🌼 Jalan-jalan. 🌼
|
|
|"Beb! Itu Vero sama Vera lari ke sana!" Teriak Amara panik sambil menunjuk kolam air pancur yang berusaha mereka panjat.
Nanda berlari gesit menembus keramaian. Di ikuti Amara di belakang sambil memegang dua balon berbentuk pokemon itu.
Vero yang ingin melangkah menginjak air, dengan cepat Nanda meraih lalu menjauhkannya dari kolam air tersebut. Begitu pun dengan Vera yang ingin menyentuh air di bawah air mancur itu.
"Untung aja." Nanda menghela nafas lega. Jantungnya hampir lepas membayangkan bagaimana jika ia telat menangkap si kembar.
Vero dan Vera malah tertawa lepas. Keduanya menarik sweater Amara meminta balon. Amara memberikannya. Kemudian ia terduduk lemas sambil menyandarkan kepalanya di bahu Nanda.
Keduanya tampak kelelahan. Pasalnya, Saat Amara mengantri membeli balon, ia melepas Vera yang ingin menghampiri Vero yang berada di seberang jalan bersama Nanda. Nanda yang awalnya fokus menjaga mereka berdua, tiba-tiba lengah saat David menelpon membicarakan rapat untuk besok.
Nanda memutus sambungan bersamaan dengan Amara yang sudah selesai membeli balon. Awalnya tatapan mereka begitu ceria, lama kelamaan berubah menjadi panik saat menyadari satu hal.
Vero dan Vera hilang.
Taman bermain yang saat ini sedang sangat ramai menyulitkan mereka untuk mencari si kembar. Amara bertanya panik kepada beberapa penjaga toko. Namun hasilnya nihil. Sampai akhirnya ia melihat si kembar yang berusaha memanjat kolam air mancur.
"Maaf." Ucap Nanda. Tangannya tampak gemetar.
Amara menyentuh lembut tangan suaminya itu. "Yang penting mereka berdua gak papa."
"Kalo misal kita telat beberapa detik aja, Mereka berdua bakal—"
"Sstt.." Amara meletakkan telunjuknya ke bibir Nanda. "Udah gak papa." Ia tersenyum hangat. Matanya beralih memperhatikan si kembar yang sedang tertawa bermain bersama badut teletubis.
"Lah! Balonnya di lepas....." pekik Amara saat melihat Vera melepas balon di tangannya dengan polos. Di ikuti Vero yang juga melepas balonnya. Mereka berdua tertawa sambil menepuk-nepuk tangan girang.
Nanda yang ingin menangkap pun tidak sempat, karena angin begitu cepat menerbangkannya. Beberapa orang di sana tertawa melihat tingkah Vero dan Vera yang menggemaskan. Ada yang lewat sambil mencubit gemas pipi mereka. Ada juga yang memberikan mereka lolipop. Amara dan Nanda hanya tertawa melihatnya.
—————
🌼 Sakit. 🌼|
|
|Karena menerima kabar dari Amara yang memberitahukan bahwa Vero dan Vera sakit, Nanda yang sedang menghadiri rapat langsung berlari keluar. Ponselnya pun jatuh ke lantai karena belum sempurna masuk ke dalam saku celananya. Semua orang yang ada di sana terkejut bukan main karena melihat CEO Perusahaan mendadak lari keluar ruangan.
"Maaf atas keanehan yang beliau lakukan. Saya selaku sekertaris, akan melanjutkan apa yang belum beliau sampaikan." Ucap David. Membuat beberapa orang di sana berhenti saling menatap dan berbisik.
David meraih ponsel Nanda yang terjatuh. Jempolnya pun menekan tombol power, mengetes apakah ponsel itu mati atau tidak.
Layar pun menyala. Menampilkan sebuah pesan singkat.
MyWife❣️: Kalo udah gak sibuk. Pulang ya Beb. Vero sama Vera sakit. Ntar kita bawa ke RS.
"Kalo gak sibuk...." David mengeja. Ia mengusap wajahnya. "Haaah.. dia berpikir dirinya sedang tidak sibuk.." ia menghela nafas berat. "Pak.. Pak. Sekertarismu ini tidak pernah mengerti dengan mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding?
Teen Fiction[SELESAI] 💠Sequel dari "Move On, Atau?"💠 "Menyenangkan sih. Hidup berdua sama si Bego." -Amara. "Gue? Yang pasti seneng banget lah. Secara tiap hari gitu kan ngeliat muka unyu dia." -Nanda. Tak lupa dengan para sahabat Amara yang selalu hadir se...