A/N : HAHAHAH HAI SEMUA TUMBEN NIH A/N nya diatas hehe oke aku cuma mau bilang kalau chapter ini adalah chapter klimaks..... dan maaf kalau menurut kalian ini kurang, aku udah berusaha hehe. Maaf kalau P.O.V nya ngebingungin karna aku pengen bikin sudut pandang dari beberapa orang (?)
Semoga kalian suka! xoxo
***
Clay melemas mendengar penyataan Harry. Tiba-tiba saja ia menangis. Tubuhnya bergetar dan ia hampir saja terjatuh karna kehilangan keseimbangannya kalau Zayn tidak menangkap tubuhnya.
"Clay kau tidak apa-apa?" tanya Zayn khawatir.
Clay menggelengkan kepalanya. Niall mengepalkan tangannya lalu berlari menuju atap disusul Harry.
"Zayn, kau tetaplah disini dan jaga Clay." kata Liam. Zayn mengangguk.
"Tidak! aku harus ikut melihat Summer!" kata Clay ngotot. Zayn mencoba menahan Clay agar tidak ikut Liam dan Louis.
"Clay, kau harus tetap disini. Nanti kita akan menemui Summer. Aku berjanji." ujar Zayn. Clay menatap Zayn dengan bersimbah air mata.
"Ini salahku.. kalau sampai terjadi apa-apa pada Summer berarti ini salahku.." isak Clay. Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Zayn memberi kode pada Liam dan Louis untuk segera pergi. Louis dan Liam berlari mengejar Niall dan Harry ke atap. Perasaan mereka ikut tidak karuan, bertanya-tanya ada apa sebenarnya diatas.
***
Summer sudah tiba di atas atap dan tidak menemukan siapapun disana. Ia mengernyitkan dahinya.
"Harry?" panggil Summer. Hembusan angin malam membuat bulu kuduknya merinding. Apalagi suasana sepi diatas atap ini. Sesungguhnya Summer ingin segera kabur kebawah karna perasaannya sudah tidak enak saat ini.
ia menggigit bibirnya dan melihat sekeliling.
"Kau mencoba menakuti aku ya?" Summer kembali mencoba memancing Harry untuk keluar. Oke, ini creepy.
Summer mendengus kesal lalu berniat untuk segera turun, namun ketika ia berbalik, keadaan berkata lain. Seseorang dengan jas hitam berdiri disana. Ia tengah menghisap rokok nya yang tinggal setengah. tangan kanannya diperban. Entah kenapa. Summer terbelalak namun ia mencoba untuk tenang ketika melihat pria yang ada dihadapannya itu.
"Hi, Summer." sapa pria itu dengan suara khasnya. Summer terdiam ditempatnya. Jantungnya sudah terasa akan meledak saking kencangnya detakan didalam.
"Kau.." kata Summer tertahan. Ia menelan ludahnya berusaha tidak gugup namun dari wajahnya, semua orang tahu kalau gadis ini takut dan gugup pastinya.
"Kau pasti kaget ya mengapa aku yang ada disini? bukannya Harry?" tanya lelaki itu. Summer tak menjawab. Pria itu berjalan kearah Summer perlahan. Ia mengeluarkan sebuah pistol dari kantung jasnya. Summer bergidik ngeri, pria ini gila. Sekarang pria itu sudah ada didepan Summer. Summer melangkah mundur perlahan, membuat suara tawa renyah terdengar dari pria itu.
"Kau takut karna aku mengeluarkan benda ini?" ia menimang-nimang pistolnya.
"Oh, atau kau punya kejadian buruk yang berhubungan dengan pistol ini ya? hahaha asal kau tau, kejadian itu juga hadiah dariku, untukmu. Hadiah kelulusan." Summer tidak merespon. Ia terbelalak kaget. Jadi pembajakan di sekolahnya dulu itu perbuatan pria ini?
"Ya, walaupun aku harus melukai diriku sendiri, itu tidak apa-apa. Setidaknya aku mendapat sedikit perhatianmu." Ia menyeringai. Summer memejamkan matanya, Ia hanya berusaha untuk tidak tampak takut dihadapan lelaki ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Forever
Fanfiction[PRIVATED ON SOME CHAPTERS] Apa jadinya kalau dibenci oleh keluarga sendiri? Ayah dan ibu sendiri pun malu memiliki anak sepertinya. Bahkan kakak lelakinya tak mau mengakui dirinya sebagai adik. Selama ini dia bersabar, menunggu tuhan membuka jalan...