Friendship, Hurt/Comfort | G | 100+ words
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Menakutkan, bukankah begitu?-Lee Jihoon-
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪Saat masih duduk di bangku kelas dua dulu, aku selalu berpikir; bagaimana kelak nasib kita masing-masing setelah lulus dari bangku sekolah menengah akhir? Semuanya berpencar, menempuh jalan masing-masing. Itu adalah hal yang pasti, bukan?
Rasanya agak aneh membayangkan kelulusan. Bahagia dan sedih tentu bercampur menjadi satu.
Bahagia karena bangga terhadap diri sendiri yang telah berhasil melewati semuanya dengan baik, namun juga sedih karena harus berpisah dengan suatu hal berharga dinamakan teman. Sedih karena orang yang biasa memenuhi hari-hari kita, nantinya akan jarang bertemu.
Menakutkan, bukankah begitu?
“Sejujurnya, kali ini aku tinggal kelas, Jihoon.
.
.
.
Tetapi, pada kenyataannya jauh lebih menakutkan lagi ketika mengetahui bahwa kelulusan itu tidak dapat dilewati bersama dengan seorang sahabat tersayang.
fin.
-oOo-
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN's Oneshots
FanfictionA collection of Seventeen's ONESHOTS written in Bahasa. Please enjoy!💕 By Rosé Blanche ©2017