16.Camping

2.3K 104 8
                                    

ANGEL POV

Hari yang gue nanti pun tiba, camping sama Al. Beruntungnya bisa satu kelompok sama Al, tapi tenda tetep harus pisah cewe cowo.

Hari ini gue berangkat bareng Al naik bus 2, gue duduk samping Al sambil terus ngemil makanan yang gue bawa. Gue ini orangnya doyan makan dan rakus banget.

"Ngel, lo makan mulu gak takut gendut ya?" Al nanya.

"Biarin aja gendut, emang lo gak suka kalo gue gendut?" sewot gue.

"Gue akan tetep suka sama lo, kalo lo gendut lo tambah imut jadi pengen nyubit pipi lo deh." uuuh si Al unyu banget sih.....

"Gue mau tidur dulu, kalo udah nyampe bangunin ya." pinta gue.

"Iya cayank, sini nyender di bahu gue." ucapnya terus ngacak rambut gue.

"Jangan gitu Al, rambut gue jadi berantakan tau." rajukku.

"Berantakan juga gak papa, gue tetep suka." bisiknya di telinga gue.

Mata gue rasanya makin berat untuk dibuka dan akhirnya gue masuk ke dunia mimpi gue.

Gue berjalan sendirian di lorong yang gelap, diseberang sana gue liat David yang mau pergi.

Gue langsung lari dan meraih tangannya, tapi tangannya gak bisa gue gapai. "David jangan tinggalin gue" tangis gue pecah saat dia akan menghilang.

"My hunny Angel, sekarang kamu udah gak butuh aku lagi. Sekarang kamu udah nemuin orang yang lebih baik dan aku yakin pasti dia akan buat kamu lebih bahagia dari pada aku." ucapnya dan dia menghilang ditelan kegelapan.

"Hah hah hah" nafas gue memburu, gue langsung terduduk dan perkataan David dalam mimpi itu terus terngiang di kepala gue.

"Ngel, lo gak papa?" tanya Al, tanpa kata gue langsung meluk dia. "Please, jangan pernah tinggalin gue."

"Gue gak akan pernah ninggalin lo." ucapnya dan dia mencium puncak kepala gue.

"Lo kenapa sih, Ngel?" tanyanya penasaran.

"Gak papa, cuma mimpi buruk aja tadi." ucap gue menetralkan ekspresi.

"Tentang David?" tanyanya hati-hati.

"Darimana lo tau tentang David?"

"Tadi waktu lo tidur, lo nyebut-nyebut nama David."

"Dia cuma masa lalu." Mungkin emang bener yang dikatakan David, gue harus move on. Sekarang ada Al yang selalu ada buat gue. Selamat jalan My Darling, semoga kau selalu bahagia disana.

"Ya udah ayo turun. Anak-anak udah pada turun tuh." ajaknya, gue baru sadar kalo sekarang gue udah nyampe di tempat camping.

CAMPING DIMULAI
"Sekarang anak laki-laki kumpulkan kayu bakar untuk memasak dan api unggun nanti malam, kita hanya dua hari satu malam disini. Untuk anak perempuan siapkan alat memasak kalian. Selama disini kalian akan belajar hidup mandiri." jelas Pak Hendri.

"Siap pak" jawab kami serempak.

Al nyari kayu bakar dan gue mulai nyiapin alat masak dan bahan-bahan yang udah gue bawa dari rumah. Setelah Al kembali, gue dan anak-anak cewe lain masak buat makan siang.

Selanjutnya jadwal istirahat dan persiapan penjelajahan. Penjelajahan dilakukan malam hari untuk nambah adrenalin, setelah itu kita bakalan ngadain acara api unggun dan tidur.

Sekarang gue lagi nyiapin ransel yang mau dibawa buat penjelajahan, Al dari tadi bantuin gue sedangkan anak-anak lain pada masih ngebo semua.

Jam menunjukkan pukul 20.00 waktunya penjelajahan. Di kelompok gue ada Gue, Al, Candra, Sarah, Heru dan Aditya sebagai ketua regu.

Kami memulai penjelajahan, gak terlalu sulit karena ada penerangan walaupun sedikit dan petunjuk dari pembina. Jalannya agak terjal dan licin, beberapa kali gue hampir jatuh kalo gak ditolongin sama Al.

Dan akhirnya jatuh beneran deh, kaki gue kekilir dan gak bisa buat jalan. Karena perjalanan masih jauh, ransel yang digendong Al dikasih ke Heru yang nganggur dan Al jongkok didepan gue bersiap mau gendong gue. Sebenernya gue kasian sama dia tapi kalo gue nolak, kaki gue bisa bengkak. Jadi gue putuskan mau digendong Al.

Setelah banyak banget yang harus dilewati, kami sampe di tempat camping lagi. Al langsung bawa gue ke tenda dan ngelepas sepatu yang gue pake.

"Aaaww" dia memijat kaki gue yang kesleo tadi. Sakit buanget,,,, tapi jadi mendingan sih walaupun masih agak sakit.

"Gimana?"

"Udah mendingan kok. Makasih."

ALBERT POV

Kenapa semakin gue pengen jauh, gue tambah deket sama dia. Rasa ini sekarang berkembang semakin memuncak, rasanya gak mungkin lagi buat gue menghapusnya tapi ini harus gue tahan. Albert lo gak boleh hanyut sama perasaan lo ke Angel karena dia adalah target balas dendam kakak lo.

Api unggun dilaksanakan jam 12 malam tepat, Angel gak ikut karena kakinya masih sakit dan gue nemenin dia di tendanya.

"Kenapa lo gak ikut api unggun?" tanyanya.

"Gue pengen nemenin lo disini." jawab gue, tapi emang itu kenyataannya gue pengen nemenin dia, gue gak mau dia sendirian.

"Lo gak pengen? Itu seru banget loh."

"Gak pengen, gue lebih seneng bisa jagain lo." tanpa sadar mulut gue udah melontarkan kata-kata itu ke Angel."

"Aduuuuh mas pacar, cocuwit banget sih." dia mencubit pinggang gue, dan membuat gue meringis. "Sorry, abisnya lo gombal sih." ucapnya.

"Ini udah malam, lo tidur aja dulu gak papa."

"Ok, peluk dulu." gue meluk dia dan mencium puncak kepalanya.

Tak lama dia sudah terlelap dalam tidur cantiknya.

×××××××××××××××

To Be Continue

Beautiful Psychopath (Dark Angel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang