Author's P.O.V
Summer tengah membuat sandwich untuk Bobby dan dirinya pagi ini. Padahal Meredith sudah berkata kalau ia akan membuatkannya untuk Summer dan Bobby. Oh ya, Meredith adalah pelayan rumah tangga yang disewa Greg untuk Bobby. Meredith berusia kira-kira 25 tahunan dan ia sudah sekitar sebulan bekerja untuk Bobby.
"Nona Summer, aku bisa membuatkannya untukmu." Kata Meredith canggung.
Summer tersenyum sambil memberikan saus tomat untuk sandwich Ayahnya.
"Tidak, Meredith. Aku akan membuatkannya untuk Dad. Kau beristirahat saja, atau ikutlah makan bersama kami! Oh ya, jangan panggil aku Nona karna aku tidak suka. Kau lebih tua dariku, tau. Panggil aku Summer." Ujar Summer panjang lebar. Meredith tersenyum. Summer tampak semangat sekali. Jelas saja ia semangat, Ia berbaikan dengan Bobby. Dengan ayahnya. Pantas ia bahagia sekali.
"selamat pagi." Bobby turun dari tangga dan menyapa Summer serta Meredith. Bobby mengecup puncak kepala Summer dan tersenyum kepada anak perempuannya itu.
"Pagi, Dad." Kata Summer. Meredith tersenyum, seumur-umur, ia baru ini melihat majikannya sebahagia itu. Dan semua itu terjadi sejak kehadiran Summer dirumah ini.
"Aku membuatkanmu sandwich, Dad! Ayo kita makan!" ajak Summer dengan semangatnya.
Bobby duduk di kursinya, begitupula Summer.
"Saya permisi dulu." Pamit Meredith. "Meredith! Ayo sarapan bersama kami. Kan aku sudah bilang tadi." Kata Summer manja. Ia mengerucutkan bibirnya.
Meredith tersenyum canggung.
"Ayolah Meredith. Ini permintaan anakku." Kata Bobby sambil tersenyum. Meredith pun mengangguk dan duduk disebelah Summer. Mereka pun sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan, Handphone Summer berbunyi.
Niall menelfonnya.
"What's up, pudding. How's life?" suara Niall terdengar diseberang.
Summer melirik Bobby yang duduk di ruang tamu. Lalu memberi kode kalau Niall yang menelfon dan ia permisi kekamar. Bobby mengangguk.
"NIALLLLL!!!!!!!!!" Summer menjerit kegirangan setelah sampai dikamarnya. Terdengar kekehan Niall disana.
"Ada apa, sayang? Kau benar-benar bahagia ya disana? Aku jadi merindukan rumah." Lirih Niall. Summer terkekeh.
"Aku benar-benar bahagia, Niall!! Apalagi Dad sudah kembali. Aku bahagia sekali!" Summer bercerita sumringah.
"Kau sudah mengatakan hal itu kemarin ketika kita video call. Kau tidak bosan?" tanya Niall mengejek.
"NO WAY! Aku tak akan pernah bosan. Ini adalah hal yang paling membahagiakan."
"Baiklah, baiklah. Kau menang, Summer. Jadi kapan kau akan kembali? Aku merindukanmu."
Summer tersenyum tipis. Ia juga sangat merindukan Niall.
"Aku tidak tahu Niall. Tapi, aku belum bisa kembali dalam waktu dekat ini. Oh ya, Bagaimana Harry?" Summer menggigit bibirnya.
Mulut sialan. Kenapa ia menanyakan lelaki itu? Summer terdiam cukup lama setelah menanyakan Harry. Niall ikut-ikutan diam dan menunggu Summer bicara. Sayangnya Summer malah diam.
"Ba-bagaimana kabarmu?" tanya Summer canggung.
Niall terkekeh pelan.
"Harry baik-baik saja, Summer. Ia sedang memulihkan diri dirumah Anne dan tak tinggal di flat kami saat ini. Ia mati-matian mencarimu. Tapi aku tak akan memberitahukan keberadaanmu padanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Forever
Fanfiction[PRIVATED ON SOME CHAPTERS] Apa jadinya kalau dibenci oleh keluarga sendiri? Ayah dan ibu sendiri pun malu memiliki anak sepertinya. Bahkan kakak lelakinya tak mau mengakui dirinya sebagai adik. Selama ini dia bersabar, menunggu tuhan membuka jalan...