"Maafkan aku, aku tidak bisa pergi karena sekarang harus menemani ibuku ke rumah saudara. Lain waktu saja, ya?"
Mendengar kabar jika Sowon tak bisa pergi bersamanya hari ini, membuat Namjoon menghela napasnya di seberang sana. "Baiklah kalau begitu. Hati-hati, hm? Jika Jin pergi lagi, aku akan mengajakmu ke Fantasy World."
"Ya, baiklah." Senyum tipis terbit di wajah Sowon. Bahkan, itu tidak bisa dikatakan sebagai senyum karena garis bibirnya terkesan datar saja.
Setelah sambungan telepon terputus, wanita yang tengah duduk di sofa dekat jendela itu kembali melempar pandangannya ke arah luar.
Langit sekarang berwarna abu, mendung sama seperti hatinya. Sejak kemarin, Sowon jadi murung dan enggan melakukan apa-apa selain berdiam diri di kamar.
Ibu dan papanya khawatir dengan kondisi putri sulung mereka, namun Soo Hyun bilang jika Sowon sempat muntah-muntah dan ternyata tidak enak badan.
"Kak, ibu membuatkan bubur untukmu." Soo Hyun masuk ke dalam kamar sang kakak setelah mengetuk pintu.
"Taruh di atas nakas. Nanti aku akan memakannya," jawab Sowon, tak mengalihkan pandangannya dari arah luar jendela. "Terimakasih."
Ketika merasakan sesuatu membuat sebelah bahunya agak berat, Sowon menoleh dan mendapati Soo Hyun menaruh tangannya di sana dan menepuknya dua kali. "Jika kau terus memikirkan ini sampai membuatmu sakit, terpaksa aku akan mengatakan yang sejujurnya pada Kak Jin ...."
"Jangan," cegah Sowon. "Jangan katakan apapun padanya."
"Kalau begitu, kau harus makan dan bersikap seperti biasa. Jangan buat aku khawatir dan orangtua kita jadi curiga, Kak. Bukankah kau yang ingin semuanya tetap menjadi rahasia?"
Sowon sempat terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk. "Ambilkan bubur itu, aku ingin makan sekarang."
***
"Bagaimana? Apa semuanya berjalan dengan lancar?"
Sowon membantu melepas jaket hitam yang dikenakan suaminya yang baru sampai ke rumah beberapa menit lalu. Setelah mengobrol sebentar dengan mertuanya, Jin pamit pergi ke kamar Sowon karena diadukan oleh sang ibu jika istrinya itu sedang tidak enak badan.
"Ya. Lalu bagaimana denganmu? Ibu bilang kau tidak enak badan. Sudah ke dokter?" Setelah jaket itu terlepas, Jin melepas kancing lengan kemeja berwarna birunya dan menggulung sampai ke siku.
"Sudah. Soo Hyun mengantarkanku ke sana kemarin."
"Apa kata dokter?"
"Ah?" Sowon agak bingung harus menjawab apa. "Mm, intinya aku hanya masuk angin. Besok juga akan kembali seperti biasa."
Sowon mengikuti langkah Jin yang kini terduduk di pinggir ranjang. Dia duduk di sebelah suaminya dan berkata, "Kau sudah makan, belum? Mau aku buatkan apa?"
Jin tidak menjawab pertanyaan Sowon, melainkan meraih bahu wanita itu agar mendekat padanya kemudian mengecup bibir Sowon sekilas. "Aku merindukanmu." Lelaki itu kembali mendekatkan wajahnya, kali ini dia menaruh kening di bahu sang istri. "Aku tidak bisa memelukmu seperti biasa di sana ketika aku lelah. Besok-besok kau harus ikut denganku, aku tidak mau tahu."
Sowon terkekeh, memilih mengelus punggung suaminya. Sekarang Jin terlihat seperti bayi besar yang sedang merengek pada ibunya ketika keinginannya tidak bisa dituruti.
Dia ingin sekali memberitahu pada Jin jika dia hamil. Mungkin bagi sebagian laki-laki, mendapati sang istri hamil anak pertama mereka akan terasa membahagiakan dan merupakan momen yang paling ditunggu, namun Sowon takut Jin malah bersikap sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesif [Jin-Sowon] ✔
Fanfiction[MAAP KALO BANYAK KURANGNYA, INI BUKU EP EP SAYA BUAT PAS MASIH BOCIL GAK DIREVISI, MAKASIH ATAS PENGERTIANNYA🙏] Apa yang akan kamu lakukan jika mempunyai suami yang terlalu posesif dan terobsesi denganmu? -Sowon, 24th -Jin, 30th UDAH TAMAT!