03

824 94 4
                                    

Perlahan Eunbi membuka matanya. Kasur yang ditempati kini dikelilingi oleh para pria tampan yang mengkhawatirkannya. Para member Wanna One sejak tadi menunggu hingga Eunbi sadar.

"Maaf merepotkan." Eunbi memaksakan untuk duduk saat melihat semua member memperhatikannya.

"Tidak apa-apa," ujar Jihoon sambil menodorkan segelas air untuk Eunbi.

"Kacamataku." Eunbi meraba meja yang tak jauh dari tempatnya. Tanpa benda itu ia tidak bisa melihat dengan jelas bahkan Eunbi tidak tahu siapa yang diajak bicara.

"Terima kasih." Eunbi berterima kasih pada Minhyun yang memberikannya kacamata miliknya.

"Ma-maaf... aku ter-lambat" Seketika penyakit gugup Eun Bi kembali.

Daniel menggeleng dengan cepat. "Tidak apa-apa."

"Kapan kita mulai belajarnya?" Tanya Daehwi dengan polosnya.

"Kau tidak lihat? Eunbi masih lemah? Daehwi-ya," Ujar jaehwan

Eunbi tersenyum tipis. "Tidak apa-apa. Aku sudah merasa baikkan. Mari kita mulai."

"Kamu benar tidak apa-apa?" Tanya jisung memastikan dan dibalas oleh anngukan mantap oleh Eunbi.

"Ayo kita mulai!"

Mereka mulai belajar bersama dengan Eunbi sebagai tutor belajar. Menjelaskan dengan penjelasan yang mudah untuk dimengerti oleh semuanya dan sesekali memberi soal untuk dijawab sekaligus sebagai tes untuk melihat seberapa pahamnya tentang materi yang Eunbi jelaskan.

Hingga saat petang tiba, Eunbi akan kembali ke rumahnya. Ia telah selesai membereskan buku dan memasukkannya ke dalam tas.

"Terima kasih untuk hari ini. Kami sangat tertolong dengan bantuanmu," ujar Kang Daniel

"Mau aku antar?" Jihoon memawarkan.

"Tidak usah nanti aku..." aku pingsan karena terlalu dekat denganmu. Eunbi melanjutkan dalam hati.

"Hey! Kenaa diam saja?" Tanya Sungwoon saat melihat Eunbi menggantungkan perkataannya.

Eunbi  tersadar dari lamuannya lalu menggeleng dengan cepat. "Aku naik bus saja. Aku tidak ingin merepotkan kalian."

"Aku akan mengantarmu hitung-hitung sebagai tanda terima kasih," ujar Jihoon

"Tidak per-" Belum  sempat gadis itu melanjutkan perkataannya, Jihoon sudah lebih dulu menarik tangannya menuju ke mobil dan membuka pintu untuk Eunbi lalu mengintruksi agar Eunbi segera naik.

Meski merasa tidak enak, akhirnya Eunbi menerima tawaran Jihoon dan masuk kedalam mobil.

Selama di perjalanan mereka hanya terdiam. Eunbi juga sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Ternyata begini rasanya jika berada dekat dengan sang idola. Astaga, sepertinya aku akan terbang ke heaven." Eunbi membatin. Seketika jantungnya memompa lebih cepat saat berada di dekat Jihoon.

"Terima kasih karena telah menolongku untuk kedua kalinya." Eunbi tersenyum. Ia memulai percakapan pertama mereka di dalan sana.

"Tidak perlu berterima kasih," ujar  Jihoon lalu melanjutkan. "Kita ini kan teman."

"Kau menganggapku sebagai teman?" tanya Eunbi. Ia masih menunggu jawaban dari jihoon

"Iya, memang kenapa?"

Seketika Eunbi menangis. Dia sangat bahagia. Ini pertama kalinya seseorang mengajaknya berteman. Biasanya orang-orang hanya mendekatinya hanya untuk memanfaatkan kepolosannya.

Am I a Lucky Fan? || WannaOne (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang