10

4.7K 157 19
                                    

Nanda memperhatikan darah menyatu bersama air yang membasahi tubuhnya. Ia tak peduli dengan otak yang terus merespon rasa perih di area jemarinya. Guyuran air dingin sedikit mengurangi rasa sakit di kepalanya. Nanda menyukai mandi di tengah malam karena mampu membuat pikirannya menjadi fresh. Walaupun ia tau mandi malam tidak baik untuk kesehatan. Jika Amara tau, wanitanya itu pasti akan membunuhnya.

Amara! Bagaimana bisa seharian ini ia tak ada menghubungi istrinya itu! Bodoh sekali! Nanda segera menyelesaikan acara mandinya. Ia memakai baju handuk lalu mencari di mana ponselnya.

110 panggilan tak terjawab, 108 sms, 999+ chat LINE. Semua dari Amara. Nanda meringis. Ia sedikit ragu untuk menghubungi istrinya itu.

"Sayang maaf. Rapat harini banyak. Gak sempat cek HP." Jelas Nanda saat mendengar suara telpon tersambung. Ia terpaksa berbohong.

"Kenapa belum tidur?"

"Aku abis olahraga."

"Pengen gigit." Terdengar suara Amara memelas. Nanda tertawa parau mendengarnya.

"Tidur sendirian. Takut..."

"Alay" Amara mendengus. "Ya udah tidur sana."

"Cepat pulang sayang. I love you." Nanda memutus sambungan telepon. Perasaannya menjadi lebih baik saat mendengar suara Amara. Hal kecil yang selalu bisa mengembalikan moodnya.

*****

"Ish ada gitu olahraga tengah malam." Amara menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Levy yang hampir memasuki alam mimpi, terpaksa membuka mata karena merasakan kerusuhan di sampingnya. Ia sontak terduduk.

"Lo serius tidur di samping gue?"

"Ya iyalah di mana lagi coba gue tidur." Jawab Amara dari dalam selimut.

"Tidur sana di sofa."

"What?!" Amara menyibakkan selimut keras hingga Levy terkejut. "Lo nyuruh gue tidur di sofa?!"

Levy mengangguk datar. "Gak mau?"

"Ya gak lah! Gila ya lo." Amara kembali menutupi seluruh tubuhnya.

"Hobby gue kalo tidur suka grepe-grepe Ra."

Amara menyibakkan selimut... lagi lalu menatap Levy. "Apa yang lo grepe-grepe? Guling? Kasian banget." Ia tertawa mengejek.

Levy yang tak terima dirinya di hina, cubitan keras di kedua pipinya sukses membuat Amara berteriak.

"Tidur sana di sofa." Suruh Levy lagi.

"Gak mau! Lo harusnya yang tidur di sofa!"

"Tubuh bagian terpenting seorang model. Gak mungkin gue tidur di sofa." Jelas Levy datar.

"Alay kebanyakan makan royco."

"Buruan sana ke sofa."

"Gak!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mereka terlelap setelah melakukan Perdebatan tidak penting yang memakan waktu 2 jam lamanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*****

Matanya yang masih terasa berat terpaksa ia buka karena otaknya kembali merespon rasa perih di sela jemari. Kepalanya terasa sakit karena ia tidur tak lebih dari 3 jam.

Nanda terkejut bukan main melihat seorang wanita duduk di sampingnya dengan kotak P3K. Rambutnya terurai menutupi wajahnya. Nanda melempar selimut mengenai wanita itu kemudian mundur menempelkan dirinya di kepala ranjang dengan tangan menyilang menutupi dada.

After Wedding?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang