Evan tak bisa tak membelalakan matanya saat melihat Sella berjalan santai di koridor kelas 12 dengan mengkunyah permen karet dan tas yang masih tersampir di punggungnya.
Sampai dua langkah di depan Sella, Evan menatap Sella dari atas hingga bawah dengan tatapan meneliti. Tetapi tatapan Evan dominan menatap ke bawah. ke kaki Sella. Masih napak di lantai ternyata. dan itu membuat Evan lega karena berarti makhluk di depannya ini bukan setan. Tapi tunggu! Jika tadi Faldi berkata bahwa Sella dalam bahaya, lalu mengapa Sella berada di sini? di sekolah ini?
Sella yang di tatap seperti itu risih, lalu menggeplak kepala Evan.
"Lo apaan deh, Van? gak biasa ya, lo liat cewek cantik kaya gue?" ucap Sella percaya diri membuat Evan mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali.
"Lo gak kenapa napa, Sell?"
Sella menaikkan satu alisnya dan membuat gelembung dari permen karet yang ia kunyah itu.
Sekali tiupan, gelembung itu meletus.
duakali, masih meletus padahal belum gede banget.
tigakali Sella meniup permen itu, dan akhirnya masih gagal juga. meletus sebelum gede.
Evan yang melihat itu menatap aneh Sella.
"Ck. lo bocah banget sih, Sell! Jawab pertanyaan gue! lo gak kenapa napa?"
Sella memutar bola matanya. Ia yang mulai kesal dengan permen karetnya itu ia lepeh asal ke lantai, membuat Evan yang melihat itu geleng-geleng kepala.
"Kenapa? lo mau apa apain gue?" tanya balik Sella dengan mengedipkan sebelah matanya.
Reaksi Evan setelah mendengar itu tidak bisa di katakan cool. Reaksinya adalah : mulut yang terbuka dan mata yang tidak berkedip sama sekali.
Sella yang melihat reaksi Evan itupun tertawa nyaring "Hahahahahahahaha muka lo, Van anjir!!"
Evan mengerjapkan matanya.
Sella menepuk bahu Evan "Gue cuma becanda kali."
Sial. Hampir saja Evan akan berpaling menyukai kedipan mata Sella itu. hampir.
Tapi, tidak! ia tidak akan berpaling dari Mira, kekasihnya. Tidak akan. Sekalipun cewek cantik bohay yang menggodanya, ia tidak akan terpengaruh. Jika ia kedapatan memuji atau menatap cewek yang memang lebih cantik dari Mira, itu hanya cuci mata saja meskipun ada khilafnya sedikit. Namanya juga kaum adam.
Evan menatap serius "Gue serius, Sell. Kenapa lo baru dateng ke sekolah? kenapa hp lo gak bisa di hubungin? lo gak di apa apain sama orang asing kan?"
Sella yang di tanya seperti itu mengerutkan keningnya. lalu ia menggeleng.
"Gue gak di apa apain siapa siapa kok. Gue tadi telat, hp gue juga lowbat semalem lupa gue charger. emang kenapa, sih?"
Jawaban dari Sella itu membuat Evan berpikir keras. Jika Sella tidak di celakai oleh orang asing tadi yang menelpon Faldi, lalu untuk apa orang asing itu mengatasnamakan Sella untuk meminta Faldi datang?
Sella yang penasaran pun bertanya lebih detail pada Evan. Lalu Evan menceritakan semua yang terjadi. Tentang orang asing yang tadi menelpon Faldi dan mengancam Faldi jika Faldi tidak datang maka Sella yang di celakai. dan tentang Faldi yang sekarang pergi ke alamat yang orang asing tadi smskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faldita (On Going)
Teen FictionFaldi emang suka banget bikin Dita ngendas - ngendus kaya banteng. "Lo lupa sama kalimat lo sendiri kalo lo gak ada rasa sama gue? Bagian mana kalo gue nyakitin lo?" "LO NINGGALIN GUE!!!!" "Gue ninggalin lo yang gak ada rasa ke gue. Salah?" © 2017...