Harry masuk kekamarku dengan wajah yang sangat-sangat marah.
"Hey, chill mate! Kami hanya bercanda!" Kata Niall sambil tertawa. Ia sudah tahu kalau aku dan Harry benar-benar berpacaran sekarang.
Astaga, sungguh ini menegangkan. Aku benar-benar tidak menyangka Harry bisa datang sekarang.
"Kau benar-benar membuatku cemburu, Niall." Harry mengatupkan rahangnya. Menatap Niall dengan penuh dendam.
"Hazza, ini tidak seperti yang-"
"Diam. Aku membencimu. Jangan karna ia adikmu, kau bisa bebas melakukan hal yang membuatku cemburu." Harry memotong perkataan Niall.
"Harrs.." Panggilku mencoba menenangkan. Lelaki itu menoleh kearahku masih dengan ekspresi yang menyeramkan.
Hening. Niall terdiam. Begitupula aku.
Tiba-tiba..."HAHAHAHAHHAAHA kalian harus lihat wajah kalian! Astaga! Lucu sekali!" Harry tertawa dengan kekehnya. Aku dan Niall saling pandang.
"Kau.."
"Aku bercanda, sayang." Harry memotong omonganku. Lalu ia berjalan kearah Niall."Sungguh, kalian seperti sepasang kekasih yang ketahuan selingkuh." Harry terkekeh lagi. Dan dengan bodohnya Niall ikut tertawa lalu mengumpat pada Harry.
Aku tertawa dengan canggungnya. Astaga, benar-benar gila. Aku sudah takut kalau Harry mengira aku dan Niall... Astaga, sudahlah. Tidak ada gunanya aku mengatakan hal itu.
"Jadi, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Niall.
"Tentu saja bertemu kekasihku." Kata Harry lalu merangkulku.
Ia mengecup bibirku cepat."Hey, kau mengganti lipbalm-mu?" Tanya Harry padaku.
"Ah- tidak. Kenapa?" Tanyaku.
"Biasanya aku menciummu dengan rasa coklat, sekarang sepertinya cherry.. Atau, strawberry?" Ia tampak berpikir sambil menjilat-jilat bibirnya. Aku melirik Niall yang menatap Harry dengan jijik. Membuatku ingin tertawa.
"Cherry, Harry. Lipbalm coklat ku habis. Aku belum membelinya lagi. Jadi aku pakai ini." Jelasku.
"Kalian begitu manis. Membuatku ingin muntah." Celetuk Niall lalu berjalan keluar dari kamarku.
Aku dan Harry terkekeh.
"Jadi, gadis cantikku ini sedang apa?" Tanya Harry sambil duduk diatas meja belajarku."Tadinya aku belajar, tapi sekarang buku ku diduduki oleh laki-laki keriting."
Aku berpura-pura cemberut. Ia tertawa keras lalu menjawil hidungku."Maafkan aku yang tampan ini, ya Summer." Katanya pede. Aku memutar bola mataku. Aku merasa seperti Clay ketika melakukannya.
Harry mengusap kepalaku.
"Hey, rambutmu kembali brunette?" Tanyanya. Aku mengangguk."Aku mau mengecatnya menjadi blonde lagi. Bagaimana menurutmu?"
Harry tampak berfikir sebentar.
"Coba biarkan tumbuh saja dulu seperti Niall. Pasti keren."
Aku tersenyum. "Kau benar-benar pintar." Pujiku sambil mengecup pipinya.
"Tentu saja, aku kan Harry Styles." Oh sekarang ia terlalu percaya diri.
"Ah, iya. Gemma mengajak kita makan siang diluar. Kau mau?" Tanya Harry.
"Boleh saja. Aku belum pernah bertemu Gemma. Dia pasti cantik sekali ya?" Tanyaku.
"Tidak, biasa saja. Tapi dia merasa cantik. Ah sudahlah, nanti kau nilai sendiri." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Forever
Fanfiction[PRIVATED ON SOME CHAPTERS] Apa jadinya kalau dibenci oleh keluarga sendiri? Ayah dan ibu sendiri pun malu memiliki anak sepertinya. Bahkan kakak lelakinya tak mau mengakui dirinya sebagai adik. Selama ini dia bersabar, menunggu tuhan membuka jalan...