Book #3 - dua

2K 157 104
                                    

"Sudah tidak pernah memimpikan sesuatu?"

"Gak, dok."

"Mendengar suara-suara dari dalam kepala?"

"Tidak."

"Hmm... Kemajuan kamu cukup pesat. Dan sudah tidak ada keluhan sakit kepala lagi yang paling penting. Saya akan buat laporan untuk diteruskan pada dokter kamu di Singapura."

Candra Mahesa Daraswara telah dinyatakan sembuh total dari penyakitnya enam bulan yang lalu. Setelah dua tahun menjalani pengobatan rutin lewat dokter handal di Singapura dan Indonesia, pria pengidap Dissociative Identity Disorder itu tidak lagi hidup bersama kepribadian lain dalam tubuhnya. Candra sudah bebas dan ia bisa beraktivitas kembali di Indonesia.

Orang tuanya tidak bisa memaksa anak lelaki mereka itu untuk tinggal lama di Singapura, bahkan menetap. Katanya Indonesia memiliki kenangan tersendiri dalam hidupnya, walaupun segala hal yang pahit dalam masa lalu tercipta juga di negara ini. Anastasia dan Daraswara Bara Biru--Mamah dan Papa Candra--tak henti-hentinya meminta maaf atas kesalahan mereka di masa lampau. Yang selalu dibalas Candra dengan anggukan saja karena Candra sudah bosan mendengarkan permintaan maaf tersebut setiap hari.

"Maaf ya sayang... Coba Mama sama Papa dahulu..."

Nah kan mulai. Candra memutar bola matanya jengah. Diulang-ulang aja terus sampai bumi ini jadi kotak. Lagian kenapa juga menyesali masa lalu?

"Yaudah sih mah."

"Tapi kan..."

"Mah! Ayo pulang lah...." rengek Candra.

Anastasia hanya meringis kecil kemudian mengikuti langkah cepat anaknya keluar dari ruang dokter pribadi keluarga mereka. Anastasia sangat bersyukur Candra bisa sembuh dan hidup dengan sehat saat ini. Ia menjadi saksi bagaimana Candra tersiksa dengan kepribadian lain dalam tubuhnya. Juga masa-masa pengobatan sulit selama di Singapura, terapi yang dijalani siang dan malam, obat-obatan yang harus diminum bahkan sampai membuat Candra hampir tewas akibat OD. Anastasia bersyukur anak satu-satunya itu bisa melewati semuanya dengan baik. Dan satu kesempatan yang dia dapatkan ini tidak akan ia sia-siakan, ia akan membuat Candra bahagia di kehidupan saat ini. Apapun ia akan lakukan demi anaknya itu, apapun akan ia jauhkan dari Candra, jika itu membuat Candra menderita.

***

Ada tiga sampai lima lelaki yang sedang duduk selonjoran di kursi sekretariat Mapala UNISI sambil menyesap kopi panas yang dibeli di kantin student center dan tak lupa satu batang rokok yang dihisap perlahan-lahan. Keheningan terpecah ketika satu lelaki menurunkan kakinya ke lantai dengan bunyi keras. Sambil ia mengacungkan ponsel di tangannya.

"Gila nih SMA!"

"Apaan?" Candra bertanya pada Edward, cowok yang heboh banget itu.

"Nih ekskul pecinta alamnya bikin Maraton pendakian massal. Andong-Merbabu-Merapi! Ya cuma tiga gunung sih, tapi buat sekelas anak SMA ?! Wah gak waras bener nih ketuanya! Gokilllll!"

"SMA mana sih?" Yusup--si cowok dengan kepala plontos bertanya.

"303. Lah bukannya SMA Lo dulu ya, ndra?"

"Iyap." Jawab Candra.

"Kok Lo gak tahu info? Gak ada grup alumni atau apaan gitu?"

Candra hanya menggeleng.

Yusup memutar bola matanya jengah. "Heh! Eduardo. Sampe bosen gue ngulang-ngulang terus. Berapa kali Candra harus cerita lagi kalo setelah lulus SMA itu Candra ke Singapura dan udah lost contact sama temen-temen SMA nya!"

"Ya iyaa! Tapi masa iya Candra gak punya sahabat atau mantan pacar gitu kek. Harusnya masih nyariin lah. Lagian banyak juga anak 303 yang masuk univ kita. Masa iya Lo gak kenal satu pun, ndra?"

Candra hanya diam. Sebenernya ia sama sekali tak bisa mengingat teman-teman SMA nya. Namanya, siapa saja orang-orang yang dekat dengan dia. Bahkan Candra sebenarnya curiga, jika selama ini ada orang yang sering menatapnya, itu adalah adik kelas atau teman seangkatannya saat SMA bukan karena Candra populer seperti yang dikatan teman-teman mapalanya.

"Lo kayaknya emang harus ke SMA lo deh ndra. Sungkem sama guru-guru Lo kalo perlu."

"Nah betul. Sekalian lah ambil formulir pendaftaran buat pendakian massal itu. Siapa tau anak-anak pada mau ikutan..."

Haruskah ia kembali?

***

TBC

Buset dah w harus baca ulang the new you karna lupa sama nama ortunya Candra wkwkwk 😆

THE UNWANTED YOU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang