20. Pain

46.9K 3.3K 809
                                    

Calum's P.O.V

Aku melihat berita tentang Summer dan Harry di televisi. Mereka berpacaran. Dan mereka berada di Irlandia sekarang, bahkan Summer tak memberitahuku ia akan pergi kesana. Bukankah kami sahabat?
Sadar, Calum. Kau tidak penting untuk Summer. Lupakan dia.

"Kenapa Summer berpacaran dengan si keriting?" Tanya Cole. Ia duduk didepan televisi sambil memakan serealnya.

"Namanya Harry, Cole. Kau tidak sopan." Koreksiku. Cole mengangguk.

"Iya, itu maksudku. Kenapa mereka berpacaran?" Tanyanya lagi.

Aku terdiam sebentar. Kulirik Cole yang menatapku penuh tanya.

"Karena mereka saling mencintai."

"Lalu kau bagaimana? Bukankah kau juga mencintai Summer?" Tanya Cole dengan polosnya. Aku rasa jiwa Cole sudah gila. Kenapa dengan mudahnya ia berbicara yang frontal-frontal seperti itu?

"Cole, diam dan habiskan serealmu." Perintahku. Lalu ia memanyunkan bibirnya.

"Aku tahu kenapa Summer memilih Harry. Kau jahat sih." Ujar Cole lalu memakan serealnya lagi.

Kalau Cole sudah besar dan bukan adikku, pasti sudah kumarahi dia habis-habisan.

***
Harry's P.O.V

Tadi pagi itu sungguh menyebalkan. aku sedikit sakit hati ketika Summer menolak untuk menciumku. dan ia malah membahas Kendall. tapi aku mengerti, aku memutuskan untuk tak memikirkannya lagi.

Summer mengajakku kerumah Bobby. Ia merindukan ayahnya.
Sebenarnya Greg melarang, karna takut Bobby tak suka melihat Summer. Namun kuyakinkan kalau aku akan menjaganya.
Akhirnya Greg mengalah. Sebenarnya, rencana yang seharusnya aku dan Summer jalankan disini gagal total. Seharusnya sampai besok aku dan Summer tetap dirumah Maura dan Gale. Tapi Summer minta pergi. Ia memilih dirumah Greg.

Aku dan Summer sedang didalam perjalanan ke rumah Bobby dengan mobil Greg.

"Kenapa kau gugup begitu?" Tanyaku pada Summer. Ia menoleh padaku lalh menggigit bibirnya.
"Aku takut, Harrs!" Pekiknya.

Sontak aku tertawa.
"Kau tidak perlu takut. Aku kan disampingmu." Ujarku lalu kupegang tangannya,

"Thankyou!" Katanya sambil tersenyum.
Beberapa saat kemudian, kami sampai di rumah Bobby. Kami berdua turun dan mengetuk pintu rumahnya.
Beberapa saat kemudian,
Terbukalah pintu rumah itu dan wajah Bobby muncul.

Matanya membesar ketika melihat Summer.

"Hi, Dad." Sapa Summer.
Bobby tidak membalasnya. Lalu ia melihatku dan aku tersenyum padanya.

"Hi, Bobby." Sapaku.

"Summer, Harry." Gumamnya.
"Ternyata kalian benar berpacaran." Lanjutnya.

"Iya, Dad. Aku-"

"Jangan bicara, Summer." Bobby memotong perkataan Summer. Membuat Summer langsung terdiam.

"Lebih baik kalian pergi. Karna aku sedang tidak ingin diganggu." Kata Bobby lagi.

Kenapa ia dingin sekali?

***
Author's P.O.V

"Tapi, Dad. Aku ingin bertemu denganmu, aku merindukanmu." Kata Summer. Bobby terdiam. Lalu menggeleng,

"Tidak. Aku tak ingin bertemu denganmu." Kata Bobby dingin.
Summer menggigit bibirnya. Sebenarnya mengapa Bobby jadi begini padanya?
Summer memegang tangan Bobby lalu menciumnya.

Summer ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang