11

4.1K 143 21
                                    

"Aku sudah tidak tahan dengan semua kebohonganmu, Steven!"

"Kebohongan? Apa maksudmu?"

Setelah memasang gembok cinta, Levy memilih pasrah karena tarikan yang di ciptakan Amara untuk mendekat ke sumber terlalu mengerikan.

"Aku tau semuanya Steven!"

"Apa maksudmu Daisy! Aku tak mengerti. Kebohongan apa?"

"Wih! Mereka berantem!" Seru Amara kagum.

"Apa bagusnya sih ngeliat orang berantem?" Sungut Levy datar. Tour melewati jembatan Pont Des Arts tertunda gara-gara acara Live Action mendadak itu.

Beberapa orang yang berlalu lalang menghentikan langkah mereka beberapa saat karena melihat perkelahian pasangan yang semakin memanas. Levy kembali merasa tangannya tertarik. Amara memilih untuk mendekat.

"Kau memang tidak mencintaiku!" Teriak si Wanita.

"Hei--"

"Kau masih berhubungan dengan Shila, kan?! Aku tau semuanya Steven! Aku tau!"

"Aku tidak melakukannya! Kami hanya bertukar--"

"Bertukar kabar maksudmu?" Wanita itu tertawa parau.

"Daisy ku mohon..."

"Aku benci padamu!" Wanita itu berbalik.

"Aku tau! Kau tidak pernah mencintaiku! Aku tau! Yang kau cintai hanya Levy! Aku tau Daisy! Aku tau!" Pria itu berteriak.

"Daisy?! Steven?! Wah! Kebetulan banget!" Ucap Amara girang. Namun, langkah kakinya terhenti karena Levy sigap menahan pinggangnya. Pria itu menggelengkan kepala. Seolah mengerti isi jalan pikiran Amara.

"Ke mana"

"Ke sana lah. Menyapa mereka sebagai teman la--." Lagi-lagi pinggangnya tertahan saat ingin melangkah. "Ih, kenapa sih? Belum bisa move on?"

"Gunain otak lo sekali aja. Please." Levy berucap datar. "Mereka lagi berantem. Lo gak-- ya ampun..." ia menghela nafas berat.

"Oh iya bener. Gue ntar ngerusak cetrimesrty mereka." Amara mengusap-usap dagunya. "Oke."

"Chemistry." Kata Levy membenarnya ucapan Amara yang salah.

"Cemestray."

"Chemistry." Ucap Levy lagi sambil memukul kepala Amara pelan.

Plak!

"Wuah.... Gue baru ngeliat orang nampar secara langsung!" Ucap Amara penuh binar.

"Bukannya hobby lo namparin orang ya?" Gumam Levy. Syukurlah Amara tak mendengarnya.

"Aku ingin putus..." Wanita itu menangis. "Aku ingin putus!" Teriaknya sambil berlari.

"Daisy! Tunggu!"

Arah pandang Amara mengikuti ke arah pasangan itu berlari. Setelah hilang di ujung jembatan, Amara menghela nafas kecewa.

"Mereka putus...."

"Ya udah bagus." Levy mulai berjalan melanjutkan Tour yang tertunda.

"Cieeeee... Yang belum bisa anu.. cieeee"

"Anu apa hm?"

"Anu itu..." Amara mencubit-cubit lengan Levy gemas sambil tertawa genit.

Levy memfokuskan pandangannya ke depan. Tak berniat melirik wanita gila yang terus mencoel-coel lengannya genit.

"Sikat gih." Ucap Amara semangat.

"Gue gak suka yang bekas."

"Dih sombong." Bibir Amara mengerucut. "Hebat loh kita bisa ketemu di Paris! Jangan-jangan jod--"

After Wedding?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang