13 - Pesan

9.4K 1K 168
                                    

"Kakak mau cerita," kata Sowon setelah duduk di pinggir ranjang kamar adiknya, Soo Hyun. Lelaki yang tengah mengetik sesuatu di laptop, menoleh ke arah sang kakak.

"Mengenai apa, Kak?"

"Kau ingat Namjoon, bukan?"

Sempat terdiam sebentar, kini lelaki itu mengangguk. "Aku ingat dia. Memangnya ...."

"Dia kembali."

"Apa?" Soo Hyun kaget. "Bukannya dia menjadi korban kecelakaan pesawat katamu? Bagaimana bisa?"

"Ceritanya panjang. Mustahil kau percaya dengan apa yang dia alami. Aku juga awalnya ragu namun mendengar dia mengucapkan pengalamannya dengan serius, aku percaya." Sowon menghela napas. "Aku selalu percaya pada Namjoonku."

"Apa kau masih mencintai dia?" Sang adik menyipitkan mata. Tanpa menunggu jawaban Sowon, lelaki itu mengangguk. "Aku yakin kau masih menyimpan rasa pada laki-laki itu."

"Aku bingung, Soo Hyun." Sowon menatap wajah sang adik. "Menurutmu haruskah aku kembali pada Namjoon dan meminta cerai pada Jin?"

"Jangan gila, Kak."

"Aku meragukan cintaku pada Jin setelah Namjoon kembali," lirih wanita itu. "Apa yang harus aku lakukan?"

"Menurutku, pertahankan apa yang sudah kau mulai. Dia itu mencintaimu, Kak. Kau harusnya beruntung bisa dicintai Kak Jin sampai segitunya. Aku saja butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat calon istriku luluh dan akhirnya mencintaiku juga."

"Tapi, aku lebih dulu jatuh cinta pada Namjoon." Sowon masih keras kepala. "Kau tahu? Kadang aku merasa ingin menyerah dengan pernikahanku ketika Jin berubah."

"Maksud Kakak?"

"Dia tidak sebaik yang kau lihat, Soo Hyun," kata Sowon. "Dia aneh. Sifatnya gampang berubah dan itu yang membuatku tidak mengerti. Dia selalu membesarkan masalah kecil, dia posesif sekali, bahkan dia juga ringan tangan." Wanita itu menjelaskan semuanya pada sang adik. "Tapi jika suasananya sedang baik, dia memperlakukanku dengan lembut."

Soo Hyun terdiam sebentar, sebelum akhirnya bersuara, "Apa dia punya trauma atau kejadian tidak menyenangkan sewaktu masih kecil?"

Sowon mengangguk. "Dia pernah bercerita jika dia mengalami hal buruk waktu kecil yang membuatnya tidak respek pada perempuan, namun sampai saat ini aku tidak tahu trauma apa yang sebenarnya dia alami."

"Apa kau sudah pernah mencoba bertanya dan terdengar peduli akan masalahnya?"

"Hm, aku pernah bertanya namun baru satu kali. Dia mengalihkan pertanyaanku dan malah membicarakan hal lain. Itu membuatku berpikir jika aku seharusnya tidak ikut campur dan tidak melanggar privasinya."

"Tapi kau adalah istrinya, Kak." Soo Hyun mengalihkan pandangan ke arah lain. "Kau berhak tahu trauma apa yang dialami oleh suamimu sampai dia jadi seperti itu. Mungkin saja, kau bisa membantunya untuk keluar dari ketakutannya akan suatu hal. Dia diam begitu bukan berarti tidak ingin kau tahu, namun dia hanya tidak tahu harus mulai bercerita darimana."

"Jika dia ternyata tidak mau menceritakannya, bagaimana?"

"Aku yakin, jika dia mencintaimu maka dia akan menjawab semua pertanyaanmu. Jika dia mencintaimu, dia tidak akan menutupi semuanya," ucap sang adik. "Tanyakan padanya saat dia dalam keadaan tenang dan sedang rileks untuk diajak bicara."

Sowon menunduk mendengar perkataan Soo Hyun.

"Menurutku, Kak Jin itu sakit, Kak. Dan tugasmu sebagai istri adalah mendampingi dia sampai sembuh seperti sediakala karena aku yakin dia membutuhkanmu. Jika kau ingin dia sembuh, coba ajak Kak Jin ke psikiater."

Obsesif [Jin-Sowon] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang