10

100 15 0
                                    

Alexa berjalan menyusuri taman istana di iringi oleh Arnold dan Eric, menyentuh setiap bunga yang mekar dan sesekali menciumnya dengan kesal.

"Aku lelah hanya berkeliling, Aku ingin melihat keadaan Percyku!"
Ucap Alexa lantas berbalik menuju kamar Percy, namun dengan segera Eric dan Arnold menghadangnya dan kembali memberikan ocehan-ocehan agar Alexa mengurungi niatnya.

Dengan lemah, Alexa membuang napasnya kasar.
Ia tidak tahu apa yang di rencanakan kedua pria ini, namun Alexa yakin mereka sedang menyembunyikan sesuatu.

"Yang mulia ratu, Aku lupa! paman menitipkan salam padamu!"
Ucap Arnold seraya tersenyum, Alexa menaikkan sebelah alisnya.

"Apa saja kegiatannya setelah pensiun dari jabatan Jendral?"
Tanya Alexa lirih dan sedikit ragu, Arnold berpikir apa yang Ia katakan selanjutnya.

"Begitulah, Ia memilih istirahat saja dan selalu memintaku untuk menitipkan salam padamu!"
Jawab Arnold, Alexa sedikit merona namun kembali datar.

Jendral Cadmus pensiun setelah peperangan kedua melawan kerajaan Maraville, Ia memilih untuk istirahat dirumah karena memang tubuhnya sudah tidak terlalu kuat dan Ia memberikan pedang naganya kepada Percy.

Cadmus memang memiliki perasaan kepada Alexa dan Alexa pun tahu mengenai itu, bahkan keduanya pernah saling menjalin hubungan sampai akhirnya Alexa menikah dengan Holland dan memilik anak Austrin. Namun setelah Austrin berusia tiga tahun Holland meninggal karena penyakit yang tidak ada penawarnya, Holland sendiri memiliki kelebihan mampu membuat portal menuju negeri manapun dan kemampuan itu diturunkan kepada Austrin.

Tiba-tiba orang yang sedang dibicarakan oleh Arnold muncul di hadapan mereka, Alexa membulatkan matanya dan menatap Cadmus yang kini tengah berdiri menatapnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"
Tanya Alexa heran

"Aku mendapat kabar bahwa kaisar tengah terbaring sakit, Aku ingin melihat keadaannya!"
Ucap Cadmus lirih, Alexa tersenyum tipis dan mengajak Cadmus menuju kamar Percy.

Arnold dan Eric saling melempar pandang dan menepuk jidat masing-masing, keduanya hanya berharap Abel sudah pergi dari kamar itu.

"Paman, kenapa kau tidak bilang akan kesini. Aku akan menjemputmu jika begitu!"
Ucap Arnold

"Paman juga bisa meminta pengawal lain kan untuk mengantarkan, tidak perlu menemui ratu!"
Sambungnya

"Diam, mulutmu sangat berisik!"
Ucap Alexa dingin, Arnold segera mengunci mulutnya sedangkan Eric masih terkekeh melihat ekspresi masam Arnold.

*

Abel benar-benar tidak bisa bergerak, Percy mengunci tubuhnya dengan kuat.

Astaga, Apa dia benar-benar tidur !!
Tuhan sadarkan dia agar cepat bangun!

Abel merasa malu karena saat itu Raja Austrin tengah menatapnya, Perlahan Percy melepaskan pelukan itu dan dengan cepat Abel memanfaatkan keadaan itu untuk keluar dari dekapan Percy.

Abel bernapas lega setelah berhasil terbebas dari pelukan itu, Ia menatap malu kepada Austrin yang melihat kejadian tadi.

"Maaf yang mulia, hamba sama sekali tidak bermaksud mengambil kesempatan itu!"
Ucap Abel lirih seraya membungkuk, Austrin mengulum senyum dan menyentuh pundak Abel.

"Aku tahu itu!"
Ucap Austrin lirih

Tiba-tiba keduanya melihat pergerakan tubuh Austrin, kemudian bibirnya terlihat kembali berwarna pink dan bergetar.

"A-bel!"
Terdengar nama itu keluar dari mulut Percy, Austrin sedikit menyipitkan matanya mendengar itu.

Sebelumnya Ia hanya berbohong ketika berkata pada Abel bahwa Percy memanggilnya, namun kini hal itu benar terjadi di hadapannya dan Austrin kembali menyimpulkan bahwa Percy pun menaruh hati pada Abel.

Putri Bulan[ SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang