“Kamu tahu hal apa yang paling menyesakkan hati? Yaitu ketika kamu merasa memilikinya, padahal menyentuhnya pun kamu tak mampu.”
..
Sudah seminggu berlalu semenjak Langit menceritakan tentang perasaannya untuk orang lain kepada Senja.
Gadis itu masih tetap pada pendiriannya.
Dia terlihat baik-baik saja seolah tidak ada luka, terlalu biasa bahkan untuk bersedih pun dia tidak ingin menunjukkannya.
Terkadang seseorang butuh orang lain sebagai tempat berbagi, spesifiknya seorang wanita.
Karena sekuat-kuatnya wanita, pasti ada masa dimana dia benar-benar ingin menumpahkan segala rasa sedih, marah, kecewa kepada seseorang yang benar-benar bisa ia percaya.
Namun kali ini Senja masih memilih untuk bungkam, dia masih kuat untuk menahan segala rasa sesak yang ada di hatinya sendirian.
***
Bel istirahat telah berbunyi membuat para siswa tidak sabaran untuk keluar kelas dan melangkah pergi menuju kantin karena sudah kelaparan.
Senja hanya berdiam diri di tempat duduknya tanpa ada niat bangkit dari tempat itu.
Teman-teman dekat Senja sedang pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan dan di bawa nya ke kelas.
Senja yang memang tidak berniat keluar kelas itu pun hanya menitip uangnya dan meminta mereka untuk membelikan Senja beberapa cemilan untuk menggajal perut.
Senja sedang asik memainkkan ponselnya sembari membuka beberapa akun sosial media yang ia punya.
Gadis berambut panjang itu mendecih pelan ketika tidak ada satu pun yang spesial di semua akun sosial media yang ia miliki.
Tiba-tiba Senja merasakan kursi di sampingnya di duduki oleh seseorang.
Senja mengangkat wajahnya dari layar ponsel kemudian menoleh untuk melihat siapa yang duduk di samping nya.
Senja tersentak kaget mendapati Langit tengah tersenyum lebar kepada nya.
Jantung Senja kembali berdegub kencang, bahkan hanya berada di samping lelaki itu saja sudah membuat Senja diam seribu bahasa.
“Lah si geblek malah ngelamun, lagi ngelamunin apa hayoo? Awas loh kalo ngelamun yang jorok-jorok.” Ucap Langit sembari tertawa terbahak-bahak.
Senja yang mendengar itupun hanya bisa memutar bola mata nya kesal.
“Dih, lo apaan sih dateng-dateng gaje.” Jawab Senja kesal.
“Widiih si ibu sewot, suka-suka gue lah mau ngapain.” Balas Langit lagi dengan nada mengejek.
Senja hanya bisa memanyunkan bibir nya mendengar penuturan Langit, lelaki ini memang memiliki 1001 cara untuk memenangkan perdebatan.
“Biasa aja dong bibir lo, kode banget tuh bibir minta di cipok?” Tanya Langit lagi dengan tawa yang semakin keras di bandingkan tadi.
Senja hanya bisa mendengus kesal kemudian mendaratkan satu jitakan mulus ke kepala Langit dan sukses membuat lelaki itu meringis kesakitan.
“Curiga gue, akhir-akhir ini hormon lo lagi naik yah? Dari tadi lo bahas yang gituan mulu.” Tanya Senja sembari mata nya memicing tajam kearah Langit.
“Gila lo, gak berfaedah banget pertanyaan lo sumpah.” Jawab Langit sembari memencet hidung Senja mengakibatkan gadis itu mengaduh kesakitan.
Langit melepaskan tangannya dari hidung Senja membuat gadis itu segera menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts
Teen FictionSenja itu seperti pertemuan terang dan gelap. Saat senja tiba kita bisa melihat sisa cahaya dari matahari yang membaur dengan kegelapan malam yang mulai datang. Meraka menyatu dan membuat langit seakan-akan berwarna jingga dan sangat indah. Namun ba...