13.Baru permulaan

2.6K 131 9
                                    

ALBERT POV

Sebuah pisau dengan note kecil menempel pada pisau itu telah menggores lengan Angel. Gue yang tau langsung membeli P3K di toko terdekat, gue membersihkan luka di lengan Angel dan membalutnya dengan perban.

"Aww" ringis Angel karena gue gak sengaja menekan lukanya.

"Sorry."

Angel mengambil note kecil itu dan membukanya. Gue bisa membacanya dan sangat mengenal tulisannya.
Hai Dark Angel apakah rasanya sakit? Itu juga yang gue rasain dulu, tapi lebih sakit berkali-lipat. Jadi gue akan buat lo menderita sampai lo rasain sakit yang dulu gue rasain.

Ini memang sudah direncanakan, gue juga ikut ambil bagian yaitu mengajak Angel ke taman.

Gue melihat wajah Angel memucat, pandangannya semakin redup dan akhirnya dia pingsan di bahu gue. Gue panik, beneran panik banget soalnya perjanjian gue cuma buat teror dia bukan buat bunuh dia sekarang.

Gue langsung telpon taksi dan membawa Angel ke rumah sakit.

Gue sedang berada di ruang tunggu, sudah setengah jam Angel diperiksa tapi dokter tak kunjung keluar.

Dokter keluar dari ruangan Angel. "Apakah anda keluarga pasien?" tanyanya.

"Em iya dok." jawab gue ragu.

"Mari ikut ke ruangan saya." gue mengikuti dokter yang masuk keruangannya dan duduk di depannya.

"Bagaimana keadaan Angel dok?"

"Nanti kita bahas, pertama saya akan bertanya. Bagaimana pasien bisa mendapatkan luka di lengannya?"

"Ada seseorang yang menerornya, bagaimana keadaannya?"

"Pasien sekarang belum sadar, ternyata benda yang digunakan untuk melukai pasien telah dilumuri racun. Jadi anda harus bersyukur karena cepat mendapat pertolongan medis racunnya belum sampai menyebar." jelas dokter.

Gue keluar dari ruangan dokter dan mendapati dia sedang mengintip dari jendela ruang rawat Angel.

Gue menarik lengannya sampai dia menghadap gue. "Ngapain lo kesini?"

"Cuma pengen jenguk Angel."

"Perjanjian kita itu cuma buat teror dia, bukan bunuh dia."

"Kenapa sih lo peduli banget sama dia? Akhirnya dia bakalan mati juga ditangan gue nantinya."

"Tapi bukan sekarang, sebaiknya lo pergi dari sini."

"Lo ngusir gue? Apa jangan-jangan lo mulai suka sama Angel. Lo harus inget rencana kita, jangan ingkari janji yang udah lo buat ke gue." ucapnya dan pergi meninggalkan gue.

Gue masuk keruang rawat Angel dan melihatnya sedang terbaring diranjang dengan wajah pucatnya, hati gue rasanya gak rela liat dia kayak gini. Gue pengen liat dia senyum, ketawa dan ceria lagi.

Gue duduk disebelah ranjangnya dan menggenggam tangannya. "Gue gak tau apa yang gue rasain ke elo, gue gak tau apakah gue suka sama lo tapi gue gak rela ngeliat lo kayak gini. Ini emang udah konsekwensi yang harus gue jalani."

Gue segera menepis fikiran tentang Angel dan mengingat satu hal, keluarga Angel belum ada yang tau kalau dia masuk rumah sakit. Gue segera melesat pergi kerumah Angel untuk memberitau Tante Anita tentang Angel.

AUTHOR POV

Tanpa disadari oleh Al, ternyata dari tadi seseorang melihat semuanya.

"Udah gue duga ini akan terjadi, gue gak akan biarin lo ngehancurin rencana gue, Al."

Sementara itu dirumah Angel.

Tok tok tok

"Iya sebentar" suara Anita segera membuka pintu saat diketuk.

"Hai tan" sapa Al.

"Eh Al, ada apa?" tanya Anita.

"Tan, saya mau ngasih tau kalo Angel masuk rumah sakit." jelas Al.

"Bagaimana bisa?" Anita menutup mulutnya karena syok.

"Ada yang ingin mencelakai Angel tadi saat ditaman." ucap Al.

"Sekarang anter saya kesana." Anita yang panik langsung pergi ke rumah sakit dengan Al.

Sesampainya di rumah sakit Anita mengikuti Al menuju ruang rawat Angel, Anita melihat keadaan putrinya yang tak sadarkan diri dan wajahnya pucat. Air mata Anita langsung mendesak keluar, karena tak sanggup ia bendung lagi.

Al keluar dari kamar rawat Angel meninggalkan Anisa. Kruuuk, perut Al menuntut haknya untuk diisi oleh sang pemilik.

Al berjalan keluar area rumah sakit dan menemukan warung bubur ayam di pinggir jalan. Ia memesan dua mangkuk dan langsung dilahapnya dengan rakus, maklum belum sarapan.

Setelah selesai, dia kembali ke ruangan Angel.

"Al, pulanglah dulu biar Angel tante yang urus." pinta Anita.

"Tapi tan...." ucapan Al dipotong Anita.

"Sudah, pulanglah kau terlihat kacau, mandilah dan istirahat. Sepertinya kau sangat lelah." pinta Anita lagi. Kali ini Al menyetujui permintaan Anita.

"Iya tan." kenapa sekarang gue peduli sama dia? Bukannya gue kesini cuma buat bantuin kakak gue balesin dendam ke dia. Kenapa gue gak rela ninggalin dia saat kayak gini?.

Al menepis rasa yang muncul dihatinya, ia harus membunuh rasa itu karena jika muncul rasa itu akan menghancurkan rencananya.

Gue gak boleh kayak gini. Al meyakinkan hatinya.

ALBERT POV

Gue ngelakuin ini semua cuma buat Irene, gak ada alasan lain. Gue mau bantu dia karena, gak tega liat dia nangis terus tiap malam gara-gara tunangannya mati ditangan Angel dan pacarnya.

Cuma satu tujuan Irene pindah kesini, membalaskan dendamnya ke Angel. Buat dia menderita seperti yang dirasakan tunangannya dulu, Mark Wilson. Tunangan Irene yang dibunuh Angel dan pacarnya saat di Paris, secara tidak sengaja Irene melihat sendiri bagaimana Angel dan David menyiksa sampai membunuh Mark.

Dari saat itu Irene berambisi untuk membunuh Angel dan David namun dengan derita berat yang harus Angel dan David alami terlebih dahulu, karena ia harus membuat Angel dan David menderita seperti yang Mark rasakan bahkan lebih parah.

Tapi saat gue dan Irene mencari tau keberadaan Angel dan David, kami dapat kabar kalo David telah tiada karena kecelakaan dan Angel pindah setelah kecelaakan itu.

Kami terus mencari sampai menemukan Angel sekarang ini. Dan rencana yang telah gue dan Irene susun gak boleh berantakan cuma karena rasa sialan yang begejolak dihati gue.

Gue gak boleh nyerah, karena ini Baru Permulaan.

×××××××××××××××

To Be Continue

Beautiful Psychopath (Dark Angel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang