9.Ice Cream

3.2K 151 4
                                    

ANGEL POV

Gue jalan melewati mading sekolah yang penuh dengan desakan murid-murid yang pengen liat berita hot hari ini, gue gak sengaja mendengar bisik-bisik para cewek sosialita.

"Katanya cewek ganjen itu ilang loh."

"Biarin aja, semoga gak usah balik biar hidup gue tentram."

"Yang lebih parah lagi, mobilnya ditemuin di dasar jurang dalam keadaan udah hangus kebakar dan itu murni kecelakaan."

"Kemungkinan besar dia mati sih, gue juga denger kalo Sasa bakalan diangkat anak sama orang tuanya Diana. Kan Diana anak tunggal."

"Iya, gue juga denger."

Senyum gue mengembang, emang Rian gak perlu diragukan lagi. Kerjaannya emang selalu rapi.

Gue pengen ketemu Sasa ah, pengen ngucapin selamat.

"Hai Sa." sapa gue. Dia seperti terkejut ketemu sama gue.

"Hai Ngel, jangan bilang ini semua karena kamu?" tanya Sasa.

"Iya, gue yang lakuin semuanya. Selamat buat lo, lo udah bebas dari tuh cewek dan gak usah hidup dikekang lagi." santai gue.

"Tolong balikin Diana, Ngel. Gue ngerasa bersalah."

"Lo cukup diem dan gak usah ngerasa bersalah, dia pantes dapetin ini. Kalo lo gak mau berakhir kayak dia tutup mulut lo rapat-rapat." bisik gue tegas dan pergi meninggalkan Sasa yang masih terpaku.

ALBERT POV

Gue bakalan buat dia jatuh ke pelukan gue, karena rencana gue ini sangat menyenangkan kalau dia bisa jatuh cinta ke gue.

"Ngel, lo nanti ada acara gak?" tanya gue.

"Gak ada. Emang napa?"

"Mau ngajak lo jalan, mau gak?." jutek banget Bu, lagi pms ya.

"Boleh, tapi jangan lama-lama."

"Ok"

Gue sama Angel memfokuskan kembali pandangan kami ke Pak Herman yang sedang mengajar.

Kriiiiiing

Bel pulang sekolah berbunyi.

"Ayo" ajak gue ke Angel yang masih memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Ayo" jawabnya.

Kita pergi naik motor gue, Angel gue bonceng. Dia seneng banget, padahal gue ngendarainnya ugal-ugalan dia itu beda dari cewek biasanya.

Gue udah tau siapa dia sebenarnya, seorang psikopath atau bisa dibilang seekor singa yang tidur. Makanya jangan sekali-kali membangunkan singa yang tidur, karena kau akan menjadi mangsanya.

Kita sampe di taman kota, sekarang sedang ramai dengan anak-anak kecil yang bermain bersama. Angel pengen makan ice cream, gue membelikannya dua ice cream jumbo, makannya aja udah kayak kuli kagak makan tiga hari.

Saat gue jalan mau nemui Angel setelah beli ice cream vanila buat gue, seorang anak kecil yang lagi bawa ice cream ditangan kanannya nabrak gue hingga ice creamnya jatuh.

"Hiks, hiks, hiks, ice creamnya jatuh." tangisnya.

Gue yang gak tega berjongkok menyamakan tinggi badan sama dia.

"Udah gak usah nangis, ini ice crem kakak buat kamu aja." usaha gue buat nenangin dia, nanti dikira gue bikin anak orang nangis lagi kan gak cocok.

"Hiks, makasih, hiks, kak" ucapnya ditengah isakannya yang akan berakhir.

"Iya, sama-sama. Kakak namanya Al, kamu namanya siapa?" tanya gue.

"Syifa, Asyifa Annisa."

"Udah sana, nanti dicariin sama mama papa loh." Gue berjalan kearah Angel dan duduk disampingnya.

ANGEL POV

Gue menikmati dua ice cream yang dibeliin sama Al, dan saat dia beli ice cream vanila buat dia sendiri tiba-tiba ada anak kecil yang nabrak dia sampe ice cream yang dipegangnya jatuh.

"Hiks, hiks, hiks, ice creamnya jatuh." tangis anak kecil tadi.

Al yang gak tega berjongkok menyamakan tinggi badan sama anak kecil tadi, uuuh manis banget.

"Udah gak usah nangis, ini ice crem kakak buat kamu aja." Al berusaha mengganti ice cream anak kecil yang jatuh, padahal salahnya sendiri lari-larian bawa ice cream. Dasar anak kecil.

"Hiks, makasih, hiks, kak" ucapnya ditengah isakannya yang akan berakhir.

"Iya, sama-sama. Kakak namanya Al, kamu namanya siapa?" tanya Al sambil mengusap lembut kepala anak kecil itu.

"Syifa, Asyifa Annisa." ternyata namanya Syifa.

"Udah sana, nanti dicariin sama mama papa loh." Al berjalan kearah gue dan duduk disamping gue.

"Kenapa lo kasih ice cream lo ke anak tadi?" tanya gue spontan.

"Gue kasihan liat dia nangis." jawab Al.

"Lo mau ngapain ngajak gue kesini?"

"Sebenernya gue pengen ngajak lo nonton nanti malem, lo mau gak?" tanyanya.

"Boleh." jawab gue, dia manis juga kalo lagi baik.

"Ok, nanti gue jemput lo jam tujuh."

"Emang lo tau rumah gue?, lo stalker in gue ya." tebak gue.

"Hehehe, iya. Soalnya sejak pertama kita ketemu gue ngerasa ada yang istimewa dari diri lo dan gak semua orang punya itu."

Emang gue istimewa, lain dari pada yang lain. Angel seorang psycopath.

"Ya udah, gue tunggu jam tujuh." putus gue.

Sekarang gue pulang dianterin sama Al, mikey lagi di servis jadi gue sekolah dianter. Padahal gue juga punya mobil, tapi lagi malez make.

Al menghentikan laju motornya tepat didepan rumah gue.

"Gak mampir dulu?" tawar gue basa-basi.

"Gak usah, nanti malem gue juga bakalan kesini lagi kan buat jemput lo."

"Ya udah, hati-hati."

"Ok, byeeee" dia menjalankan motornya.

"Byeeee" gak kerasa senyuman telah mengembang di bibir gue.

Gue segera masuk dan mendapati abang gue lagi duduk disofa nonton tv sambil ngemil.

"Siapa tadi dek?" tanyanya.

"Temen" jawab gue.

"Temen apa temen?" godanya.

"Cuma temen Bang."

"Ya udah sono, gak asik lo."

"Yeeee, mentang-mentang yang udah move on." cemooh gue dan langsung ngacir ke kamar.

"ANGEL" teriaknya yang masih gue denger sampe di dalem kamar.

×××××××××××××××

To Be Continue

Beautiful Psychopath (Dark Angel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang