Acara kembang api selesai, tapi mereka berdua tetap duduk diatas cap mobil. Sinb melirik kearah yerin
" ayo, kita pulang " ajak sinb.
" nanti saja. Aku masih ingin disini " tolak yerin.
Sinb hanya tersenyum tipis lalu dia membetulkan posisi duduknya.
" aku suka pantai " yerin tiba-tiba bersuara.
Sinb menatap wajah yerin dari samping.
" oh ya? " yerin mengangguk lalu melirij kearah sinb.
Sinb menyunggingkan senyuman kearah yerin. Namun yerin tidak membalasnya dan kembali menatap kearah air laut. Menikmati pemandangan yang sudah lama tidak ia lihat.
" aku tidak suka pantai " kini sinb berbicara.
Dengan wajah sedikit kesal yerin melirik kearah sinb. Melihat tatapan menakutkan yerin, sinb langsung nyengir.
" aku punya alergi terhadap air laut " raut wajah yerin berubah seketika.
" benarkah? " tanya yerin.
" hmm.. " sinb mengangguk.
Yerin kembali diam dan kembali menatap lurus kedepan. Terjadi keheningan diantara mereka.
" mm.. kalau boleh tahu, kenapa kamu suka dengan pantai? " sinb mencari topik pembicaraan.
" pantai mengingatkanku pada ayah, saat aku masih kecil dia selalu membawa ku kesini "
Saat mendengar yerin mengatakan kata 'ayah'. Ekspresi wajah sinb berubah drastis. Sinb memang sangat sensitif saat mendengar satu kata itu.
" oh.. " hanya jawaban singkat dari sinb yang yerin dapatkan.
" kenapa? " tanya yerin.
" tidak. sudah sebaiknya kita pulang, ini sudah malam dan kamu besok harus pergi ke sekolah " ucap sinb.
Sinb turun dari cap mobil dan membukakan pintu mobil untuk yerin. Yerin hanya memperhatikan sinb dari atas cap mobil.
" ayo " ajak sinb lalu tersenyum pada yerin.
Yerin langsung turun dari cap mobil dan berjalan masuk kedalam mobil. Sinb menutup pintu mobil sebelum akhirnya menyusul yerin masuk kedalam mobil dari pintu kemudi.
Perlahan mobil mereka pun menghilang dari area pantai yang semakin sepi. Perjalanan pulang tidak memakan waktu lama, karena jalanan yang sangat lancar. Setelah sampai, sinb melepas sabuk pengamannya. Ia keluar dari mobil dan berlari memutari mobil untuk membukakan pintu mobil untuk yerin.
Mereka berdua masuk kedalam rumah, dan langsung pergia kekamar masing-masing. Tidak ada percakapan atau sekedar mengucapkan selamat malam dari keduanya.
---------------------------------
Yerin dengan lancangnya masuk kedalam kamar sinb. Hanya dengan menggunakan kemeja putih yang kebesaran dengan begian 2 kancing atas yang sengaja terbuka dan celana pendek yang ketat. Yerin mendekati sinb dengan tatapan yang ingin menerkam.
Kini yerin sudah berdiri disamping sinb, tangan kanannya bergerak membelai dengan lembut setiap inci wajah sinb. Sinb perlahan membuka matanya saat merasakan bagian atas tubuhnya seperti ada yang menindih. Sinb membelalakan matanya saat mengetahui yerin duduk diatas tubuhnya.
" yer- " telunjuk yerin langsung mendarat dibibir mungil sinb.
" husstt!! " yerin menyuruh sinb untuk diam.
Yerin perlahan merebahkan kepalanya didada sinb. Membuat sinb gelagapan.
" aku bisa merasakan detakan ini.. untuk ku kan? " tany yerin dengan nada menggoda.
Sinb menelan saliva nya dengan susah payah. Tenggorokannya terasa kering.
Perlahan yerin mengangkat kepalanya dan kini wajah mereka berdua hanya menyisahkan jarak beberapa centi.
Yerin tersenyum menggoda sinb. Tangan yerin mengelus dari mulai telapak tangan sinb hingga naik keatas mengelus wajah sinb. Itu cukup membuat sinb merinding.
" se-sebenarnya.. kamu mau apa? " gugup. Sinb gugup dalam situasi seperti ini.
" hem? " yerin seolah-olah tidak mendengar perkataan sinb.
" kamu mau apa? " tanya sinb sekali lagi.
Yerin mengeluarkan senyuman menggodanya. Ia mendekatkan bibirnya kearah telinga sinb. Yerin yang jahil meniup pelan telinga sinb. Membuat tubuh sinb bergidik. Yerin terkekeh pelan.
" aku.. ingin.. kamu.. menghangatkan aku.. dengan tubuhmu.. " yerin berbisik. Tidak lebih tepatnya seperti mendesah ditelinga sinb.
Tanpa aba-aba. Sinb langsung membalikan posisi mereka. Sinb tidak kuat. Kini yerin yang berada dibawah tubuh sinb.
Dengan nafsu yang menggebu-gebu sinb langsung menyambar bibir yerin dengan mesra. Tangannya tidak tinggal diam, kedua tangan sinb mulai melepas kancing kemeja yerin tanpa melepas ciuman panas mereka. Setelah berhasil, sinb menghentikan ciuman dan langsung menyibakan kemeja yerin. Terlihat tubuh mulus yerin dengan bagian dada yang sudah tidak terbungkus apa-apa. Yerin tidak memakai bra.
Yerin kembali menarik tengkuk leher sinb untuk menciumnya. Ciuman mereka memanas dan kini keduanya saling bertukar saliva.
Kedua tangan sinb meremas kedua benda kenyal milik yerin membuat yerin mendesah.
" ahh~ sinbih~ "
.
.
.
.
.
DEG!!!
Sinb membuka matanya lebar-lebar. Nafasnya tersengal-sengal, keringat yang membasahi wajahnya. Kedua tangan sinb langsung meraba tubuhnya sendiri.
" ternyata tadi hanya mimpi " sinb membuang nafas berat sambil mengelus dadanya.
TOK! TOK! TOK!
TOK! TOK! TOK!
TOK! TOK! TOK!
suara ketukan terdengar tanpa henti. Yerin terus mengetuk pintu kamar sinb sambil meneriakan namanya.
" sinb! " sinb dengan cepat bangun dari tempat tidur.
Ia membuka pintu kamarnya. Terlihat wajah yerin yang sudah siap menerkamnya. tatapan yang tajam dengan kedua tangan dilipat didepan dada.
" lihat ini sudah jam berapa?! Seharusnya kamu bangun lebih dulu dari ku! " omel yerin.
" mian.. " hanya itu yang bisa sinb ucapkan.
" hari ini kamu selamat dariku, cepat lah aku bisa terlambat " yerin berjalan meninggalkan sinb, keluar rumah lebih dulu.
" hah~ untung saja "
sinb langsung memakai jaket dan topi untuk menutupi rambutnya yang sedikit berantakan. Ia mengambil kunci mobil dan berlari keluar rumah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TO BE CONTINUE..
--------------------------------
Annyeong!!^^
Ini partnya pendek yah :'v sengaja sih emang :'v next chap dijamin panjang~ muehehe..
Semoga suka~
Jangan lupa vote+coment~
Maaf kalo ada typo~Bye,bye♡
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bae Is My Bodyguard
Fanfiction" Seorang perempuan? Yang benar saja " -Yerin-