Niall's P.O.V
Ini tidak mungkin terjadi. Barbara memutuskanku?
Apa hari ini benar-benar ada? Bangun, Niall. Ini hanya mimpi.
Ku tampar diriku sendiri.
Sakit. Ini bukan mimpi."Niall, maafkan aku. Semoga kau menemukan kebahagiaanmu sendiri. Tanpa diriku, tentunya. Aku selalu sayang kau, Niall."
Kudengar lagi suara wanita pujaanku itu. Lalu sambungan telfon terputus. Bahkan aku belum mengatakan apapun, Barbara.
Kenapa kita tidak bisa mempertahankan ini? Kenapa kau meninggalkan aku?
Kenapa kau tidak mendengar penjelasanku terlebih dahulu?
Sumpah, ini sangat sakit. Rasanya seperti melihat Summer sakit hati. Hatiku serasa diremas-remas. Serasa di hancurkan.
Apa aku harus melepaskan Barbara? Aku mencintainya, Tuhan. Aku bahkan belum membayangkan hidupku tanpa dia.
Ku lemparkan handphoneku kesembarang arah."Whoa! Niall!" Suara Harry terdengar. Aku menoleh ke belakang. Harry berdiri didepan pintu kamar sambil memegang handphoneku. Ia menangkapnya. Aku mengalihkan pandanganku ke luar. Ke jendela.
Ia berjalan mendekatiku.
"Kau tampak kacau. Kenapa, Niall?" Tanyanya.
Ayo bertaruh, wajahku pasti memerah sekarang. menahan amarah. Bibirku bergetar. Aku bisa merasakannya."Barbara memutuskanku." Ujarku parau.
Mata hijaunya melebar mendengar perkataanku."Bagaimana bisa?"
Aku terdiam sebentar. Mana bisa kukatakan padanya kalau ini karna Barbara tahu aku mencintai Summer! Aku hanya mengangkat bahuku.
"Aku turut menyesal, Niall." Kata Harry menepuk-nepuk pundakku. Aku mengangguk. "Terima kasih."
"Jangan lemah, Kita para lelaki sudah diciptakan kuat untuk menanggung semua masalah. wanita memang begitu, membingungkan. kita harus selalu siap menerima sikap mereka." Kata Harry.
Perkataannya benar. Tapi aku masih sangat mencintai Barbara. Sangat. Tak mudah melupakannya begitu saja.
"Aku rasa kau butuh waktu sendiri. Tenangkan dirimu, mate. Setelah tenang, kebawahlah. Louis punya permainan bodoh yang sepertinya bisa menghiburmu." Kata Harry. Ia berjalan keluar kamar, setelah sebelumnya mengembalikan handphoneku.
"Kami menunggumu," kudengar lagi perkataannya dari arah pintu kamar. Setelah itu langkah kakinya menjauh.
***
Harry's P.O.VNiall dan Barbara putus. Entah kenapa, aku jadi merasa takut. Perasaan itu muncul begitu saja. Aku bahkan tidak tahu, apa yang harus kutakutkan. Aku turun kebawah dengan malas. Aku merasa sekarang aku sudah jauh sekali dengan Niall. Tapi kenapa? Padahal dulu kami selalu curhat soal pacar masing-masing. Soal Barbara, Taylor, Cara, dan Kendall. Memang mantanku lebih banyak ketimbang dia yang setia sekali pada Barbara. Aku tahu pasti berat melepaskan Barbara. Pasti.
Tak tahu kenapa, rasanya agak canggung ketika menghibur Niall tadi.
Ada apa sebenarnya? Kenapa sejak Summer datang, aku merasa jauh dari Niall?
Dia sahabatku.
Oh tidak, sekarang aku menyalahkan Summer. Jelas gadis itu tidak tahu apa-apa. Dan kenapa pula aku selalu memikirkan dia ?
Hidup ini semakin rumit saja."Harry! Kemarilah. Kami sedang main!" Teriakan si rabies -Louis- terdengar. Bahkan aku belum mencapai lantai bawah. Masih di pertengahan.
Aku kaget sekali. Rambut Zayn sudah berubah menjadi ungu. Apa yang dilakukan Louis gila itu pada Zayn.
Kalian tahu apa yang dimainkan mereka?
Mereka bermain tangkap lalat dengan gelas. Louis menaruh seplastik sampah didepannya, Liam dan Zayn. Dan yang berhasil menangkap lalat terbanyak boleh memberi hukuman pada yang tak bisa menangkap lalat. Aku disuruh memanggil Niall tadi sebelum aku tahu apa game nya. Ternyata mereka mulai duluan. Untung aku disuruh memanggil Niall.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Forever
Fanfiction[PRIVATED ON SOME CHAPTERS] Apa jadinya kalau dibenci oleh keluarga sendiri? Ayah dan ibu sendiri pun malu memiliki anak sepertinya. Bahkan kakak lelakinya tak mau mengakui dirinya sebagai adik. Selama ini dia bersabar, menunggu tuhan membuka jalan...