Aku ini benar-benar ceroboh.
Setelah mengambilnya, aku masuk ke dalam rumah dan tak percaya dengan ku lihat ini. Dia benar daniel. Maksudku Kang Daniel wanna one. Apa aku akan dijodohkan dengannya?
Aku melihat dia mulai menatapku dengan tatapan tak percaya. Agar tidak membuatnya curiga, aku langsung menghampiri mereka dan mencairkan suasana. Aku bahkan memberitauinya bahwa aku sangat ingin melihat kamarnya. Aku benar-benar tak seperti diriku sendiri.~~~
Akhirnya update juga
Ku harap kalian suka dengan chapter kali iniTunggu chapter selanjutnya chingu....