Sekilas~

4.4K 129 4
                                    

"Muka lo yang ini sumpah jelek banget!"

"Sadar diri pak." Tak terima, Vera balas menunjuk ekspresi wajah Varo yang menurutnya sangat menjijikkan. Si pemilik wajah yang awalnya tertawa keras, perlahan berhenti saat melihat foto yang di tunjuk oleh adiknya itu.

"Iya juga." Jawab Vero datar.

"Edit gih."

"Oke!"

Vero mulai mengeluarkan skill-nya dalam edit mengedit. Kefokusannya hilang ketika merasakan benda bergetar di dalam ransel kecilnya.

Wajah manisnya yang tadi tersenyum dan tertawa melihat Vero menempelkan sticker-sticker aneh di foto mereka mendadak hilang. Matanya melotot seiring dengan jempolnya men-scroll sebuah pesan yang ia terima.

"Mamah!" Pekiknya saat telpon tersambung. Vero yang sedang fokus, mendadak menoleh kaget kearah kembarannya itu. "Kenapa ngirimin list belanjaan sih!?"

"Belanja gih kalian berdua bantuin Mamah."

"Vano kan ada! Suruh aja dia!"

"Vano ikut Papah ke kantor. Ayolah sayang... cuma sedikit kok."

"Sedikit-sedikit.. Jari Vera sampe pegal tau ngescroll list belanjaan gak ada ujungnya kek gitu."

"Uncle Levy ngasi sesuatu lho buat kamu."

Wajah Vera yang tadinya cemberut, mendadak berubah penuh keceriaan. "Serius Mah?"

"Ngapain Mamah bohong. Buruan belanjaanya. Mamah gak bisa lama ini, ada arisan di rumah. See you sayang. Muah.."

"Hah?"

"Tadi marah-marah, waktu denger Uncle Levy aja. Langsung bahagia. Dasar bunglon." Kritik Vero.

"Lo denger?"

"Enggak gue budek orangnya." Jitakan mendarat mulus di atas kepala Vera. "Ya denger lah oon banget sih!"

"Mau kemana?" Tanya Vera polos melihat Kakaknya itu berdiri.

"Sebegitu mengerikannya ya virus Uncle Levy di lo? Sampe buat lo hilang ingatan gini." Vero meringis. Setelah mengambil foto, ia langsung menarik tangan Vera keluar dari photo booth  tersebut.

*****

"Ih Vero bukan Mie Sedap! Tapi Indomie!" Teriak Vera membuat beberapa orang di sana menoleh. Vero yang di teriaki hanya diam sambil memperhatikan 10 bungkus mie yang ada di kedua tangannya.

"Bedanya apaan sih? Sama-sama mie goreng."

"Beda nyuk. Papah lebih suka Indomie." Vera mendorong troli melewati Vero begitu saja.

"Terus gue harus balikin ini gitu?"

"Ya lah semprul."

"Tempatnya jauh anjir!"

"Bodoamat gue gak peduli."

Saat ingin melangkah, ponselnya bergetar lama di dalam saku celananya. Ia sedikit agak kesusahan karena kedua tangannya penuh dengan bungkus mie.

"Paan?" Ucap Vero setelah berhasil membebaskan tangan kirinya.

"Lagi belanja ya?"

"Gue matiin."

"Eh jangan dong! Galak banget!"

"Paan sih? Orang lagi sibuk juga."

"Santai kebo! Gak gue izinin tidur di kamar gue lagi mampus lo!"

After Wedding?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang