sinb dalam perjalanan untuk pulang kerumah. ia sangat fokus menyetir sambil sesekali melirik kearah kaca untuk melihat kondisi yerin dikursi belakang.
" anak ini memang tidak bisa ditinggal " gumam sinb kembali fokus pada jalan.
setelah beberapa menit sampai. sinb langsung melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil lalu ia membuka pintu belakang mobil. dengan sepenuh tenaganya sinb berusaha untuk menggotong tubuh yerin. lalu sinb menggunakan kaki kanannya untuk menutup pintu.
" hah~ badannya berat sekali "
sinb langsung masuk kedalam rumah dan membawa yerin kekamarnya. sinb agak sedikit kesusahan saat membuka pintu kamar yerin, namun akhirnya ia berhasil membuka pintunya. ia langsung meletakan yerin diatas tempat tidur. sinb meregangkan otot-otot tubuhnya setelah meletakan yerin diatas tempat tidur. sinb berdecik sambil berkacak pinggang melihat yerin.
" lalu apa yang harus aku lakukan? " tanya sinb pada dirinya sendiri.
sinb langsung membuka sepatu serta kaos kaki yerin. lalu setelah itu, sinb tanpa sadar membuka 2 kancing atas kemeja sekolah yerin.
" tunggu, haruskah aku membukanya? " sinb menghentikan aktifitasnya.
lalu sinb berdiri tegak. sinb memperhatikan tubuh yerin. pikiran kotor sempat terlintas pada pikiran sinb. sinb langsung menggeleng.
" apa yang aku pikirkan, tidak, sinb tidak " sinb menarik nafas lalu membuangnya lagi.
" aku harus mengganti bajunya, kalau tidak nanti kasihan dia tidur tidak nyaman " pikir sinb.
sinb melangkahkan kaki kearah lemari yerin, ia mengambil satu setel baju tidur. ia kembali berdiri disamping tempat tidur.
dengan mata setelah tertutup sinb mulai melepas satu persatu kancing kemeja yerin.' aku tidak melihat, aku tidak melihat '
sinb selalu mengucapkan kata-kata itu dalam hatinya.
setelah beberapa menit sinb melalui saat-saat yang menegangkan, akhirnya sinb bisa menghela nafasnya dengan lega." selesai " ucap sinb.
sinb hendak keluar dari kamar yerin. namun, tiba-tiba seseorang memegang telapak tangannya.
" ayah.. "
sinb menengok kebelakang kearah yerin.
lalu pandangannya turun kearah tangan yerin yang menggenggam tangannya dengan erat.
" ayah.. "
sinb kembali melihat kearah yerin, ketika dia menginggau kata 'ayah'.
sinb melihat butiran bening yang berhasil lolos dari mata yerin yang tertutup. sinb menarik kursi meja belajar lalu duduk didekat yerin.
sinb menatap yerin lalu ia mengusap air mata yerin dengan ibu jarinya." ayah jangan pergi.. " yerin kembali mengigau.
sinb tersenyum tipis.
" aku disini " jawab
sinb, satu tangan sinb mengusap-usap rambut yerin." ternyata.. dibalik sikap arogannya, terdapat kesedihan yang tidak bisa dia perlihatkan " batin sinb.
sinb terus mengusap-usap lembut rambut yerin sampai ia rasa yerin kembali terlelap nyenyak. sinb melihat genggaman tangan yerin pada tangannya. sinb melepaskan genggaman tangan yerin. dan sinb pun keluar dari kamar yerin.
sinb menuruni tangga dan langsung masuk kedalam kamarnya. ia membersihkan dirinya sebelum akhirnya beristirahat. sinb yang belum mengantuk hanya memandangi langit-langit kamarnya. tangan kanannya ia arahkan keatas. tangan yang barusaja tanpa sadar yerin genggam dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bae Is My Bodyguard
Fanfiction" Seorang perempuan? Yang benar saja " -Yerin-