25

344 48 0
                                    

Daniel Pov

"Kamu terlihat cantik hari ini"

Dia hanya tersenyum menanggapi perkataanku dan meminum mocacino miliknya

Berkencan dengan Kara  adalah hal terbaik bagiku namun....

"Hai bro, lama tak jumpa. Wah ini calon istrimu? Daebak. Dia sangat sexy"

Seseorang menghampiri kami dengan senyuman yang terlukis di wajahnya. Yah, Woojin merusak moodku hari ini. Aku hanya ingin berduaan dengan kara namun si pembuat onar ini menemuiku bersama dengan istri dan kedua anaknya.

"Mama!!! Papa menggoda wanita lagi"

Anak woojin yang masih berusia 5 tahun  berlari kecil menghampiri mamanya  dan melaporkan kelakuan ayahnya

"Sebentar lagi dia bukan Papamu"

"Kenapa kau selalu mengatakan hal itu? Bagaimana nanti perasaan Ji Ah yang hidup tanpa ayahnya?"Woojin merengek.

Aku dan kara hanya memperhatikan mereka tanpa ikut campur sedikit pun.

"Jangan membicarakan masalah keluargamu disini"Aku memelankan suaraku namun maksudku adalah menyindir mereka.

Aku melihat Ji Ah memperhatikan dan menatapku.

"Papa bilang paman daniel jelek dan papa yang tertampan di wanna one"

"Cute" Kara mencubit pipi cuby Ji Ah.

Aku menatap sinis Woojin namun dia mengalihkan pandangannya dariku. Apa yang selama ini diajarkan woojin kepada putrinya.

"Paman daniel  suka mengupil?"Tanya Ji Ah dengan wajah polosnya.

"Siapa yang mengatakan hal itu?"

"Papa"

aku mencoba menahan amarahku namun aku sudah tidak tahan lagi.

"Woojin, kita harus bicara"

Aku beranjak dari tempat dudukku namun dia telah berlari pergi untuk menutupi kesalahannya. Kenapa dia menghinaku di depan putrinya sendiri.

"Maafkan anakku  yang telah menghina calon suamimu. Itu semua karena ulah papanya"Istri woojin mewakili permohonan maaf untuk woojin

"Tidak apa-apa. Dia ini sangat menggemaskan"Kara tak henti-hentinya mencubit pipi Ji Ah

****

Author Pov

"...Apa yang sedang kau kerjakan?"

Kara menatap langit-langit kamarnya. Siang malam, wajah jihoon terus terbayang dipikirannya. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya dan hanya dapat memasang topeng dihadapan dunia.

Pergi berkencan, terus tersenyum, dan berpura-pura baik-baik saja. Hanya itu  yang terus dia lakukan. Ingin rasanya mengatakan permasalahannya dengan seseorang. Seseorang yang dapat mengerti perasaannya dan meminjamkan bahunya.

Kara berjalan menuju jendela kamarnya dan mendapati seseorang yang sedang memperhatikan gerak-geriknya.

"Dia masih mengintaiku rupanya"

~~~

Mian telat update dan pas update chapternya kependekan.

Aku lagi banyak kerjaan jadi nggak punya waktu buat nulis

Tapi aku akan berusaha terus melanjutkan ceritaku ini

Jadi tunggu yah chingu....

Am I a Lucky Fan? || WannaOne (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang