Jin mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya, mengapit benda berbentuk panjang itu di bagian luar mulut dan menyalakan bagian depan rokok dengan korek api.
Di sinilah Jin, di atas jembatan dengan pemandangan jalanan kota malam hari di bawah sana yang ramai dan padat.
Lelaki itu menyandar di bagian depan mobil, menikmati semilir angin malam untuk meredakan perasaan kesalnya pada Sowon.
Sowon tidak suka laki-laki perokok, sedangkan jika ada masalah yang menerpa, Jin suka melampiaskannya dengan cara merokok.
Lelaki itu perokok kuat, bisa menghabiskan satu bungkus sehari jika dia dalam kondisi stress berat. Namun, sekarang dia mengurangi rokok karena tidak ingin Sowon curiga padanya. Dia tak pernah merokok di rumah karena Sowon sudah jelas akan marah, Jin tidak mau sampai itu terjadi. Dia selalu membeli dan menyimpan rokok diam-diam di tempat yang tak pernah Sowon tahu. Sampai sekarang, Sowon tidak tahu kalau suaminya masih jadi pecandu rokok padahal Jin pernah bilang dia tidak akan lagi menyentuh benda bernama rokok itu setelah menikah dengan Sowon.
Lelaki itu mendongakkan kepala ke atas, melihat langit malam yang sepi tanpa hadirnya bintang.
Jin bukan tipe laki-laki yang hobi main ke klub malam seperti teman-temannya. Entah mengapa, dia kurang srek dengan tempat semacam itu. Dia lebih suka menyendiri untuk meredakan hatinya yang marah, bukan pergi ke tempat ramai yang malah membuatnya semakin sulit meredakan emosi. Meski dia bukanlah orang awam yang jarang meminum minuman beralkohol, tetap saja, Jin lebih suka disuguhkan secangkir kopi hitam dan rokok.
Jin mencintai Sowon, namun terkadang juga membenci wanita itu bila dia mulai melawannya. Sowon kadang keras kepala, selalu menggunakan nada tinggi saat membalas ucapan Jin, membuat laki-laki itu jadi kesal dan tanpa dia sadari mulai melakukan hal-hal di luar kendalinya. Entah apa yang sebenarnya terjadi namun Jin reflek berhenti setiap Sowon mengeluarkan air mata. Setelah itu menyadari kesalahan dan meminta maaf pada istrinya, mengobati luka-luka di tubuh Sowon jika dia memukulnya, kemudian memeluk wanita itu dengan erat dan berjanji tidak akan melakukannya lagi.
Jin memilih pergi dari rumah karena tidak ingin sisi lain dalam dirinya kembali muncul ketika Sowon mengungkit hal yang tidak ingin dia dengar. Pergi adalah salah satu alasan dibanding dia harus menyakiti istrinya dan membuat Sowon terluka untuk yang kesekian kali.
Dari kejauhan, Jin melihat seorang laki-laki dan perempuan tengah bertengkar di jalan. Si perempuan terlihat berjalan cepat di pinggir jembatan dan laki-laki itu menyusul dengan mengendarai mobil sepelan mungkin.
Jin menyipitkan mata, mencoba melihat apa yang terjadi hingga akhirnya dia menghempaskan rokok yang masih tersisa sedikit ke aspal jalanan dan menginjaknya dengan sepatu.
Lelaki itu menghampiri pasangan yang tengah cekcok di jembatan sepi. Lelaki itu turun dari mobil sejak beberapa detik lalu dan langsung menarik tangan pasangannya dengan kasar. Si perempuan tetap tidak mau namun dia memaksa.
"Apa yang kau lakukan?" kata Jin, berusaha menyingkirkan tangan laki-laki itu. "Kau menyakitinya."
"Menyakiti dia atau tidak, jelas bukan urusanmu," balas lelaki itu dengan nada dingin. "Ayo ikut aku!"
"Tidak!"
BUG
Jin langsung memukul lelaki itu dengan satu pukulan kuat, membuat dia kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh bila tidak ada mobil yang menahan tubuhnya. "Dia bilang dia tidak mau, kau masih saja memaksanya."
"Kau ini siapa, ha? Beraninya ikut campur urusan aku dan wanita ini." Lelaki itu hendak memukul Jin namun dengan sigap Jin langsung menangkap tangan laki-laki itu dan menaruhnya ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesif [Jin-Sowon] ✔
Fanfiction[MAAP KALO BANYAK KURANGNYA, INI BUKU EP EP SAYA BUAT PAS MASIH BOCIL GAK DIREVISI, MAKASIH ATAS PENGERTIANNYA🙏] Apa yang akan kamu lakukan jika mempunyai suami yang terlalu posesif dan terobsesi denganmu? -Sowon, 24th -Jin, 30th UDAH TAMAT!