“If you love someone who doesn’t love you back, let them go to find their happiness. Because if they’re happy, you’ll be happy too, even its not with you.”
..
Matahari sudah muncul dari balik peraduan nya tetapi Senja masih saja terlelap dalam tidurnya.
Gadis itu membenarkan letak selimutnya kemudian menyusupkan badannya ke dalam selimut itu.
Hari ini adalah hari minggu, wajar saja bila Senja masih berbaring diatas tempat tidurnya. Gadis ini biasa nya akan bangun siang jika sedang hari libur.
Seketika ponsel Senja yang berada di nakas berdering dan membuat sang pemilik terbangun sambil menyipitkan mata nya yang masih terasa sangat berat.
Senja dengan malas mengambil ponsel tersebut kemudian langsung mengangkat telfonnya tanpa melihat siapa yang menelfonnya sepagi ini.
“Hallo?” Sapa seseorang diujung sana.
Senja hanya bisa bergumam tidak jelas membalas sapaan itu karena gadis ini memang masih sangat mengantuk.
“Astagfirullah Senja, masih molor lo?” Tanya nya lagi.
Senja hanya bisa mendengus sebal mendengar perkataan orang itu.
“Siapa sih nih? Ganggu orang tidur aja.” Jawab Senja dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Terdengar helaan nafas di ujung sana “Jangan bikin gue sakit hati yah, masa lo gak ngesave kontak gue?” Tanya nya sembari mendesah kecewa.
Senja yang mendengar itupun mengerutkan kening nya, kemudian ia melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
Seketika mata gadis itu terbuka lebar, nama Langit tertera jelas di layar ponselnya.
Kali ini ia benar-banar merutuki kebodohannya.“Eh sorry Lang, gue masih setengah sadar. Lagian lo nya sih rese banget kayak cacing, ngapain nelfon pagi-pagi buta kayak gini?” Tanya Senja dengan nada kesal.
“Mata lo picek apa gimana nih? Matahari udah tinggi gini lo bilang masih pagi buta? Wah parah lo.” Jawab Langit dengan nada takjub.
Senja hanya bisa terkekeh pelan mendengar penutaran sang Langit.
“Kamprett. Lo nelfon mau ngapain sih?” Tanya Senja lagi.
“Rencana nya hari ini gue mau ngomong sama Pelangi tentang perasaan gue ke Bintang, gimana menurut lo?” Balas Langit maah balik bertanya.
“Yaudah lebih bagus malah kalo lo kasih tau Pelangi, biar dia juga bisa kasih saran buat gimana cara nya ngungkapin perasaan lo ke Bintang.”
“Biar sekalian gue juga punya temen buat baperin lo yang kenyataannya lebih suka sama temen gue sendiri ketimbang ngelirik gue yang selama ini juga suka sama lo.” Batin Senja menambahkan.
“Yaudah, gue tungguin di cafe biasa. Buruan lo mandi sono, awas lo kalo tidur lagi.” Ucap Langit yang terdengar seperti ancaman.
“Hmmm.....” Gumam Senja sembari memutuskan panggilan telfonnya.
Gadis itu menggeliat di kasurnya, ia benar-benar sangat malas untuk bergerak hari ini.
Dengan segenap jiwa dan raga yang telah ia tanamkan dalam dirinya, gadis itu turun dari tempat tidurnya sembari melangkah dengan gontai menuju ke kamar mandi yang terletak bersebelahan dengan kamarnya.
Setelah memebersihkan diri dan telah rapih dengan pakaian jalannya, gadis itu menuruni anak tangga sembari bersenandung kecil.
Senja melihat ibu nya yang sedang asik menonton acara masak-memasak di tv, kemudian gadis itu melangkahkan kaki nya ke hadapan sang ibu.
![](https://img.wattpad.com/cover/121829560-288-k553616.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts
Fiksi RemajaSenja itu seperti pertemuan terang dan gelap. Saat senja tiba kita bisa melihat sisa cahaya dari matahari yang membaur dengan kegelapan malam yang mulai datang. Meraka menyatu dan membuat langit seakan-akan berwarna jingga dan sangat indah. Namun ba...