Seumur hidup Candra, dia paling males sama yang namanya cewek. Bukan maksudnya dia "belok" atau apa, enggak. Dia masih napsuan sama body cewek kok. Tapi maksud dia adalah cewek-cewek yang secara terang-terangan ngasih perhatian lebih atau caper padahal ya kenal aja enggak. Seperti sekarang ini ketika Candra ingin mengambil buku buat matkul pertama nya di loker, yang dia dapati malah seabrek snack ringan sampe coklat berbagai merk bahkan sarapan dari kotak makan Tupperware yang sama sekali gak menarik minat Candra untuk membukanya.
Oh dan jangan lupakan juga sticky notes dengan love love dan tulisan, "Have a nice day, Candra."
Candra rasanya cuma pengen muntah aja.
"Eh Lo, Lo, sama Lo. Makan nih sarapan ambil aja ya." Tunjuk Candra ke tiga cowok di samping nya yg kebetulan juga lagi ada di ruang loker. Sambil melengos pergi dan ngedumel.
Si tiga orang yang entah adik tingkat atau bahkan kakak tingkat Candra itu hanya kegirangan dan langsung merampok isi loker Candra sampai habis tak bersisa.
Candra udah kepalang badmood, males masuk kelas dan berakhir melarikan dirinya ke kantin fakultas saja. Merokok satu batang sepertinya bisa membuat dia lebih relax.
Setibanya di kantin fakultas, baru langkah Candra menginjak tangga pertama kantin, dirinya langsung ditatap seisi kantin, semua mata sontak mengarah padanya. Yang laki jadi tidak fokus dengan asap rokok yg sedang mereka hembuskan, apalagi para perempuan yg sampai salah menuang cuka- padahal harusnya kecap. Semua entah mengapa, seolah radar mereka langsung menyala jika si most wanted alias Candra ini kehadirannya ada di sekitar mereka.
Tapi seolah sudah terbiasa dengan situasi ini, Candra dengan santai langsung melompati dua anak tangga langsung sedikit berlari agar capat sampai di meja ujung dekat kios gado-gado langganannya. Anak geng nanya sedang sibuk, mungkin juga ada yg masih di kelas jadi dia mutusin buat makan sendiri sambil ngerokok. Setelah ia pesen dan nunggu, Candra meletakkan tas ranselnya juga dompet dan rokok serta korek ke atas meja.
Baru saja ia akan memantik rokoknya, seorang cewek yang cukup tinggi semampai datang dengan sedikit bingung di depannya..
"Sori? Kak Candra kan? Bener Kak Candra dari SMA 303? Kak kemana aja?"
Satu. Cewek satu ini agak freak karena tiba-tiba dateng terus malah heboh sendiri.
Dua. Dia jadi menyesali keputusannya baru aja semester kemarin nyalonin diri jadi ketua mapala yang berakibat dirinya jadi viral di base kampus karena keberanian dirinya yg di luar nalar. Apalagi ditambah foto dirinya yang terpampang jelas. Makin hebohlah satu anak kampus mencari cari keberadaan dirinya yang kata orang-orang ALHAMDULILLAH SATU COGAN HADIR MENGHIASI HARI HARI KEHIDUPANKU DI KAMPUS. Tadinya, Candra yang cuma populer di kalangan fakultas ekonomi saja jadi merambah populer ke satu kampus.
"Hah?" Candra cuma bisa cengo.
"Semua orang kayanya nyariin kakak deh kaaaaak. Setelah kejadian heboh itu semuanya cariin lo kak! Oya masih sama kak Ratih kan ya kak?"
"Hahhhhhhh?" Si Candra nya makin cengo lagi. Satu nama yang tiba-tiba disebut cewek gak jelas ini malah bikin tambah pusing dirinya.
"Iya kak Rat-" ucapan si cewek terpotong ketika pesanan gado-gado Candra dateng. Sontak Candra langsung natap cewek itu dengan jurus andalannya selama ini menghindar dari para fans-fansnya.
Mata Candra langsung menatap si cewek tajam dan rahangnya ia ketatkan, satu alisnya ia angkat tinggi guna mendapatkan kesan seram buat si cewek, jangan lupa kata-kata pedas sepedas gado-gado di depan Candra ini.
"Lu mending enyah dari hadapan gua sekarang, sebelum ini saos kacang gua pindah ke muka lu. Gua gak kenal Lo siapa jadi gausah sok akrab sama gua jadi pergi sekarang gua gak mau diganggu."
Deg. Si cewek sontak menunduk, membisikkan kata maaf kak sambil berbalik pergi. Sepertinya dari kata-kata tajam dan berandalannya, dipastikan itu memang Kak Candra seniornya di sekolah dulu.
Ratih.
Satu nama lagi jadi menghantui pikiran Candra gara-gara si cewek freak itu.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNWANTED YOU [Completed]
Teen FictionBook #2 dan #3 ada disini! Book #2 selesai ✓ Book #3 on going . . . Ada harapan di balik lipatan origami bangau yang diberikan Candra malam itu. Ratih pikir dirinya akan seperti mayat hidup ditinggalkan Candra delapan tahun. Namun, hidup terus berja...