Keesokan harinya, Jin kembali datang ke rumah walau masih pagi. Dia tahu Sowon di rumah sang ibu karena GPSnya kembali terhubung dan menunjukkan jika wanita itu ada di sini.
"Sudah kubilang berapa kali padamu, anakku tidak ada di sini." Sang mertua yang biasanya selalu menatap kagum akan sosok Jin, kini memandangnya tak jauh rendah dari seonggok sampah. "Pergilah! Sowon tidak ada di sini."
"Ibu, tolong. Aku ingin bertemu dia. Tolong beri aku masuk."
"Sudah kubilang dia tidak ada di sini, apa kau tuli, ha?"
Jin masih saja keras kepala. Dia berusaha masuk ke dalam meski dihalangi oleh tubuh mertuanya. Papa Sowon sudah pergi bekerja tadi pagi. Jika dia masih ada, sudah pasti Jin habis di tangannya.
Lelaki itu berhasil menerobos masuk ke dalam dan kini Ibu Sowon menarik tangan Jin, "Pergi atau aku akan lapor polisi sekarang juga."
Ancaman ibu mertuanya sama sekali tak berpengaruh untuk Jin. "Sowon, aku tahu kau di sini. Keluarlah, ayo kita kembali ke rumah," teriak lelaki itu di dalam rumah.
Di dalam kamar, Sowon mendengar suara Jin. Wanita itu hanya bisa terduduk dan menyandar di pintu kamar tanpa berani keluar. Dia takut Jin membawa pisau lipat itu ke sini dan menusuk perutnya tiba-tiba.
"Sowon, aku tahu kau dengar aku. Aku ingin minta maaf atas kejadian malam itu. Aku ...."
"Pergi, Brengsek!"
Sowon kini mendengar suara ibunya yang berteriak di bawah sana. Disusul dengan sebuah suara yang menengahi mereka.
"Ibu, sudah." Soo Hyun yang baru saja bangun tidur karena mendengar suara seorang laki-laki dan ibunya yang saling berteriak di dalam rumah. Lelaki itu langsung turun dan mendapati jika ibunya kesusahan mengeluarkan Jin dari dalam rumah. "Kak Jin, aku mohon pulanglah," ucap Soo Hyun saat ada di dekat kakak iparnya.
"Katakan padaku, Sowon ada di sini, kan?" Jin terlihat sangat khawatir. "Aku sudah mencari dia ke rumah teman-temannya, ke apartemen Namjoon, dan tempat lain namun aku tidak menemukan dia."
"Iya, Kak. Kak Sowon ada di sini. Kau jangan khawatir karena kakakku pasti aman di rumah." Soo Hyun menepuk lengan Jin dua kali. Sementara Ibunya Sowon memilih pergi meninggalkan mereka karena muak melihat wajah Jin.
"Aku ingin melihatnya sebentar. Bisa kau panggil dia?" ucap Jin lirih.
"Dari kemarin Kak Sowon jarang keluar kamar. Mungkin masih takut dengan kejadian yang dia alami. Dia belum bisa menemuimu sekarang, Kak. Tapi aku pastikan itu tidak akan berlangsung lama."
"Ini semua salahku. Aku membuatnya takut."
"Aku tahu kau tidak bermaksud melakukan itu. Apa aku benar?"
Jin mengangguk. "Aku hanya terlalu pusing ketika banyak suara yang seolah menyuruhku untuk melakukan hal itu. Sowon tidak apa-apa, kan? Apa ada yang luka?"
"Tidak," jawab Soo Hyun. "Lebih baik sekarang kau pulang dan tenangkan dirimu. Beri waktu pada Kak Sowon untuk sendiri karena yang aku tahu dia sangat membutuhkan itu. Nanti jika dia sudah bersedia bicara denganmu, aku akan menghubungimu lagi untuk datang ke rumah. Bagaimana?"
Lelaki jangkung berbahu tegap ini sempat terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk. "Sampaikan maafku padanya atas apa yang telah aku lakukan. Aku titip dia padamu, Soo Hyun."
"Iya, Kak. Aku akan menyampaikan padanya nanti."
***
"Sama seperti saat kau meminta izin padaku secara baik-baik untuk menikah dengan anakku, sekarang ... aku juga meminta padamu secara baik-baik untuk menyudahi semuanya sampai di sini," ucap Papa Sowon dengan sehalus mungkin. "Kami mohon dengan sangat, Jin. Tolong ceraikan Sowon. Sejujurnya kami juga tidak mau ikut campur dalam masalah kalian berdua. Namun, apa yang kau lakukan pada Sowon itu sangat keterlaluan. Saya selaku ayahnya tidak terima jika putri saya diperlakukan seperti itu olehmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesif [Jin-Sowon] ✔
Фанфик[MAAP KALO BANYAK KURANGNYA, INI BUKU EP EP SAYA BUAT PAS MASIH BOCIL GAK DIREVISI, MAKASIH ATAS PENGERTIANNYA🙏] Apa yang akan kamu lakukan jika mempunyai suami yang terlalu posesif dan terobsesi denganmu? -Sowon, 24th -Jin, 30th UDAH TAMAT!