17.

182 7 2
                                    

Kedua cowok itu tengah saling tatap muka. 10 menit berlalu namun keduanya juga tak ada yang memulai obrolan. Di sinilah mereka, di Inacaffe.

Tama berdeham "Sorry, gue belum pernah kenal lo sebelumnya"

Cowok di depannya itupun tersenyum singkat.
"Kita emang gak saling kenal. Tapi gue tau lo"

Tama mengerutkan dahinya bingung, menunggu kalimat selanjutnya yang akan di katakan oleh cowok di depannya ini.

"Gebetan Dita. Right?"

Tama memincingkan matanya, ia mencoba mengingat-ngingat cowok di depannya ini. Namun, ia benar-benar tidak kenal siapa cowok ini.

"Apa mau lo?"
Tanya Tama tanpa basa-basi.

Arvin tersenyum singkat. Ia menjulurkan tangannya "Arvin. Arvin Yanuardana."

Tama memerima uluran tangan Arvin. "Tama. Aditama Prasetya."

Arvin mengangguk.

"Gue bukan anak sekolahan lo. Tentu aja lo gak kenal gue. Gue anak SMA Harapan, gak jauh dari sekolah lo"

"Gue paham sama lo yang sekarang berusaha deketin Dita-"

"-Gue gak suka basa basi. Langsung ke intinya, apa mau lo?"
Potong Tama cepat.

Arvin terkekeh "Santai bro, gue belum selesai."

Lanjutnya "Lo berusaha deketin Dita tapi kehalang sama keberadaan Faldi, right?"

Arvin tersenyum melihat Tama tak menjawab pertanyaannya.

"Diem gue anggep iya."

Arvin mengeluarkan satu rokok dari bungkusnya lalu memetiknya.

Ia menghembuskan asapnya "Gue punya penawaran yang gue yakin lo pasti tertarik."

Tambahnya "Kita punya maksud yang sama. Kehancuran Faldi. Gue nawarin lo buat gabung sama gue."

***

"GUE BENCI FALDI TITIK!!!!
SUMPAH YATUHAN GUE BENCI DIA!!!!!! NGAPAIN COBA AJAK GUE JALAN TAPI DIA BAWA SELLA!? GUE GARING DONG!!!!!"

Mira menutup kedua telinganya mendengar teriakan Dita barusan.
Malam ini Mira memang menginap di rumah Dita atas suruhan Dita.

Celetuk Mira menahan tawanya  "Lo ngarepnya cuma bedua doang gitu?"

Dita melirik Mira dari ujung matanya.

Iya juga ya, emang Dita berharap berduaan saja dengan Faldi?

Dita tak berhenti mencak-mencak "Gila anjir sinting argh!! Ngapain sih bawa Sella!?!? Kalo dari awal dia emang ajak Sella ya ngapain ngajak gue juga!?"

Mira tertawa "Ya supaya gebetan sama mantan gebetan akur lah hahahahaha"

Dita cemberut.
Sedetik kemudian ia langsung duduk di tengah kasur merampas majalah diet yang di baca Mira.

"Ih kok di ambil sih? Siniin gak"

Dita melempar asal majalah itu.
Mira melotot.

"Lo mau tau sesuatu?"

"Nggak."

Dita cemberut. "Ih gue seriusan,"

"Yaudah apaan?"

Dita memegang kalung berbandul F yang melingkar di lehernya "Lo tau kan kalung ini dari siapa?"

Faldita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang