"Ini rumahnya?" bisik Jin pada Sowon ketika papanya Sowon menghentikan mobil di salah satu rumah yang ada di dalam komplek.
Sowon mengedikkan bahu. "Aku kan belum pernah ke sini."
'Ah, benar juga,' pikir Jin dalam hati. Dia kembali melihat rumah itu, teringat jika dia pernah ke sini.
"Ayo, Kak Sowon, Kak Jin, kita sudah sampai," kata Soo Hyun yang duduk di sebelah sang kakak dengan seulas senyum tipis di wajahnya.
Kelima orang yang ada di dalam mobil itu, perlahan turun. Ada Soo Hyun, Mama dan Papanya, Sowon, juga Jin.
Papanya, Soo Hyun, dan Jin yang berjalan di depan lebih dulu sementara Sowon dan sang mama menyusul di belakang.
Acara lamaran ini berlangsung singkat, tanpa basa-basi. Sepertinya, Soo Hyun dan adik iparnya memang saling mencintai. Sowon dapat melihat raut wajah mereka yang kelihatan sangat bahagia karena adiknya tak main-main dalam hubungan mereka.
Ketika mereka tengah mengobrol, suara seseorang membuat mereka serempak menoleh dan mendapati sesosok gadis yang tengah membuka sepatu kerja dan menaruhnya ke rak.
"Wah, acara lamarannya udah mulai? Maaf ya, Pak, aku telat, tadi harus bertemu dengan klien dulu."
Jin menatap gadis yang kini berjalan mendekat ke arah mereka dan menyalami orangtuanya beserta calon keluarga adik perempuannya. Saat dia bersitatap dengan Sowon dan Jin, Anne langsung membulatkan mata. "K-kalian?"
"Kau?" ucap Sowon lirih.
"Apa kau sudah mengenal Anne, Sowon?" tanya sang mama.
Sowon mengangguk kecil. "Y-ya. Kita teman," jawab Sowon dengan gugup. Padahal, dia hanya baru bertemu beberapa hari lalu dan Anne menginap di rumah Jin dan Sowon.
"Wah, apa ini yang namanya kebetulan?" Mama Sowon terkekeh. "Ternyata kakak mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Dunia ini sempit, ya?"
Baik Anne dan Sowon sama-sama menampakkan senyum manis mereka. Sementara Jin, dia hanya menatap keduanya tanpa ekspresi.
"Anne juga sudah di lamar seseorang, tiga bulan lagi mereka akan menikah. Iya kan, Anne?" ucap mama gadis itu dengan senang.
Anne mengangguk kaku, sekilas menoleh ke arah Jin yang masih saja menatapnya. Hanya Jin yang tahu masalah Anne yang sebenarnya. Dan itu membuat Anne mendadak salah tingkah dan gugup sendiri.
Tak ada yang menyadari itu kecuali Jin. Mereka kembali berbincang, membahas masalah-masalah mengenai pernikahan sampai yang lebih pribadi agar lebih mengenal satu sama lain.
"Baiklah, kalau begitu kami pamit pulang, Bu, Pak," ucap Papanya Sowon, berdiri dan diikuti oleh yang lain, menyalami tangan calon besannya. Mamanya Sowon bahkan sudah cipika-cipiki dengan calon besan itu. Sudah akrab meski baru pertama kali bertemu secara langsung.
***
Sepulang dari kantor, Jin mampir sebentar untuk membelikan martabak ovomaltine keju pesanan Sowon. Sebelum Jin berangkat kerja, Sowon berkata jika dia menginginkan itu setelah melihat Umji membagikan foto martabak ovomaltine keju dan makan bersama Suga, suaminya.
"Ah, maaf."
Jin berdecak sebal ketika kemeja putihnya menjadi kotor karena tak sengaja terkena chocoberry milik seorang wanita yang membawa nampan dan berpakaian pelayan.
"Kau tidak punya mata?" desis Jin, menatap perempuan yang menunduk dan tak berani melihat wajah lelaki itu. Dia terus saja mengatakan maaf, namun Jin tak memaafkan gadis itu begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesif [Jin-Sowon] ✔
Fiksi Penggemar[MAAP KALO BANYAK KURANGNYA, INI BUKU EP EP SAYA BUAT PAS MASIH BOCIL GAK DIREVISI, MAKASIH ATAS PENGERTIANNYA🙏] Apa yang akan kamu lakukan jika mempunyai suami yang terlalu posesif dan terobsesi denganmu? -Sowon, 24th -Jin, 30th UDAH TAMAT!