Cowok itu terdiam menerawang jendela di samping kirinya. Mengabaikan teriakan teman sekelasnya yang berisik karena guru mereka sedang ijin.
Wajah cantik Dita selalu saja mampir di pikirannya. Ia tersenyum getir. Mengingat wajah Dita membuatnya harus kembali mengingat seseorang.
Lamunannya buyar ketika gumpalan kertas mendarat di kepalanya.
Ia tersentak menoleh ke belakang ke arah temannya.
"Woy! malah bengong lo! ngapain? mikirin utang?"
Umpat cowok itu "Sialan lo!"
Terdengar kekehan dari salah satu temannya. "Ye lagian, Vin. Lo ngapain jadi sering melamun?"
Temannya yang lain ikut menimpali "Tau noh si Arvin demen banget bengong!"
Arvin hanya memutar bola matanya malas tak menjawab pertanyaan teman-temannya.
***
Sudah satu jam Sella duduk di sofa kamar inap Faldi. Namun Faldi masih saja tidak ingin berbicara kepadanya. Ia tau jelas kesalahannya.
"Udah dong, Fal marahnya. Kan niat gue baik"
Faldi tak merespon. Ia masih saja melihat video yang di posting akun gosip sekolahnya. Dimana video itu terlihat pertaruhan antara Tama dan Galuh yang menyangkutpautkan Dita sebagai taruhannya. Jelas saja Faldi marah mengetahui Dita dijadikan bahan taruhan seperti itu.
Faldi melempar ponselnya asal. "Lo dari tadi kenapa gak bilang sama gue? Lo punya hp, Sell! hubungi gue! itu gunanya lo punya hp!"
Sella mendekat "Ini yang gue takutin kalo gue bilang sama lo, Fal! Gue takut lo khawatir!"
Faldi membuang arah. Lalu tangan kirinya bergerak akan mencopot infus dan untung saja Sella bergerak cepat dengan menahan tangan Faldi.
"Lo gila, ya!?!? Gue tau lo peduli sama dia! tapi pikirin kesehatan lo, Fal! Lo jangan egois! bukannya kalo lo terlihat peduli gini lo bakal melenceng dari rencana yang lo buat sendiri, kan? Pake mikir deh lo sekali kali!" Sella lega karena ia bisa mengeluarkan apa yang selama ini ia pikirkan yang ia tahan untuk tidak di ucapkan pada Faldi. Walaupun nada bicaranya sedikit naik satu oktaf.
Faldi diam. Otaknya mencerna kata-kata yang di ucapkan Sella barusan. Ia mengeluarkan emosinya dengan meninju sisi kiri besi brankar menggunakan tangan kirinya yang tidak di infus.
umpatnya "Penyakit sialan!"
Lanjutnya "Kapan gue boleh pulang?"
Sella mengerjapkan matanya berulang kali. Masih shock dengan adegan barusan yang Faldi nonjok besi brankar.
"Eh, anu. tiga hari lagi."
***
Dita terdiam di ujung koridor yang menuju parkiran sekolah. Matanya menangkap motor sport berwarna hitam lengkap dengan pengemudinya yang tengah duduk di jok motor di depan gerbangnya.
Rupanya Arvin tidak main-main dengan tawarannya untuk menunggu Dita sepulang sekolah.
Dari arah belakang Mira berteriak dan melotot "Omaygaddd!!! siapa tuh cakep banget?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Faldita (On Going)
Teen FictionFaldi emang suka banget bikin Dita ngendas - ngendus kaya banteng. "Lo lupa sama kalimat lo sendiri kalo lo gak ada rasa sama gue? Bagian mana kalo gue nyakitin lo?" "LO NINGGALIN GUE!!!!" "Gue ninggalin lo yang gak ada rasa ke gue. Salah?" © 2017...