“Aku tidak ingin mengenalmu dengan cara yang salah. Izinkan aku untuk perlahan-lahan membaca setiap lembar cerita di hidupmu dan biarkan aku mengenalmu dengan caraku.”
..
Hari sudah mulai menjelang sore saat Senja keluar dari pekarangan rumahnya hanya untuk sekedar berlari-lari kecil mengitari komplek perumahan yang sedang ia tempati saat ini.
Setelah kurang lebih satu jam berlari, gadis itu memilih untuk beristirahat sebentar di taman yang memang tersedia di komplek perumahan itu.
Senja meluruskan kaki nya sembari mengatur napas, kemudian gadis itu meminum air mineral yang ia bawa dari rumahnya.Senja tersenyum kecil memperhatikan keadaan di sekitarnya. Ternyata ada banyak anak kecil yang sedang bermain di taman ini.
Suara-suara tawa anak kecil itu menggema di telinga Senja sehingga mampu membuat gadis itu semakin gemas akan tingkah anak-anak yang berada di sekitarnya.Saking asiknya memperhatikan anak-anak kecil yang tengah bermain itu, Senja tidak menyadiri jika di sampingnya telah ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan senyum yang terlukis di bibir gadis itu. Entah mengapa tubuh lelaki di samping Senja membeku ketika melihat senyuman itu, mata nya tidak lepas dari Senja yang masih belum sadar akan keberadaannya.
Senja mengalihkan pandangannya dari anak-anak kecil yang sedang bermain itu kemudian mata nya langsung bertabrakan dengan mata seseorang yang sedari tadi memperhatikannya.
Senja tersentak kaget melihat orang itu, sama halnya dengan orang yang sedari tadi menatap Senja. Lelaki itu tak kalah kagetnya ketika mendapati Senja tiba-tiba berbalik dan langsung bertubrukan dengan mata nya.
Senja buru-buru menormalkan ekspresi wajahnya kemudian gadis itu mengerutkan kening melihat seorang lelaki yang tak di kenalnya ini sudah berada di sampingnya.
“Lo siapa?” Tanya Senja dengan raut wajah bingung.
Lelaki itu pun hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal akibat salah tingkah kemudian senyum tipis terlihat di wajahnya.
“Kenalin nama gue Samudra, Samudra Bagaskara.” Ucap Lelaki itu sembari mengulurkan tangannya ke depan Senja.
Senja semakin mengerutkan keningnya namun tak urung gadis itu membalas uluran tangan Samudra.
“Mayvina Senja Azzahra, lo bisa panggil gue Senja.” Jawab Senja sembari melepaskan tangannya dari genggaman Samudra.
Samudra merasa seperti ada yang hilang ketika tangan Senja lepas dari genggamannya.
“Nama yang cantik.” Ucap Samudra sembari tersenyum kearah Senja.
“Kayak orangnya.” Tambah Samudra dalam hati.
Senja menautkan kedua alisnya mendengar penuturan Samudra namun entah mengapa kedua ujung bibir gadis itu terangkat keatas membentuk sebuah senyuman.
“Makasih.” Gumam Senja dengan suara kecil namun masih bisa di tangkap oleh indra pendengaran Samudra.
Samudra merasakan sesuatu menggelitik perutnya, rasanya ada ribuaan kupu-kupu sedang berterbangan di perutnya ketika ia melihat senyum yang Senja berikan untuknya.
Senyum itu, senyum yang mampu membuat Samudra merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya padahal sebelumnya ia tidak pernah merasa seperti ini apalagi sama orang baru.Samudra bingung sama dirinya sendiri, entah mengapa ia merasakan ada gejolak aneh yang ia rasakan ketika berada di samping Senja. Apa ini yang dinamakan Love at the first sight? Aarggh, Samudra merasa seperti dirinya kembali ke masa pubernya dulu, benar-benar menggelikan.
“Lo sering kesini?” Tanya Samudra membuka pembicaraan lebih dulu.
Senja menoleh kearah Samudra kemudian gadis itu menjawabnya dengan anggukan kepala.
“Kalo gue pulang cepet dari sekolah atau hari-hari libur sih gue sering main kesini. Suasana nya bikin gue betah walaupun taman ini ada di tengah kota.” Jawab Senja.
Samudra menganggukkan kepala nya tanda setuju dengan ucapan Senja. Memang pertama kali ketika ia menginjakkan kaki di taman ini, ia merasa suasana di taman ini membuatnya tenang.
“Lo suka sama anak kecil yah?” Tanya Samudra lagi ketika sedari tadi memperhatikan Senja yang selalu tersenyum kecil melihat tingkah anak kecil yang sedang bermain sambil tertawa di taman itu.
“Iya, gue suka banget sama anak kecil. Apalagi pas ngeliat mereka main sambil ketawa lepas kayak gak ada beban gitu. Gemes gue liatnya.” Jawab Senja dengan binar yang terlihat jelas di mata nya.
Samudra terkekeh pelan melihat bagaimana menggemaskan binar di wajah Senja ketika gadis itu bercerita mengenai anak-anak kecil yang ia sukai.
Tak terasa hari sudah semakin petang, dan sebentar lagi cahaya senja akan hilang dari balik peraduannya dan akan di gantikan oleh gelapnya malam ditemani dengan benda-benda kecil yang bergelantungan di langit.
Senja bangkit dari tempat duduknya membuat Samudra yang berada di sampingnya mengerutkan kening.
“Mau kemana?” Tanya Samudra dengan ekspresi bingung.
Senja mengangkat sebelah alisnya ketika mendengar penuturan lelaki yang sejak tadi berada di sampingnya itu.
“Mau pulang. Lo gak liat hari udah mulai gelap?” Tanya Senja sembari menatap kearah mata Samudra.
Samudra memperhatikan sekitarnya dan ya lelaki itu tidak sadar bahwa ternyata hari sudah mulai gelap.
“Eh haha gue gak sadar kalo bentar lagi udah mau malem.” Ucap Samudra sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Senja terkekeh pelan mendengar penuturan Samudra, entah apa yang sedang di pikirkan lelaki itu sampai ia tak sadar bahwa hari sudah semakin petang.
“Yaudah, kalo gitu gue balik duluan yah Samudra.” Ucap Senja sembari tersenyum.
“Mau gue anterin?” Tawar Samudra ketika melihat Senja ingin berbalik.
Senja tersenyum tipis kearah Samudra sembari menggelengkan kepala nya.
“Gak usah, rumah gue deket kok. Tinggal jalan lurus ke depan terus belok dikit sampe deh di rumah gue.” Ucap Senja sembari menunjuk jalan yang akan ia lewati.
Samudra menganggukkan kepala nya tanda bahwa ia mengerti. “Gue juga baru pindah dan rumah gue juga masih satu komplek sama rumah lo. Jadi, seneng bisa ketemu dan kenalan sama lo Senja.” Balas Samudra sembari tersenyum tipis kearah Senja.
Senja terkekeh pelan namun tak urung gadis itu menganggukkan kepala nya tanda bahwa ia setuju dengan ucapan Samudra.
“Kalo gitu gue balik dulu yah, takut hari semakin gelap.” Ucap Senja sembari melambaikan tangannya ke udara dan menggoyangkannya tanda berpisah kepada lelaki yang baru di kenalnya beberapa jam yang lalu itu.
Samudra terkekeh pelan mendapati tingkah Senja yang seperti anak kecil dan terlihat sangat menggemaskan di matanya.
“Hati-hati yah.” Ucap Samudra ketika gadis itu telah berjalan beberapa langkah meninggalkan tempatnya berdiri tadi.
Senja menoleh ke belakang mendengar perkataan Samudra, gadis itu tersenyum kecil sembari mengangkat jempolnya keatas tanda bahwa ia mengerti.
Kemudian gadis itu berbalik lagi ke depan meneruskan langkahnya hingga membawa nya sampai ke rumah.Samudra terus menatap punggung gadis itu hingga berbelok kearah rumahnya, memastikan bahwa gadis itu selamat sampai di rumah.
Kemudian Samudra melangkahkan kaki nya beranjak meninggalkan taman itu sembari senyum tipis yang terukir di bibirnya ketika mengingat pertemuannya dengan Senja hari ini....
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts
Teen FictionSenja itu seperti pertemuan terang dan gelap. Saat senja tiba kita bisa melihat sisa cahaya dari matahari yang membaur dengan kegelapan malam yang mulai datang. Meraka menyatu dan membuat langit seakan-akan berwarna jingga dan sangat indah. Namun ba...