13.

202 12 5
                                    

Jarum jam sudah menunjukan pukul 19.30.
Namun Dita tak kunjung keluar dari kamarnya. Ia masih memakai seragamnya. Ia merasa sangat dingin padahal ia sudah mematikan acnya.

Terdengar ketukan pintu.

Ceklek.

Dea memasuki kamar kakaknya itu, lalu ia duduk di tepi ranjang.

"Kok lo gak ganti baju sih kak?"

"Hm"

"Mama nyuruh turun. Lo belom makan kan?"

"Hm"

Dea menyingkap selimut yang menutupi badan Dita.

"Ham hem ham hem mulu dari tadi di tanya. Sariawan lo?"

"Hm"

Dea berdecak.

"Gue jadi curiga kalo lo begini,"

Dea memegang kening Dita dan seketika ia meloncat ke tengah kasur membuat Dita menghela nafas.

"ALLAHUAKBAR KAK! LO ITU DEMAM! SOK KUAT BANGET SIH MAKE DIEM MULU BUKANNYA MINTA OBAT!"

Dita memunggungi Dea "Gue mager. Heran juga lagian, tadi pagi nggak papa eh balik sekolah langsung tumbang begini"

"Lo tadi balik sama siapa emang? Kak Mata?"

"Namanya Tama. Gue balik naik angkot-"

Dea menarik bahu Dita agar menghadap padanya "Kok sinting sih tuh cowok? Dia gak tau kalo lo sakit?"

"Bodoamat tadi dia marah ke gue kayanya. Lagian manja banget kalo gue ngerengek minta di anterin ke dia"

Dea menghela nafas.

Dea jadi membayangkan betapa kejamnya gebetan kakaknya ini yang tak lain adalah Tama. "Gak ada gunanya banget sih Kak, gebetan lo itu. Bagusan juga Kak Faldi, udah ganteng, baik, perhatian lagi. Gak heran gue kalo lo susah move on dari dia walopun belum sampe ke tahap pacara-"

Dita menatap nyalang adiknya seketika Dea menghentikan kalimatnya.

"Kok lo jadi bahas dia sih?"

Seru Dea tak mau kalah "Ya emang perfect! Kalo aja Kak Faldi seumuran sama gue, gue juga mau-"

Dita memutar bola matanya "Go away!"

Dea bergidik "Idih, maennya usir usiran."

"GO AWAY, DEA!"

"Gue mau cerita deh Kak, temen gue kemarin ngusir gue besoknya dia makin gak bisa move on tuh sama mantannya. Ya kalo temen gue sih masih ada status ya. Mantan. Lah lo? Belum juga pacaran udah susah move on aja. Hebat juga ya Kak Faldi,"

Dita terduduk.
Dea tersenyum puas melihat kakaknya terpancing olehnya.

"Gue udah move on."

Dita mengatakan itu penuh dengan penekanan.

Dea hanya tersenyum.
Lalu berucap mendekati jendela kamar dan menoleh ke bawah.

"Eh tuh ada Kak Faldi ama cewek!" Serunya heboh.

Sedetik kemudian Dita langsung bangkit dari kasurnya dan mendekati jendela kamarnya. Kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan Faldi.

"Mana bego?"

Dea tidak bisa menahan tawanya.

"BBHAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA KETAUAN KAN LO KALO GAK BISA MOVE ON! NGAPAIN PAKE KEPO?!"

"Sialan,"

***

Faldi memberhentikan motornya untuk membeli bubur dan membeli obat.

Faldita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang