14. I Love You

53.5K 3.6K 511
                                    

Author's P.O.V

3 bulan.
Sudah 3 bulan Niall pergi. One Direction pergi. 3 bulan Summer bergulat dengan perasaannya ini. Ia merindukan Niall. Namun ia hanya menghubungi Niall sesekali. Ia takut perasaannya semakin menggila. Ia takut dirinya tidak bisa menahan keinginannya untuk memiliki Niall.

***
Niall's P.O.V

Summer, kemana kau? Sudah hampir 3 bulan dan kau hanya menghubungiku 2 atau 3 kali dalam seminggu. Kau membuatku gila, Summer. Kenapa semua jadi begini? Apa yang terjadi sehingga kau tampak menjaga jarak denganku? Apa salahku?
Aku sakit Summer. Tepat di dadaku. Di hatiku. Melihatmu menjauh, melihatmu tak peduli. Itu sakit.
Sudah 2 hari aku terbaring di rumah sakit. Kau bahkan tidak tahu bagaimana aku bisa disini, kan?
Semua orang khawatir. Semua orang peduli. Tapi aku ingin kau yang peduli, Summer. Kenapa kau tidak melakukannya?

"Niall, dia baik-baik saja." Liam menenangkanku. Zayn masih di hotel dengan Harry dan Louis. Hanya Liam dan Zayn yang tahu soal Summer. Dan mereka tidak bisa bilang apa-apa karna mereka yakin aku sudah tahu betul kalau ini sangat-sangat salah. Liam terdiam tanpa kata. Sedangkan Zayn mengataiku gila dan tak punya otak. Aku terima itu, karna memang itulah aku. Gila dan tidak punya otak. Zayn sangat shock. Mungkin ia tidak menyangka hal ini. Astaga, aku juga tak menyangka. Aku tidak tahu apa yang Liam katakan pada Zayn sehingga ia tidak memojokkanku sekarang.

"Bagaimana kau tahu?" Tanyaku bingung. Liam disini bersamaku, bagaimana ia bisa tahu kalau Summer baik-baik saja?

"Zayn menghubungi Clay untuk menanyakan kabar Summer. Tiap saat. Dan ia sudah memberitahu Clay kalau kau sakit. Pasti Clay akan memberitahu Summer." Jelas Liam. Ia melirikku dengan tatapan yang tidak dapat kuartikan.

"Apa yang harus aku lakukan, Li?" Tanyaku. Jujur aku sudah hampir gila karna perasaanku sendiri. Perasaan ini benar-benar kutukan. Tidak, aku tidak merasa terkutuk karna mencintai Summer. Tapi Perasaan ini membuatku dijauhi Summer. Meskipun ia sama sekali tidak tahu soal perasaanku ini.

Liam berjalan kesamping ranjangku lalu menarik bangku dan duduk disana.

"Niall," panggilnya. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

Liam menarik nafas perlahan.
"Kau yakin kalau kau mencintai Summer?" Tanya Liam.

Aku terdiam. Kaku.

"Aku ingin sekali mengatakan tidak. Tapi hatiku tidak membiarkanku." Kataku perlahan. Dapat kulihat tatapan penuh kekecewaan dari mata Liam.

"Aku mencintai Summer. Seperti aku mencintai Barbara. Liam, apa aku sudah gila? Apa aku harus masuk rumah sakit jiwa?" Aku mulai frustasi. Mataku memerah dan hampir berair. Aku kacau.

Liam terdiam beberapa saat.
Ia memejamkan matanya dan ketika ia membuka matanya lagi, bisa kulihat matanya berkaca-kaca. Liam menangis?

"Aku hanya berharap yang terbaik, mate. Aku mau kau bahagia dengan cara yang sepantasnya." Ujarnya pelan. Lalu ia keluar dari ruang rawatku. Dan tepat pada saat itu, dadaku terasa sakit lagi. Oh sial.

***
Author's P.O.V

Tanpa disadari Liam dan Niall, sesosok gadis cantik nan tinggi semampai menguping pembicaraan mereka berdua didepan pintu. Gadis itu sengaja ingin membuat kejutan seperti yang dilakukan ketika ulang tahun kekasihnya dulu.

Tapi apa yang ia dapat?
Pengakuan dari seorang Niall Horan. Pengakuan dari seorang yang dicintainya. Pengakuan dari seorang yang bisa membuat jantungnya meledak, kembali ke asal lalu meledak lagi.

Ia sakit hati. Kenapa Niall bisa mencintai adik kandungnya sendiri? Mungkin jika itu wanita lain, ia tidak akan sesakit ini. Masalahnya, wanita itu Summer. Siapa yang menyangka??

Summer ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang