11.

190 11 1
                                    

Happy reading guys!

Bel pulang berdering lima menit yang lalu.
Namun Tama tak kunjung menampakkan dirinya di depan kelas Dita.

Ponselnya bergetar menandakan ada notifikasi.

Tama : Aku ada urusan mendadak nih, jadi gak bisa anter kamu pulang 😕

Dita : Gitu ya? Yaudah sih gpp 😊

Tama : Gpp beneran? Aku bener bener ada urusan. Atau aku balik ke sekolah lagi aja anter kamu pulang dulu baru aku kelarin urusan aku?

Dita : Eh, nggak Tam. Nggak usah, aku bisa balik sendiri kok. Kamu urus aja dulu urusan kamu. Beneran gpp.

Tama : Kamu naik taksi ajaya, nanti kalo sampe chat aku 😚😘

"Mana ada cowok yang ngebiarin ceweknya naik taksi begitu?"

Dita menoleh ke asal suara.
Dita menoleh pada Faldi yang tatapannya ke ponselnya.

Dita mengunci layar ponselnya.

"Ngapain lo ngintip ngintip?" ketus Dita.

Faldi mengendikan bahunya, ia mengulangi pertanyaannya "Mana ada cowok yang ngebiarin ceweknya naik taksi begitu?"

Lanjutnya "Sendirian juga kan"

Dita menaikkan sebelah alisnya.

"Dia ada urusan! Lagian gue cuma sekedar gebetan bukan pacarnya. Santai aja dong kalo gue bukan sepenuhnya tanggung jawabnya dia-"

Faldi memotong tanpa rasa berdosanya "Jadi gebetan aja lo di biarin balik sendiri apalagi kalo udah jadi pacar?"

Dita menatap cowok di depannya ini nyalang. Manik matanya menunjukkan bawah ia sedang marah.

"Seenggaknya dia gak ninggalin dalam artian deketin cewek lain di saat gue udah baper. Gak kaya lo!" sinisnya.

Skak mat.

Faldi bungkam. Dita meninggalkan Faldi yang diam tak bergeming di tempatnya.

Baper? Dita baper? Batin Faldi.

Ia menatap punggung Dita yang semakin lama tak terlihat saat di belokan koridor. Ujung bibirnya tertarik. Dan mungkin, ia semakin bersemangat untuk melancarkan permainan ini.

***

Dita terduduk di halte depan sekolah.
Ia mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Arrgh sial. Dia gak ngaca apa kalo dia lebih parah dari Tama yang cuma biarin gue balik sendiri?"

Ia berniat menelpon mamanya untuk menjemput.

Namun saat ia mengeluarkan ponselnya, baru saja ia hidupkan, layarnya gelap.

Ponselnya lowbat.

Dan sekarang langit mendung dan sepertinya akan turun hujan.

Lengkap sudah kesialannya hari ini.

1. Tama tidak bisa mengantarnya pulang.
2. Faldi yang tidak tahu diri.
3. Ponselnya lowbat.
4. Langit yang mendung.

Matanya yang bulat jernih mengitari sekeliling.
Dan tatapannya jatuh pada motor sport berwarna merah berhenti di depannya.
Cowok itu membuka helmnya.

Dita memalingkan wajah.

Faldi turun dari motornya menghampiri Dita, ia duduk di sebelah Dita.

Faldita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang