Selesai dengan urusannya bersama Anne, Jin meninggalkan tempat itu. Ketika dia sampai di dalam mobil, lelaki itu mengambil ponsel yang ada di saku jaketnya kemudian menghubungi sang istri.
Saat panggilannya tersambung, Jin tak mengindahkan sapaan Sowon dan pertanyaan, "Kau sudah makan belum?"
"Bersiaplah. Aku akan menjemputmu untuk pulang ke rumah," kata Jin dengan nada datar.
"Kenapa?" Sowon agak kaget. "Maksudku, kenapa mendadak? Tidak bisakah kita pulang nanti sore ...."
Tanpa menunggu ucapan Sowon yang selanjutnya, Jin sudah lebih dulu mematikan ponsel dan kembali menaruh benda berbentuk persegi panjang itu ke tempat semula. Lelaki itu menyalakan mesin mobil, kemudian pergi kembali menuju rumah sang mertua untuk menjemput Sowon dan membawanya pulang.
"Kau mau ke mana? Browniesnya tidak dimakan?" tanya sang ibu ketika dia hendak meminum cappucino dan memakan brownies bersama dengan anak sulungnya.
Sowon suka sekali dengan kue berwarna coklat dengan taburan keju atau kacang almond di atasnya yang digunakan sebagai topping. Setiap kali ibunya membuat kue, Sowon pasti juga ingin dibuatkan brownies.
"Jin bilang aku harus pulang sekarang. Sesampainya dia di sini, aku sudah harus bersiap." Sowon berlari menuju lantai dua, memasukkan barang-barang yang diperlukan saja untuk dibawa pulang. Sementara pakaiannya dia biarkan untuk ditaruh di lemari agar saat dia kembali, Sowon tak perlu repot membawa baju lagi.
Dia mengganti bajunya dengan yang lebih baik, kemudian mengikat rambut panjangnya menjadi kucir kuda agar tampak lebih rapi karena Jin tidak suka jika rambut panjang Sowon terurai dan rontok ke mana-mana.
Setelah beres-beres, Sowon menutup pintu kamar dan membawa tasnya ke bawah. Dia kembali duduk di sebelah ibunya dan menyesap cappucino yang sudah dingin.
"Ibu, browniesnya aku taruh di kotak makan aja, ya? Untuk makan di mobil bersama suamiku," ucap Sowon ketika melihat piring berisi brownies yang amat menggodanya. Wanita itu mengambil satu potong, kemudian langsung memasukkan ke dalam mulut. "Hm, brownies ibu memang tidak pernah mengecewakan."
Ibunya tersenyum ketika Sowon mengacungkan ibu jari. "Sana, kau masukkan brownies yang ada di kulkas saja. Itu sengaja ibu buat untuk kau bawa pulang."
"Benarkah?" Sowon mengambil satu potong lagi dan memasukkan ke dalam mulut, mengunyahnya dengan semangat. "Aaa, ibu memang terbaik." Sowon memeluk sang ibu, lalu mencium pipinya. "Aku akan mengambilnya sekarang juga."
Wanita setengah baya itu menggeleng sembari menatap kepergian anaknya. "Dasar!"
Tepat setelah mereka berdua menghabiskan cappucino dan menyisakan beberapa potong brownies saja, terdengar klakson mobil Jin yang membuat Sowon langsung berlari dan melihat mobil berwarna hitam milik suaminya terparkir di halaman rumah.
Sowon melambaikan tangan sambil memamerkan senyum ketika dia melihat Jin keluar dari mobil. "Kau sudah makan, belum? Ikanmu masih ada, belum dimakan. Atau mau kugoreng yang baru?"
"Tidak," jawab Jin dengan raut wajah tanpa ekspresi. "Ibumu ada di dalam?"
"Iya, ayo masuk. Ibuku membuat brownies, kau mau kubuatkan cappucino juga untuk menjadi teman makan brownies?"
Jin tak menghiraukan perkataan istrinya. Dia masuk ke dalam rumah dan melihat mertuanya tengah duduk di sofa dan menonton televisi.
"Ibu."
"Hei, Nak Jin. Sudah pulang?"
Sang mertua tersenyum ketika si menantu mencium punggung tangannya kemudian duduk di sebelah Ibunya Sowon. Yang paling disukai wanita itu dari suami anaknya adalah meski dia tak banyak bicara dan terkesan angkuh, namun sebenarnya Jin adalah pria yang baik dan sangat sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesif [Jin-Sowon] ✔
Fanfic[MAAP KALO BANYAK KURANGNYA, INI BUKU EP EP SAYA BUAT PAS MASIH BOCIL GAK DIREVISI, MAKASIH ATAS PENGERTIANNYA🙏] Apa yang akan kamu lakukan jika mempunyai suami yang terlalu posesif dan terobsesi denganmu? -Sowon, 24th -Jin, 30th UDAH TAMAT!