Keesokan harinya, Jin kembali mampir ke kafe tempatnya bertemu dengan Anne kemarin. Kali ini dia memesan di bagian outdoor agar bisa merokok sembari menyesap black coffee yang dipesannya.
Seperti biasa, dia bicara pada pelayan yang ada di sana agar Anne yang mengantarkan kopi hitamnya itu.
"Kau merokok?" tanya Anne sembari meletakkan pesanan Jin ke atas meja. "Bukankah adikku pernah cerita jika calon kakak iparnya alias istrimu tidak suka dengan laki-laki perokok?" Anne melihat bungkusan rokok ada di atas meja, diletakkan dekat ponsel.
"Sesekali tidak masalah. Lagipula dia tidak tahu."
Anne terdiam sebentar, sebelum akhirnya mengangguk. "Kau berbohong. Sekarang aku juga tahu rahasiamu."
Jin menarik satu sudut bibirnya ke atas. "Sana, kembali bekerja. Aku akan menunggumu karena ingin bicara sesuatu."
"Jangan bilang kau hanya menanyakan beberapa pertanyaan seperti kemarin?"
"Tidak juga."
Jin teringat akan Sowon kemarin. Wanita itu jadi lebih banyak diam saat Jin tidak membawakan keinginannya. Tadi pagi pun begitu, dia tidak bicara apa-apa, tidak lagi mengingatkan Jin untuk membelikan martabak ovomaltine sepulang lelaki itu kerja. Setiap apa yang dikatakan Jin, maka Sowon hanya akan membalasnya dengan senyum.
"Jadi ... apa tujuanmu mengajakku kemari?" tanya Anne saat mereka berdua ada di sebuah restoran cepat saji.
"Aku ingin membahas masalah yang berhubungan dengan kemarin."
Mereka berdua masih ada di Mall yang sama, namun hanya berbeda lantai saja.
"Mengenai?"
Ucapan keduanya terhenti ketika seorang pelayan membawakan pesanan mereka. Keduanya sama-sama lapar, jadi mereka memutuskan untuk pergi ke sini.
"Terimakasih." Anne tersenyum manis pada pelayan yang membawakan makanan mereka. Pelayan itu mengangguk dan pamit untuk melayani pengunjung restoran yang lain.
"Bagaimana hubunganmu dengan calon suamimu itu?" tanya Jin sambil menyantap makanannya.
"Kami? Ya ... begitu. Aku sudah tidak terlalu memikirkannya dan lebih baik fokus tentang bagaimana caranya dapat uang untuk membahagiakan kedua orangtuaku."
"Soal pekerjaan, mungkin kau bisa coba mendaftar di perusahaanku. Kebetulan kami sedang mencari dua orang untuk bagian marketing."
"Apa?" Anne terlihat terkejut dengan apa yang dikatakan Jin. "A-aku? Mendaftar di perusahaanmu?"
Jin mengangguk. "Kami butuh dua karyawan tambahan. Sampai saat ini kami belum menemukan orang yang pas di bagian itu."
"Apa aku bisa langsung diterima?" Anne begitu antusias. Keinginannya selama ini, bekerja di perusahaan besar dan melihat kedua orangtuanya bangga karena cita-citanya terwujud.
"Tentu saja tidak. Jika kau memang memenuhi kriteria sesuai penilaian, kemungkinan besar kau bisa bergabung di perusahaan kami. Namun jika tidak ... ya terpaksa kau akan tetap jadi seorang pelayan."
Anne menunduk, menghela napas lelah. Tak lama kemudian, dia kembali menatap Jin dan berkata, "Aku akan mencobanya. Bisakah kau kirimkan persyaratan apa saja yang harus aku bawa melalui pesan?"
"Ah, oke." Jin tersenyum tipis, mengangguk dan kembali melanjutkan makannya. "Aku akan mengirim pesan nanti malam."
***
Saat Jin dan Anne hendak keluar mall, hujan turun dengan deras membuat keduanya mengurungkan niat untuk pulang. Anne mengajak Jin pergi ke toko buku karena dia hendak membeli novel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesif [Jin-Sowon] ✔
Fanfiction[MAAP KALO BANYAK KURANGNYA, INI BUKU EP EP SAYA BUAT PAS MASIH BOCIL GAK DIREVISI, MAKASIH ATAS PENGERTIANNYA🙏] Apa yang akan kamu lakukan jika mempunyai suami yang terlalu posesif dan terobsesi denganmu? -Sowon, 24th -Jin, 30th UDAH TAMAT!