19

72 9 1
                                    

Enjoy my story 👑
                              😊

Mentari muncul di ufuk timur setelah berhenti dari peraduannya, kicau burung terdengar nyaring dan derit pohon yang berbunyi tergoyangkan oleh semilir angin di pagi hari,
Aroma dedaunan yang terbang di musim gugur tercium sangat jelas oleh Abel.

Para dayang tengah sibuk merias wajah Abel dengan balutan gaun indah dan make up serta aksesoris kerajaan, Grees ikut serta mendandaninya.

"Putri sangat cantik!"
Puji Grees seraya memasangkan aksesoris kecil berbentuk burung di kepala Abel.

"Jangan memanggilku seperti itu kak!"
Tukas Abel yang merasa tidak enak karena Grees selalu memanggilnya Putri.

Hannah berjalan gontai dengan wajah menunduk dan lengannya yang gemetar seraya meremas kain bajunya sendiri, Abel melihat sosok itu dari  cermin tengah berjalan menuju dirinya.

"Putri, maaf jika hamba selalu berkata kasar dan tidak menghormatimu. Ampuni hamba putri, hamba tidak tahu bahwa kau seorang putri mahkota.
Jika putri membenci hamba, hamba siap menerima hukuman apapun asalkan putri memaafkan hamba"
Ucap Hannah seraya berlutut menciumi kaki Abel yang tengah duduk di kursi rias, para dayang yang melihat hanya saling melempar pandang dan diam dengan pemikiran masing-masing.

"Bangunlah!"
Ucap Abel lembut seraya menyentuh punggung Hannah yang masih berlutut

"Hamba siap menerima hukuman apapun putri, hamba siap!"

"Aku sudah memaafkanmu, sekarang kau boleh berdiri!"
Ucap Abel sangat lembut

Hannah mendongakkan wajahnya dengan air mata yang masih memenuhi pipinya, Hannah sempat terkejut bahwa Abel memaafkannya semudah itu.
Bahkan tidak ada dendam sama sekali yang Hannah lihat dari sorot matanya, sorot mata yang begitu indah, menenangkan dan bercahaya.
Hannah sadar betapa bodohnya dia yang selalu melontarkan kata-kata kotor pada Abel, dia yang selalu melaporkan tindakan Abel sebagai wanita penggoda meski dayang lain tidak ada yang percaya.

Hannah kembali menangis dan menundukkan wajahnya, Abel menyentuh bahu Hannah dan seketika Hannah kembali mendongakkan wajahnya.

"Aku hanya ingin satu darimu!"
Hannah mengerutkan keningnya dan menyeka
sisa sisa air mata di pipinya.

"Apapun akan hamba lakukan!"
Ucap Hannah pasti

"Aku hanya ingin kau berhenti memberi penilaian buruk untuk setiap orang!"
Hannah mengembangkan senyumnya dan matanya yang kembali berkaca kaca.

"Bolehkah hamba memeluk putri?"
Tanya Hannah sopan, Abel mengangguk perlahan.

Hannah segera merengkuh tubuh Abel dan memeluknya erat, para dayang menyaksikan dengan perasaan haru dan takjub.
Mereka sangat bersyukur memiliki putri mahkota seperti Abel, mungkin inilah cara tuhan membebaskan mereka dari Alexa yang selalu memberi perintah semaunya dan kasar.
Tapi bagaimanapun kejayaan ini bukanlah untuk selamanya, Alexa hanya pergi sesaat dan Ia pasti akan kembali kapanpun.
Entah mungkin akan kembali terjadi perang besar, karena bagaimanapun Alexa paling tidak suka ada gadis lain yang melebihi kecantikan dan kekuasaannya.

👑👸👑

"Ibu, apakah Aku masih bisa memanggil kakak? Apakah Aku masih bisa bermain bersamanya? Apakah Aku akan selalu di peluknya?"
Tanya Clarry parau saat Ia tengah di dandani ole Mole, dengan gerakan lihai Mole hanya tersenyum tipis seraya merangkai rambut indah milik Clarry dengan beberapa hiasan classic.

"Ibu, andai kita masih di rumah. Pasti Aku dan kakak sedang berlarian asyik di hutan. Kita memetik berry, mengejar kupu-kupu, bernyanyi bersama burung dan-"
Clarry tidak melanjutkan ucapannya saat Ia melihat Mole yang menghentikan aktivitas meriasnya, Mole menundukan wajahnya menahan isak yang akan pecah.
Ia benar-benar merindukan keadaan itu, namun sejauh apapun kita berlari takdir akan selalu ada di hadapan kita.

Putri Bulan[ SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang