4

6.2K 238 7
                                    

Sinar matahari pagi menyilaukan matanya yang masih tertutup. Amara menarik selimut menutupi wajahnya. Tangannya meraba samping kanan, kosong. Amara kesal karena Nanda selalu bangun lebih awal daripada dirinya. Ia sering mengutuk dirinya sendiri sebagai istri yang tak berguna. Ini semua gara-gara pesta bodoh tadi malam. Nanda memarahinya sepanjang jalan pulang karena terlalu banyak meminum cola. 

Dengan gusar Amara membuang selimut kesembarang arah. Ia berjalan sempoyongan menuju kamar mandi dengan mata yang masih terpejam.

Pandangannya sedikit jelas setelah membasuh wajah dengan air hangat. Kepalanya terasa pusing.

Nanda yang sedang khusuk menyabuni badannya pun terkejut bukan main ketika melihat istrinya membuka pintu Shower dengan polosnya.

"Ama... hei... ada apa dengan..." Nanda terbata saking terkejutnya. "Sa-sayang... jangan li... liat kaya gitu." Sambungnya lagi saat melihat Amara yang memperhatikan badannya secara terang-terangan.

Ia merasa jantungnya akan terbang menuju planet pluto. Amara melangkah masuk dan memeluk dirinya. Nanda shock karena pelukan Amara yang sangat agresif. Ia sedikit kehilangan keseimbangan. Istrinya itupun basah terkena air shower.

Nanda menghela nafas. Ia balas memeluk Amara. "Kenapa hm?"

Amara tak menjawab.

"Seenggaknya, lepas baju baru--"

"Maaf."

Nanda terperanjat mendengar kata maaf keluar dari mulut Amara. Keajaiban dunia nomor 8! Begitu pikirnya.

"Maaf. Karena... se... selalu buat... ma... marah."

Nanda tersenyum. "Amara. Tuhan menciptakan gadis manis yang ceroboh dan cerewet. Lalu Ia mempertemukan Amara dengan Nanda. Pria paling tampan sejagat raya. Mereka menikah dan hidup bahagia."

Amara mendengus. "Dasar CEO norak."

"Lagian bukan Amara namanya kalo gak buat Nanda marah." Nanda cekikikan.

"Iss.. apaan coba. Alay sumpah." Amara menusuk nusuk dada Nanda dengan kukunya yang panjang.

"Sakit sayang. Ya udah kamu mau apa? Mandi bareng? Ayo gih! Tumben ngerti keinginan Suami." Nanda menaik turunkan alisnya.

"Bukain kek bajunya." Gerutu Amara.

"Siap!" Nanda sumringah. "Sering-sering aja mandi bareng."

Nanda begitu senang. Ia berpikir Amara sangat sexy saat wajahnya terkena air. Main di bathub kayanya seru deh. Nanda bergumam sambil tersenyum.

Thanks coca-cola.

*****

Amara meremas squishy buah strawberry dengan gemas. Ia menaikkan kedua kakinya ke atas kursi mobil. Sesekali ia menoleh ke belakang hanya untuk melihat kemacetan yang begitu panjang. Ia juga beberapa kali bolak-balik pindah ke kursi tengah dan belakang. Berbaring dan mulai bersenandung pelan. Nanda berusaha menahan tawanya saat melihat tingkah konyol istrinya itu.

"Dan--"

"Dan kau hadir merubah segalanya.. menjadi lebih indah.. kau bawa cintaku setinggi angkasa membuat ku merasa sempurna.." Amara bernyanyi datar sambil meremas squishy kiwi yang ia dapat di bagasi.

Nanda terdiam. "Aku--"

"Aku mau mendampingi dirimu.. Aku mau cintai kekuranganmu.. selalu bersedia bahagiakanmu apapun terjadi.. ku janjikan aku ada."

"Yang--"

"Yang ku rasa kau masih memikirkan tentang dia.. apa kurangnya aku di dalam hidupmu hingga kau curangi aku..." Amara terdiam. "Kok jadinya nyesek sih?"

After Wedding?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang