8.Istimewa

3.4K 172 9
                                    

ANGEL POV

Kemarin gue dihukum suruh lari keliling lapangan 20 kali. Emang hobi banget tuh Bu Endang ngehukum gue suruh lari. Dikira atlet marathon apa? Huhf

Bandel-bandel gini gue cukup berprestasi. Gue juara umum tiga kali berturut-turut, gue juga pernah juara 2 lomba MIPA sepropinsi mewakili sekolah ini. Bukannya sombong ya, tapi emang gitu adanya.

Jadi sebandel-bandelnya gue ini, masih berguna juga. Makanya sampe sekarang sekolah gak ngeluarin gue padahal dengan segudang pelanggaran yang gue lakukan harusnya udah dikeluarin dari dulu. Dan bulan depan gue bakal ikutan debat Bahasa Inggris antar sekolah, moga ketemu cogan. Hahahhahha

Hari ini gue mau menjalankan rencana ke Diana, soalnya kemarin gue tungguin di taman belakang sekolah selama dua jam dia gak nongol-nongol. Emang tuh anak udah bosen hidup kali, bikin gue tambah semangat aja.

Gue ngeliat Diana lagi masuk toilet cewek, diam-diam gue ikutin dan gue bius dia, setelah pingsan gue nyeret dia sampe mobil, enak amat kalo harus di gendong seret aja cukup lah buat dia, untung parkiran deket toilet cewek jadi gak ada yang liat.

Gue mengendarai mobil gue dengan kecepatan tinggi, gak peduli sama Diana yang pingsan dan kepalanya yang udah beberapa kali kepentok. Salah sendiri pengen main-main sama Angel.

Gue sampe di villa pribadi gue, gue minta tolong sama Rian buat nyiapin tempat khusus dan membawa Diana kesana.

"Kamu buatkan surat izin buat saya dan kirimkan ke sekolah! Dan tolong kamu siapkan alat khusus, karena kali ini dia istimewa." pinta gue ke Rian.

"Baik nona," jawabnya dan pergi.

Gue ngerebahin badan dulu di kasur king size gue, gak lama si Rian ngetok pintu kamar gue.

"Masuk!"

"Semua sudah siap nona, apakah akan anda mulai sekarang?"

"Gak lah nanti malam aja, saya masih ngantuk pengen tidur."

"Baik nona," dia keluar dari kamar gue.

Gue ngelanjutin tidur cantik gue yang tertunda. Gak kerasa udah malem aja, gue cepetan mandi udah gak sabar mau main sama Diana.

Gue memasuki ruangan yang sudah disiapin sama Rian. Disana ditengah-tengah ruangan Diana tangannya diikat dan digantung tak berdaya, mulut sama matanya juga ditutup pake kain. I like it. Rian emang tau selera gue.

Gue mendekat kearah Diana dan melepas penutup mata dan mulutnya. Dia syok, gue tau matanya merah karena nangis, mata itu menatap gue dengan tajam dan penuh kebencian yang ditujukan sama gue. Gue harus ambil mata itu, gue benci dia liat gue dengan tatapan kayak gitu, tapi bukan sekarang buat penutup aja kayaknya asik.

AUTHOR POV

Diana terus meronta dan berteriak.

"Dasar cewek gila!"
"Apasih mau lo?"
"Lo belum tau siapa gue, cewek gila!"
"Lepasin atau gue bakalan buat lo nyesel!" teriak-teriak Diana.

"Lo gak bisa diem ya, berisik tau," ucap Angel.

Angel sekarang sedang memilih-milih alat bermainnya yang telah berjajar rapi diatas mejanya. Rian memang sudah mengetahui selera Angel saat bermain, jadi dia telah menyiapkan semuanya sesempurna mungkin untuk nonanya.

Dia mengambil pisau lipat tajamnya dari meja dan berjalan mendekati Diana.

"Dari tadi lo suruh diem susah banget sih, jadi karena lo tamu istimewa gue hari ini sebagai bonus gimana kalo lidah lo gue potong aja ya," seringai Angel.

"Jangan coba-....." sebelum Diana menyelesaikan ucapannya Angle sudah lebih dahulu menarik lidah Diana dan memotongnya.

Darah Diana langsung memuncrat mengenai kaos biru yang dikenakan Angel.

