22

78 6 0
                                    

Awan putih bagaikan kapas yang berhamburan di atas sana, menampakkan siluet indah nan lembut.
Angin menerbangkan dedaunan kering yang melayu, membiarkan semuanya berlarian tak tahu arah.

Di balik gorden yang tertutup, dua sosok wanita tengah bercengkerama dengan sebuah buku besar di genggamannya.

Mole masih memerhatikan dengan jelas apa yang di bicarakan Grees, meski Ia masih sedikit tidak mengerti dan berusaha memahami Itu semua.

Grees menerangkan dengan jelas mengenai isi buku yang sebelumnya pernah Ia baca tersebut.
Ya, buku Itu adalah buku yang mengisahkan tentang bulan dan seorang dewi.

"Dari mana kau memiliki buku itu?"
Tanya Mole

"Ini pemberian Ayahku!"
Jawab Grees lirih

"Aku baru percaya bahwa mitos sang titisan dewi bulan itu ada!"
Ucap Mole seraya menepuk keningnya pelan.
Ia masih tidak percaya bahwa Abel lah sang titisan itu, bagaimana bisa Ia tidak mengetahui sama sekali keistimewaan Abel selama ini.

"Apa hanya itu kemampuan sang dewi?"
Tanyanya masih penasaran

Mole memang pernah mendengar isu mengenai sang dewi bulan, dan yang Ia ketahui sang dewi memiliki banyak sekali kemampuan magic dan supranatural namun tidak menutup kemungkinan bahwa titisan nya pun bisa saja memiliki kemampuan sepertinya bahkan lebih.

"Aku tidak tahu mengenai hal itu!"

"Karena sebagian buku ini hanyalah lembar kosong! "
Sambungnya,  Mole mengerutkan keningnya dalam.

"Tidak mungkin!"

"Lihatlah, hanya kalimat ini Yang terakhir! "
Ucapnya seraya menunjuk kepada tulisan yang tertera.

"Bibi bisa membacanya?"

Mole memang sedikit kesulitan untuk menerjemahkan aksara pada buku ini, karena tulisan pada buku itu sama sekali berbeda dengan tulisan biasanya.
Tulisan itu tampak seperti akar yang meliuk tak beraturan, namun entah bagaimana Grees mampu membacanya.

"Bisakah kau bacakan? "
Grees mengangguk lemah

"Tentu saja, mungkin ini sebuah teka teki dan semoga saja bibi mampu memecahkannya. Dan  sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan bait ini!"

Grees mulai menatap catatan tersebut seraya mengerutkan keningnya.

"Putus asa bukanlah kunci dari segalanya, namun putih ada karena hitam.
Dan kekosongan hanya tampak pada kegelapan!"
Grees terus mengulangi kalimat itu

"Sungguh Aku baru sadar bahwa ini benar-benar kuncinya!"
Ucap Grees Antusias

"Aku semakin tidak mengerti!"
Ucap Mole lemah

"Bibi, kalimat terakhir. Kekosongan hanya akan tampak pada kegelapan! "

"Aku mengerti sekarang!"

"Maksudmu kau akan membacanya di tempat yang gelap? "
Ucap Mole asal

Grees mengangguk pasti, Ia beranjak dari duduknya dan menatap pintu kamar mandi yang tak jauh di sudut ruangan.
Kali ini Mole benar-benar tidak ingin menebak, Ia yakin Grees akan membacanya di kamar mandi dengan mematikan lampu tersebut agar gelap.

"Aku ikut! "

Saat keduanya hendak melangkah, tiba-tiba saja terdengar seseorang mengetuk pintu dari luar.

"Kak Grees! Apakah ada bibi Mole? "
Teriak suara dari luar

"Ya!"
Jawab Grees dengan suara yang tak kalah keras

Putri Bulan[ SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang