SEBELAS
23.59 WIB
Di dalam kamar yang ia biarkan gelap, Ratih memikirkan kembali kejadian sepulang sekolah dimana ia bertemu Candra. Satu hal yang terlambat ia sadari sedari tadi ialah mengapa cowok itu bisa ada di Indonesia. Bukankah seharusnya Candra berobat ke Singapura. Atau jangan-jangan dia dibohongi. Tapi untuk apa?
Begitu banyak benang ruwet yang ada di kepala Ratih. Gadis itu mengambil ponselnya, menimbang-nimbang apakah harus bercerita pada Retta atau tidak. Namun akal sehatnya mengatakan untuk tidak bercerita karena ia pasti akan dikira halusinasi kembali. Juga bagaimana jika hukuman "membahas Candra" itu masih berlaku? Ugh! Jangan harap dirinya mau dihukum Jordan lagi.
Berbicara tentang Jordan. Baru saja Ratih hampir melempar ponselnya kala melihat telpon masuk dari Jordan. Yang benar saja sekarang sudah pukul dua belas malam dan besok sekolah. Tidak tidur apa itu cowok?
I'm the one yeah oo ee ooh oo ee ooh
I'm the one oo ee ooh oo ee ooh
I'm the only one...
I'm the one dari Justin Bieber ft Dj Khaled yang dijadikan nada dering oleh Ratih masih memenuhi ruangan kamarnya. Gadis itu sengaja tak mematikan atau mengangkat. Biar Jordan berpikir dia sudah tidur. Kalaupun ia angkat, Ratih tak tahu harus berbicara apa kepada Jordan. Sekedar basa-basi "kok belum tidur?" Geli!
Entah getar keberapa, panggilan itu akhirnya terputus. Namun selang beberapa detik Jordan menelponnya lagi. "Telpon aja terus sampe mampus!" ucap Ratih sambil tertawa.
Yeah yeah you lookin' at the truth, the man who never lie no
I'm the one yeah, I'm the one
Early morning in the dark now you wanna ride now
I'm the one yeah
I'm the one yeah
I'm so sick of all those other imitators
Don't let the only real one intimidate you
See you watching runnin' outta time now
I'm the one yeah oo ee ooh oo ee oooh
Tidak tahu jika di seberang Jordan sudah mengeluarkan sumpah serapah. Ratih malah asyik bernyanyi. Duet bersama suara seksi Justin Bieber. Ikat rambutnya ia lepas. Sisir ia gunakan sebagai microphone. Kepalanya ia hentak-hentakan mengikuti irama. Gadis itu sudah seperti orang gila tengah malam bernyanyi-nyanyi sendiri. Ia hanya berharap keluarganya tidak ada yang terbangun, begitu juga dengan para tetangganya.
Dering ponsel Ratih kemudian berhenti. Gadis itu cemberut. "Dasar cowok payah! Masa baru nelpon tiga kali udah nyerah!"
Ting!
Satu pesan line masuk. Ternyata dari Jordan. Cowok itu sepertinya mencari alternatif lain karena telponnya tak diangkat.
Jor Ibrohim: gw tau jing lo blm tdr. Angkat ato gw dobrak pintu rmh lo skrg.
"Astaghfirullah! Maksudnya apa sih ini cowok? Perasaan rumah gue gada cctv-nya deh! Kok bisa tau gue belom tidur?! Jangan-jangan dia kirim tuyul ke rumah gue? Hiiiiiiii!"
Jor Ibrohim: gw di dpn rmh lo.
Pesan berikutnya muncul diikuti oleh pekikan Ratih. Cepat-cepat ia bangun dari posisi tiduran kemudian langsung membuka korden jendela. Dan di depan gerbang rumahnya persis sebuah juke putih terparkir. Kontan Ratih melotot. Seumur hidup gak ada sejarahnya dia dikunjungi jam dua belas malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNWANTED YOU [Completed]
Ficção AdolescenteBook #2 dan #3 ada disini! Book #2 selesai ✓ Book #3 on going . . . Ada harapan di balik lipatan origami bangau yang diberikan Candra malam itu. Ratih pikir dirinya akan seperti mayat hidup ditinggalkan Candra delapan tahun. Namun, hidup terus berja...