Kebahagiaan Angel kini tengah memuncak dia bahagia saat darah segar itu mengenai wajahnya, ia menjilat darah Diana yang ada di dekat bibirnya.
"Darah lo gak enak, cuih"

"Yah baju gue kotor deh, tapi gak papa yang penting lo seneng," Seringai Angel.

"Lo itu gila Angel,,, nyawa gue udah diujung tanduk dan lo bilang gue seneng," batin Diana.

"Ap...a...ang...o...a....u....ing." teriak Diana gak jelas.

"Lo ngomong apa sih gak jelas, tapi lebih baik dari pada lo berisik tadi," ucap Angel. "Apa lagi selanjutnya?" Angel mengitari tubuh Diana sambil berfikir.

"Pipi lo mulus juga. Oh ya gue inget, siapa nama pacar lo? Katanya lo setia kan sama dia, sini gue bantuin ngukir namanya di pipi lo. Sekarang gue inget namanya Lucas kan?" Angel mendekatkan pisaunya ke pipi Diana, karena terus meronta Angel mencengkeram kuat rahang Diana.

"Lu-cas, udah selesai. Bagus kan?" ucap Angel bangga.

"Tangan lo mulus, gue kasih ukiran ya." Angel mengiris-ngiris tangan Diana brutal.

"Rambut panjang lo indah banget gue sampe iri loh, gue potong aja ya."

"Aaaa" Angel menarik kuat rambut Diana sampai kepalanya mendongak dan memotongnya dengan gunting rumput yang besar, sampai model rambut Diana tak karuan, dari tadi matanya tak henti-hentinya mengeluarkan air mata.

"Kaki lo juga mulus, gimana kalau gue lubangin ya? Hahahahha" Angel mengambil bor kecil dari meja dan mendatangi Diana lagi, dengan brutal Angel mengebor dibeberapa bagian kaki mulus Diana. Sampai-sampai lubang dikaki Diana mengeluarkan darah merah yang hampir menutup seluruh kaki putihnya.

Angel mengambil garpu dari meja, "Ini buat sentuhan terakhir sebelum kita selesai."

Dengan cepat Angel menghujam mata kanan Diana dengan garpu hingga darahnya mengalir membasahi pipi Diana.

"Aaaa" teriak Diana.

Angel merobek baju Diana, "Punya lo gedhe juga punya gue aja kalah, lo bikin gue iri deh. Cih, apaan coba gue iri sama lo, gak gak gak," Angel menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue akhirin aja gimana?" tanya Angel. Diana hanya bisa menggeleng dan menangis.

Pisau Angel hampir menusuk sampai di jantung Diana, tapi ia hentikan tepat didepan dada Diana karena mengingat sesuatu.

"Hampir aja lupa, lo mau bunuh gue pake racun kan? Berarti lo harus gue eksekusi pake racun juga, kan lo tamu istimewa gue hari ini. Jadi cara eksekusinya juga harus istimewa, kan gak lucu kalo tamu istimewa gue eksekusi dengan cara biasa aja,"

Angel menggeledah saku rok Diana dan menemukan sebotol racun yang ia cari.

"Lo mau bunuh gue pake ini kan? Sayangnya rencana busuk lo itu gagal. Jadi lo juga harus mati karena ini, gue udah muak liat wajah lo yang memuakkan," Angel memotong tali yang mengikat Diana.

Brugh, Diana jatuh kelantai dia tak meronta apalagi berteriak sekarang tenaganya benar-benar habis, tubuhnya tak berdaya hanya bisa pasrah pada ajal yang ada didepan mata.

Dia terduduk dilantai dibawah kaki Angel, Angel berjongkok dan menarik rambut pendek Diana sampai Diana mendongak menatap Angel. Angel mencengkeram kuat rahang Diana sampai terbuka dan menuangkan sisa cairan dalam botol itu.

Hanya beberapa detik Diana langsung memegangi tenggorokannya, nafasnya tercekat dan berhenti berhembus saat itu juga.

Untuk souvenir ke-473 sebaiknya gue ambil mata kirinya aja deh.

Eksekusi Istimewa Selesai.......

×××××××××××××××

Ketemu lagi sama cerita amatir saya...
Maaf kalo kurang dapet feel nya, masih harus banyak belajar.
Baru pemula,,,hehehehe

To Be Continue

Beautiful Psychopath (Dark Angel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang