PROLOG

295 52 14
                                    

Wanita itu berjalan mengendap endap dibawah temaram bulan purnama, matanya sesekali melirik sekitar berharap tidak ada yang membuntutinya. Menerawang setiap penjaga di istana, khawatir jika tiba tiba menyergapnya dari belakang.
Wanita itu berjalan perlahan melewati penjaga yang tengah tertidur di gerbang belakang, Ia memeluk erat buntalan yang Ia gendong yang  berisikan bayi mungil yang sangat cantik.

Wanita itu bernafas lega setelah berhasil melewati penjaga bodoh itu dan keluar dari istana, Ia melangkah dan terus melangkah menjauhi istana sampai ke arah hutan.
namun langkahnya terhenti saat sentuhan tangan dingin terasa di bahunya, ia ingin berbalik dan menatap siapa yang berada di belakangnya namun ketakutan melanda dirinya.

"Tuan putri mau kemana?"
Seketika wanita itu berbalik dan bernafas lega mengetahui bahwa yang menyentuhnya adalah dayang pribadinya sendiri.

"Putri Cellia, apakah ini Bayimu?"
Cellia pun tersenyum dan mengangguk menatap bayi di gendongannya yang masih tertidur pulas, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.
Ia menatap wanita yang berada di hadapannya, umur keduanya tidak berbeda jauh jika dilihat dari raut wajahnya yang seumuran.

"Mole, bisakah kau jaga bayiku? Aku tidak ingin anakku menjadi korban dari kekejian Ratu Iblis itu"
Mole menatap bayi mungil itu, tanpa basa basi mole segera mengangguk tanda menerima.
Ia tahu kekejian yang terjadi saat ini di kerajaan, bagaimana Ratu besar Alexa  yang tengah menyuruh seluruh prajurit bayarannya untuk membunuh semua bayi perempuan yang lahir dari kalangan apapun dan kerajaan manapun.
Semua itu dilakukannya hanya karena Ia bermimpi kerajaannya akan di ambil alih dan dikuasai oleh seorang gadis yang lahir pada bulan ini, dan lebih tepatnya lagi saat bulan purnama ini.
Dan gadis itu bisa menghancurkannya

Tiba tiba di tengah pembicaraan keduanya, terdengar suara ranting terinjak begitu jelas, keduanya saling membulatkan mata dan saling bertatapan satu sama lain. Sesegera mungkin putri Cellia memberikan bayi di gendongannya kepada Mole, dan menyuruhnya pergi.

"Cepat Mole! Aku mempercayakannya padamu"
Mole segera berjalan cepat ke tengah hutan, dan Cellia kembali meneteskan Air matanya melihat kepergian bayinya yang baru saja Ia lahirkan.

"Tunggu Mole!"
Suara berat dan dingin

baru saja Mole hendak memasuki semak belukar Ia segera terhenti dan berbalik menatap suara itu, begitupun dengan Cellia yang segera tertegun melihat keberadaan laki-laki gagah nan tegap itu memanggil Mole.

"Pangeran Austrin!" Mole menunduk di tempat

"Kanda, apa yang kau lakukan?"
Tanya Cellia pada Austrin yang tengah melangkah kearah Mole.
Kemudian Ia menatap pada bayinya yang berada di gendongan dayang pribadi istrinya itu.

"Aku ingin mencium anakku sebelum Ia pergi"
Austrin mengecup pipi dan kening bayi itu yang masih saja tertidur pulas, kemudian bayi itu menggeliat kecil.
Austrin melihat tanda bintang  berwarna biru di bahu anaknya, seraya menyelipkan kotak kecil di samping bayi itu.

"Aku akan menyuruh Jake membawamu pergi hingga aman!"
Mole mengangguk, kemudian Austrin memanggil Jake yang ternyata  berada di  balik pohon besar, Austrin tahu bahwa Jake dan Mole adalah sepasang kekasih dan termasuk orang kepercayaannya di istana.

"Aku percayakan putriku pada kalian, Aku akan mengasingkan kalian ke negeri yang amat jauh dan akan ku buatkan portal untuk menembus ke negeri ini. Semoga kerajaan ini segera aman dari para pembrontak! "

"Suatu kehormatan menjalani titah Anda Pangeran Austrin"
Ucap keduanya

"Kami akan menjaga putri sebaik mungkin, dan memberikan kasih sayang layaknya orang tua kandung"

Austrin tersenyum begitupun dengan Cellia, mendengar ucapan kedua orang kepercayaannya.

Seketika cahaya putih menyilaukan keduanya, membuat tangan mereka otomatis menutup mata menghalangi sinar itu. Saat cahaya itu menghilang, keduanya membuka mata dan menatap sekeliling daerah yang mereka pijak.

Keduanya masih berada di tengah hutan, namun dengan nuansa yang berbeda. Tidak ada pangeran Austrin dan putri Cellia di dekatnya, dan disini tumbuh pohon yang lebih besar tinggi dan rindang hanya sedikit cahaya yang masuk.

Keduanya menoleh kearah cermin yang berdiameter cukup tinggi dan lebar, dengan bingkai emas berukiran bunga kecil dan burung yang cantik. Jake menyentuh permukaan cermin, kemudia Ia merasakan getaran pada cermin itu.

"Ini portal yang pangeran buat"
ucap Jake lirih,
Mole menatap sekelilingnya dan kembali memeluk bayi mungil itu.

"Aku akan menjagamu seperti anakku sendiri"
Jake tersenyum mendengar ucapan kekasihnya, lalu keduanya membangun sebuah rumah kecil dari kayu kayu yang berada di hutan.
Dan keduanya hidup menjadi sepasang suami istri dalam hutan yang entah berada di negeri mana.

-
-
Namanya juga prolog, gak lumrah lumrah lah yak!😅

Satu dukungan kalian seribu energi buat Aku buat nulis
😊😊

Putri Bulan[ SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang