23 - Hasil

9.4K 1.1K 107
                                    

Jin yang mendapat telepon dari adik iparnya yang mengatakan jika Sowon muntah-muntah dan pingsan, kini khawatir. Lelaki yang masih harus bertemu rekannya sore nanti, berpesan pada Soo Hyun untuk menjaga Sowon dan jangan membiarkan wanita itu ke mana-mana.

"Jika nanti dia sudah bangun, tolong kirim pesan padaku. Aku akan menelponnya jika tidak sibuk."

"Baik, Kak." Soo Hyun yang masih duduk di pinggir ranjang setelah menyelimuti tubuh kakaknya, mengangguk mendengar ucapan Jin.

Setelah sambungan mereka terputus, Soo Hyun menghela napas. Dia menatap wajah sang kakak sembari berkata, "Jika dia tidak sakit, aku yakin Jin sebenarnya adalah laki-laki baik. Dia mencintaimu, namun sayangnya kau masih buta karena masa lalumu." Dia berdiri, kembali menatap Sowon yang terlelap di atas ranjang. "Menurutku yang sakit bukan hanya Jin, tapi kau juga, Kak."

Sore harinya, teman-teman Sowon datang ke rumah. Soo Hyun berkata pada mereka jika kakak perempuannya itu pingsan dan masih terlelap di kamar. Mereka cemas, ingin melihat keadaan Sowon.

Kelima orang itu masuk ke dalam kamar dan mengerubungi Sowon yang masih memejamkan mata. Mereka bertanya apa yang terjadi dan Soo Hyun bilang kakaknya sempat muntah-muntah sebelum akhirnya jatuh pingsan.

"Apa mungkin Sowon ...." Eunha yang berdiri di dekat Sinbi, menatap wanita berambut panjang itu. "Apa kau tahu apa maksudku?" bisik wanita yang lebih pendek dari Sinbi.

"Ya. Maksudmu hamil, bukan?"

Teman-teman yang lain juga Soo Hyun lantas menatap ke arah wanita yang kini memasang tampang andalannya, yaitu tanpa ekspresi ala Sinbi.

"Apa Sowon hamil?" lirih Yuju. Dia menatap Umji dan Yerin yang ada di sebelahnya. "Yak, Sowon akan menjadi sepertimu, Yerin," ucap Yuju sembari mengelus perut Yerin yang mulai membesar.

Yerin tersenyum mendengarnya. "Semoga saja."

"Aku bahagia jika memang itu benar. Karena aku akan punya dua keponakan sekaligus." Umji meresponnya dengan raut wajah gembira.

"Kalian mau minum apa? Biar kubuatkan," kata Soo Hyun, menawarkan diri untuk membuat minuman bagi teman-teman kakaknya.

"Tidak perlu repot, Hyun. Kau seperti tidak kenal kami saja." Sinbi terkekeh, menepuk pundak laki-laki yang kini tersenyum kikuk ke arah mereka. "Nanti biar kami ambil sendiri."

Mendengar suara gaduh, membuat Sowon perlahan membuka mata dan melihat jika kamarnya sudah ramai oleh teman-teman juga adiknya.

"Kalian sudah datang?" tanya Sowon dengan lirih. Ketika dia hendak bangun dari tidur, mereka menahan Sowon agar Sowon tetap berbaring dan tak perlu menghiraukan mereka. "Ada apa, sih?" Sowon kebingungan, tentu saja. "Apa kalian marah gara-gara aku telat? Ini jam berapa?"

Sowon sudah seperti orang linglung melihat jam. Dia baru ingat jika sekarang dia janjian untuk pergi bersama teman-temannya.

"Sudah, Sowon. Kita tidak usah pergi. Lebih baik di sini saja," ucap Yerin, duduk di bagian ranjang yang masih kosong dan merangkul bahu temannya. "Orang hamil seperti kita memang tidak boleh terlalu capek. Apalagi jika kondisi fisikmu memang lemah."

"APA?" Sowon shock mendengar apa yang dikatakan Yerin. "Tidak mungkin!" Sowon berdesis, kemudian menggeleng sembari menatap Yerin kemudian bergantian menatap temannya satu persatu. "Tolong bilang padaku jika aku tidak hamil."

"Kami memang belum tahu kau hamil atau tidak, tapi menurutku kau sepertinya sedang isi," kata Eunha.

"He'em, ditambah pernyataan Soo Hyun yang bilang Kakak mual-mual dan pingsan, kemungkinan besar adalah hamil," imbuh Umji yang memanggil Soo Hyun tanpa embel-embel kak karena mereka seumuran.

Obsesif [Jin-Sowon] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang