twenty six

2.5K 303 122
                                    

DUA PULUH ENAM

Beberapa hari menjelang Ujian nasional, yang dilakukan anak kelas dua belas di sekolah hanyalah luntang-luntung tidak jelas. Beberapa guru sudah memberi perintah agarpara siswa beristirahat di rumah saja, menyiapkan fisik serta mental agar saat hari H dapat mengerjakan soal dengan maksimal. Namun, namanya anak muda belum afdol jika tidak ngeyel. Seperti halnya Ratih dan Retta yang memilih kantin sebagai tempat "gabut" mereka.

"Kok gue perhatiin lo sekarang deket banget ya sama si Jordan."

Kalimat Retta itu langsung saja memicu semprotan jus dari mulut Ratih. Kemudian terkena kerah kemeja seragam yang dikenakan Retta. "anjir," maki Retta spontan.

"Sori sori. Habisnya elu ngagetin gue aja sih. Kalo ngomong jangan asal makanya!" kata Ratih sambil mengulurkan tissu ke sahabatnya.

"Gue itu bicara fakta ya! Kalian berdua itu udah macem permen karet. Nempel teruuuuus."

"Sembarangan lo!"

"Gak sembarangan tau. Kalian pacaran ya?!"

"Enggak! Ih Retta bisa jadi gosip tau!"

Keduanya lantas terlibat adu jambak-jambakan. Rambut lurus Ratih juga Retta seketika berubah jadi seperti surai singa. Atau persis seperti rambut mbak-mbak iklan shampoo sebelum menggunakan produk yang diiklanin. Suasana kantin sekolah yang ramai penuh orang tak dihiraukan keduanya.

"Stop, Ret! Ampun!" Ratih mengangkat dua tangannya tanda menyerah. Dalam urusan jambak-menjambak serta perkelahian antar cewek begitu Retta memang jagonya.

Retta terlihat menyeringai kemenangan. Ia menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan, mengembalikan rambut lurusnya seperti semula. Setelah rambutnya kembali lurus dan badai, gadis itu menyeruput lagi jus stroberi yang tadi dipesan. Retta melirik sejenak pada Ratih yang sedang melamun, menimbang-nimbang sejenak, akhirnya Retta beranikan diri menyenggol Ratih. "Btw, mau tau sesuatu gak?"

Ratih menaikkan sebelah alis. "Apaan?"

Retta mengambil sebuah kartu dari dalam tasnya. Gadis itu mengulurkan pelan pada sahabatnya.

To my beloved bestfriend, Nirwasita R!

You're Invited to Retta's 18th birthday party

On Monday, May 1, 2017

At 7:00 pm

DC. White/Black.

RSVP

Sontak mata Ratih melotot lebar. "Astaga kok gue bisa lupa sih?!" Belum sempat Retta melanjutkan kalimatnya Ratih sudah memotong terlebih dahulu.

"Ssssttt diem dulu ah! Jadi gini, Mama gue bilang ulang tahun gue yang ke delapan belas ini mau diadain besar-besaran. Semua anak satu angkatan mau diundang. Dan temen-temen pejabat bokap gue juga. Gimana menurut lo?"

"Lo pamer apa bagemana sih?" Ratih terlihat bingung.

Pasalnya ulang tahun Retta yang ke tujuh belas tahun kemarin saja hanya mengundang orang-orang yang Retta kenal. Mengapa pula tahun ini sampai mengundang semua anak satu angkatan begitu. Dan mengambil setting di salah satu hotel termahal di Jakarta! Astaga. Kalau begini namanya bukan Birthday Party. Tapi acara nikahan.

"Gue udah coba nolak, tapi..."

"Tapi apa Ret?" Ratih melihat Retta yang begitu gelisah seolah sedang menyembunyikan sesuatu.

"Gue mau—"

"APAAN NIH?!"

Bagas tiba-tiba saja menyerobot undangan yang ada digenggaman Ratih. Pebri serta Dani berdiri dibelakangnya ikutan membaca. Para kepoers datang. Batin Ratih sebal.

THE UNWANTED YOU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang