Ending

7K 182 30
                                    

"Aduh sayang, jangan tarik-tarik gitu." Amara membenarkan baju handuk yang ia kenakan.

Lagi.. lagi-lagi tangan kecilnya menarik-narik ujung baju handuk Amara. "Kok anak Mamah jail sih?" Amara berjongkok lalu menyubit gemas kedua pipi yang mirip seperti bakpau itu.

Di atas kasur, Nanda berbaring dengan tangan kiri menyangga kepalanya. Ia terkekeh pelan melihat adegan lucu yang sedang berlangsung di depannya.

"Pa..pah..."

"Jagoan Papah!" Nanda memeluk lalu mengecup pipinya sekilas. "Mamah jahat ya, sayang. Gak usah kita temenin ya"

Anak kecil itu mengangguk sampai kedua pipinya ikut bergoyang. "Ma..mah.. ja..at"

Amara berbalik setelah mendapatkan baju pilihan. "Vero, pilih Mamah atau Papah?"

"Pa..pah.." jawabnya seraya memeluk Nanda erat.

Nanda tertawa. "Mampus lo rasain!" Ejeknya kepada Amara. "Vero sayang Papah kan?" Lelaki kecil itu kembali mengangguk.

"Issh.. Anak sama Bapak gitu emang. Gak ada beda." Ringis Amara.

"Ciee ngambek gak ada yang belain ciee.." ejek Nanda sambil tertawa.

"Heeee..heeee." Amara merespon datar.

"Ntar bikin lagi sayang."

"Ngomong enak kok." Amara tersenyum kesal.

"Jadi selama ini cara ku memanjakanmu tidak membuatmu enak sayang?"

"Jiji banget bahasa alay." Amara menyisiri rambutnya. Lalu memoleskan makeup tipis di wajahnya.

"Nanti kalo Vero udah besar, banyak-banyak punya pacar ya."

"Ih apaan sih anak gue lo ajarin macam-macam." Amara mencubit pinggang Nanda.

"Anak gue juga bego." Nanda menjitak pelan kepala Amara.

"Ganti baju sana buruan." Perintah Amara.

"Gantiin.." rengek Nanda manja.

Vero mendadak tertawa mendengar suara Nanda.

"Papah alay kan sayang, sama Mamah aja ya" Vero mengangguk sambil tertawa.

"Vero kok gitu sih jahat." Lagi-lagi ia tertawa mendengar suara Nanda yang di buat-buat.

"Buruan sana ganti ba--"

"Baunya manis. Jadi pengen." Ucap Nanda setelah mengecup bibir Amara sekilas. Ia pun beranjak dan mengganti baju.

"Ma..mah a..yang." Vero mengecup bibir Mamah-nya lembut.

"Nanda bego..." Geram Amara. "Sayang, kamu jangan gitu lagi ya. Mamah marah. Gak boleh, Oke?"

"O..ce."

Saat Amara asik memanjakan Vero, makhluk kecil yang sedang tidur di atas kasur itu pun menggeliat. Tangan mungilnya mengucek-ngucek matanya. Menatap Amara dengan manja.

"Anak Mamah udah bangun.. sini sayang.." ucap Amara seraya mengendong lalu memeluk putri kecilnya itu.

*****

"Hai Vero!" Diana mencubiti pipi Vero yang berada di gendongan Amara. "Haduh.. pipi kamu tolong dong di kondisikan. Besar banget!"

"Aaa! Vero kecayangan Aunty Manda.. cini cayang Aunty punya coklat loh.."

Vero mengulurkan tangannya berniat meraih coklat yang di pegang Manda. "Cini cini cama Aunty.."

Amara memberi Vero ke pelukan Manda. "Mudahan lo betah, pegal gue. Dia makin berat sumpah."

After Wedding?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang